Dituduh Mandul Tapi Mengandung Anak Kakak Ipar

Setelah di atas ranjang Farel membuka selimut yang membungkus tubuh Realina lalu dia membuka atasan yang dikenakan oleh Realina. Farel pun masuk ke dalam selimut lalu menyelimuti mereka berdua dengan Farel yang memeluk tubuh Realina kulit antar kulit.

"Mas Farel dingin" keluh Realina dengan memeluk tubuhnya sendiri.

"Iya sebentar" Farel memeluk tubuh Realina dengan semakin erat tidak lupa juga menggunakan selimut dua lapis tadi.

Akhirnya lama-kelamaan tubuh Realina mulai kembali ke suhu normal. Farel pun akhirnya bisa bernafas lega, entah karena nyaman atau memang sudah mengantuk Farel pun juga ikut tertidur dengan kondisi yang masih memeluk tubuh Realina dengan keadaan bertelanjang dada.

Di pagi hari yang cerah ini, dua orang itu masih sibuk bergelung dengan selimut dan masih berada di alam mimpi. Setengah jam kemudian Realina mulai mengerjapkan matanya menyesuaikan dengan cahaya yang masuk disela-sela gorden jendela.

"Eungh...kenapa gerah sekali pagi ini? ouh ternyata selimut ini yang membuatku kegerahan" Realina menyibak selimut yang membungkus tubuhnya tanpa sadar keadaannya saat ini setengah telanjang.

Posisi Realina yang membelakangi Farel dan belum sepenuhnya sadar pun mulai meregangkan tubuhnya. Saat membalikkan tubuhnya Realina baru sadar ada Farel yang tidur di sampingnya dengan bertelanjang dada bahkan tangannya saat ini bertengger mulus di pinggangnya.

"Akh...apa yang kamu lakukan disini mas?!" teriak Realina kaget, bahkan Realina juga menendang tubuh Farel sampai jatuh ke lantai.

Farel yang semula masih tertidur pulas langsung kaget saat merasakan tendangan kaki Realina yang sangat kuat. Mata yang masih terpejam tadi pun langsung terbuka lebar saat ini.

"Rea kenapa kamu menendang ku begitu kuat? haduh bokongku sangat sakit" keluh Farel dengan mengusap pantatnya.

"Maaf mas aku hanya refleks saja saat melihatmu yang bertelanjang dada dan tidur di satu ranjang yang sama."

"Sebelum itu coba kamu tutup tubuh bagian atasmu yang hanya tertutup oleh bra saja" mendengar ucapan dan tatapan Farel telat pada dadanya, Realina pun melihat arah pandang Farel.

Alangkah kagetnya Realina ternyata tubuh bagian atasnya hanya tertutup bra saja. Realina segera menarik selimut hingga sebatas leher.

"Jangan bilang kamu yang melepas bajuku mas?" tuding Realina.

"Iya memang aku yang melakukannya" jawab Farel jujur.

"Kenapa kamu melakukan ini kepadaku mas? sungguh kamu orang yang jahat sekali dan mesum" dengan melampiaskan rasa malu dan marahnya, Realina melemparkan guling dan bantal ke arah Farel.

"Rea kamu ini apa-apaan sih?!" Farel segera menghentikan tindakan Realina itu dengan mencekal kedua tangannya.

"Kamu seharusnya berterima kasih kepadaku karena telah menolongmu bukan malah menendang dan melempari ku dengan bantal seperti tadi."

"Kenapa aku harus berterima kasih kalau kamu melecehkan ku seperti ini, bukannya memang sudah sepantasnya aku melakukan semua itu kepadamu mas?" ucap Realina dengan sengit.

"Kamu tidak ingat dengan kejadian semalam, kamu semalam kedinginan parah bahkan dua selimut tebal pun tidak mampu menghilangkan dingin yang semalam kamu rasakan, karena pikiranku buntu aku memilih opsi untuk memeluk tubuhmu kulit antar kulit agar bisa menyalurkan suhu panas ku kepadamu" jelas Farel panjang lebar.

Realina yang mendengar itu pun menjadi merasa bersalah karena melakukan hal tadi kepada Farel. Tapi untuk meminta maaf saat ini pun Realina sudah tidak mempunyai muka karena menuduh Farel seperti itu.

Farel yang sudah terbawa amarah pun segera mengambil kemeja dan memakainya dengan cepat lalu segera berlalu pergi dengan langkah pelan sambil menahan rasa sakit pada pantatnya.

"Mas Farel tunggu dulu!" teriak Realina mencoba menghentikan Farel tapi tidak didengar Farel sama sekali.

Semakin mendalam lah rasa bersalah dalam hati Realina. Dia akan segera bangun dan mengejar Farel, tapi disaat Farel yang tengah emosi seperti ini Realina menjadi takut untuk menghadapinya.

Mungkin nanti siang saat sekalian mengantarkan makanan dia akan ke kantor Farel untuk meminta maaf dengan sungguh-sungguh kepada Farel. Maka dari itu Realina berencana belanja bahan makanan yang masih segar untuk Farel nanti.

"Iya aku harus pergi ke pasar saat ini untuk mendapatkan bahan makanan yang segar untuk mas Farel, sekarang aku harus segera bersiap."

Dengan semangat Realina segera bersiap, setelah selesai Realina segera keluar dari apartemen lalu mencari angkot yang menuju ke pasar. Sampai di pasar Realina segera belanja bahan yang di perlukan, setelah semuanya komplit Realina mencari angkot kembali.

Apakah memang hari ini adalah hari sial untuk Realina, baru saja akan menyetop angkot yang berada di belakang sebuah mobil hitam mewah yang melintas. Mobil mewah itu pun berhenti tepat di depan Realina, lalu pada kaca pada kursi penumpang terbuka menampilkan wajah sombong Rinta.

"Wah ternyata sekarang derajat kamu memang sudah turun drastis dilihat dari pakaian dan tempat belanja kamu saat ini, kamu sekarang belanja di tempat yang kotor dan kumuh seperti ini?"

"Tempat ini tidak kotor dan kumuh sama sekali, mata kamu bisa melihatkan tempat ini bersih dan sangat terawat."

"Cih...memang kalau orang miskin seperti itu tidak ingin direndahkan sama sekali."

"Memang sekarang kamu orang kaya? bukan berarti kamu dipungut oleh mas Keanu kamu bisa berpikir bisa memiliki hartanya."

"Tapi kan memang sekarang aku menikmati hartanya, kamu tidak lihat sekarang aku diantar jemput oleh supir pribadi. Memang waktu itu kamu diperlakukan seperti aku? tidak kan?" ucap Rinta bertambah sombong.

"Jadi perempuan pungutan dari club saja kamu bangga dan bisa besar kepala seperti ini" cibir Realina dengan memandang wajah Rinta sinis.

"Jaga mulutmu ya wanita mandul!" teriak Rinta tidak terima.

"Mbak kamu jadi naik angkot apa tidak ini?!" teriak kenek angkot yang diberhentikan Realina tadi.

"Sebentar mas saya akan membereskan masalah saya dulu."

"Halah lama" kenek itu kembali masuk dan angkot pun mulai berjalan meninggalkan Realina.

"Ck...ck...kasihan sekali kamu saat ini sudah turun derajat sekali, belanja di pasar tradisional serta pergi pun naik angkot. Rea ternyata kamu saat ini sungguh hidup kesusahan ya?" Rinta menggelengkan kepalanya sambil cekikikan.

"Sudah puas kamu menghinaku hari ini?" Realina sudah tidak mau membalas perkataan Rinta bukan berarti kalah, Realina hanya mencoba mengalah saja dengan wanita gila satu itu.

"Sekarang aku sudah cukup puas menghinamu, aku sangat senang melihat penderitaanmu kali ini. Bye aku pulang dulu menggunakan mobil mewah ini, sana kamu mencegat angkot lagi untuk pulang ke rumahmu, ups...mungkin kamu sekarang tinggal di kolong jembatan kan?"

Selepas mengatakan itu Rinta menutup jendelanya dan mobil pun mulai melaju, entah sengaja atau tidak mobil yang dinaiki Rinta mencipratkan air genangan kotor yang ada tepat di depan Realina.