Kehidupan Alexa dibuat berubah sejak kedatangan lelaki yang berhasil membuat setetes air matanya jatuh dipertemuan pertama mereka. Dalam kekosongan hidupnya, Alexa menemukan Elio lelaki yang mengubah segalanya. Bersama Elio, ia merasakan kebebasan dan kenyamanan yang tak pernah ia miliki sebelumnya. Meskipun banyak yang memperingatkannya tentang sisi gelap Elio, hatinya menolak untuk percaya. Namun, ketika sebuah peristiwa mengguncang dunia mereka, keraguan mulai merayap masuk, memaksa Alexa untuk mempertanyakan pilihannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Annisa Putri Sofiyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reckless
Elio, Calvin, Bryan dan Hiro baru sempat datang kekantin, bel istirahat makan siang berbunyi beberapa menit yang lalu, terlihat bangku kantin yang kini sudah terisi penuh. Elio mengendarkan pandangannya kearah sekitar menangkap seseorang yang Ia kenali lalu datang menghampiri diikuti teman-temannya dibelakang. Menarik salah satu bangku yang tersisa lalu duduk diatasnya.
"Boleh Gue duduk disini?" ucap Elio menempati salah satu kursi yang ada disana.
"Udah Lo dudukin duluan Kak"
"Maksudnya temen Gue ikut gabung"
"Silahkan" ucap Alexa dengan gerakan mata mempersilahkan ketiganya untuk ikut bergabung juga.
Kini meja sudah terisi penuh ileh keenam orang Alexa disampingnya Ghea, dan disebelahnya Calvin berhadapan dengan Elio, Bryan, dan Hiro didepannya.
"Kalian udah saling kenal?" tanya Calvin membuka pembicaraan.
"Kenalin Ini Alexa" ucap Elio memperkenalkan Alexa kepada teman-temannya.
"Al ini Calvin, Bryan, dan.." belum sempat Elio menyelesaikan ucapannya terpotong oleh Hiro.
"Gue Hiro" Hiro mengulurkan tangannya didepan Alexa yang disambut oleh Alexa jabatan tangannya itu.
"Gue Alexa, kenalin ini Ghea" ucap Alexa memperkenalkan temannya itu.
Mereka baru saja menyelesaikan makan siang, tapi tidak ada satupun dari mereka yang berniat untuk kembali kedalam kelas.
"Malam ini Jay ngajak tanding ba.." belum selesai Bryan menyelesaikan kalimatnya Calvin langsung menyela ucapannya.
"Jangan bahas itu disini" peringat Calvin kepada temannya itu.
Suasana menjadi canggung ditambah tatapan tajam Elio kepadanya membuat Bryan meminta maaf.
"Sorry" ucap Bryan merasa bersalah.
Bel tanda pergantian jam pelajaran berdering Alexa bangkit dari duduknya berniat kembali kekelas.
"Udah bel kita pamit kekelas Kak" ujar Alexa menarik lengan Ghea.
"Duluan Kak" ujar Ghea mengikuti langkah Alexa.
Alexa baru saja menyelesaikan lesnya sebelum pulang Ia berniat membeli cemilan diminimarket tapi kebetulan dirinya malah berpapasan dengan Hiro temannya Elio, yang pernah diceritakan oleh Ghea yang konon dikenal playboy disekolah.
"Hai Kak" sapa Alexa.
"Eh Alexa sendirian aja"
"Iya baru selesai les deket sini, Kak Elio mana Kak?" tanya Alexa.
"Ini mau ketemu Elio sama yang lain" ujar Hiro memberitahu tujuannya.
"Oh ya? lagi kumpul?" tanya Alexa basa basi.
"Iya mau ikut?" tawar Hiro.
Mengetahui rumor lelaki itu disekolah membuat Alexa agak berwaspada dengannya tapi mengingat kalau guru privatnya yang tidak bisa datang hari ini, ditambah kedua orang tuanya yang sedang berada diluar kota terkait urusan pekerjaan membuatnya tergiur menerima ajakan tersebut.
"Boleh deh kak" ucap Alexa mengiyakan tawaran tersebut.
Malam itu, motor yang ditumpangi keduanya melaju melintasi jalanan dikedua sisi hanya ada dinding beton yang monoton, menjadi sebuah terowongan. Hingga dentuman musik yang keras mulai terdengar, mereka sudah sampai pemandangan suram berubah seketika.
Deretan motor yang dimodifikasi. Orang-orang bergerombol di sekeliling, beberapa dari mereka menggerakkan tubuh mengikuti ritme musik sementara yang lain berbisik tawa membentuk kerumunan.
Di tengah keramaian, asap rokok menyelimuti udara, bercampur dengan aroma minuman beralkohol yang meresap. Arena balap itu membentang luas, jalur balap terhubung langsung dengan jalan raya sepi, dikelilingi pepohonan besar yang berdiri kokoh.
Alexa tak menyangka jika tempat yang dimaksud oleh Hiro adalah arena balap liar. Meski begitu mereka tidak perlu takut identitas mereka diketahui oleh publik karena ada penjagaan ketat didalamnya. Banyak diantara mereka yang merupakan anak dari artis, pejabat, pengusaha, dan anak dari orang-orang berpengaruh lainnya.
Mereka turun dari motor menghampiri kedua orang yang berada dihadapannya. Alexa dibuat terkejut dengan kehadiran Calvin ditempat itu, kalau Bryan Ia sudah tidak heran lagi mengingat reputasi lelaki tersebut disekolah, tapi tunggu Ia tidak melihat kehadiran Elio disekitarnya, alasan dibalik keberadaannya ditempat ini.
Saat motor-motor bersiap di garis start, penonton berdesakan di sisi, Suara mesin motor bergemuruh membelah udara, menandakan dimulainya balapan yang sudah dinanti-nantikan oleh puluhan penonton disekitar tribun.
Di lintasan yang membentang lurus di depan, aspal hitam mengkilat diterpa sinar cahaya lampu. Para Pembalap dengan warna motor yang berbeda berkumpul di garis start. Seorang gadis dengan pakaian seksi berada ditengah diantara mereka memegang sebuah bendera yang akan dilemparkannya sebelum jatuh ketanah pertanda dimulainya balapan.
Elio memegang erat stang motor ditangannya, dengan mata fokus menatap kedepan, menunggu detik-detik bendera dijatuhkan ketanah.
Saat bendera jatuh menyentuh tanah suara knalpot menggelegar seiring motor-motor melesat secara bersamaan. Asap tipis mengepul dari ban yang menyentuh aspal dengan kecepatan tinggi. Roda depan motor sedikit terangkat, menandakan kekuatan tenaga yang tersalurkan dari mesin ke roda belakang. Teriakan penonton samar-samar terdengar di kejauhan, teredam oleh suara angin dan kecepatan.
Di tikungan pertama, para pembalap mulai menunjukkan keterampilan mereka. Motor-motor itu berbaris rapat, hampir menempel satu sama lain. Elio pembalap dengan motor berwarna hitam mengambil posisi dalam, memaksa lawan-lawannya untuk memperlebar tikungan. Helmnya yang hitam berkilat saat ia menurunkan tubuhnya, hampir menyentuh aspal, sementara lututnya melayang beberapa sentimeter dari permukaan jalan. Suara gesekan ban dengan aspal berbunyi melengking, seperti suara pisau tajam yang diadu dengan batu.
Elio memilih jalur luar, mengambil risiko besar dengan kecepatan tinggi di tikungan. Ia berusaha mendekati lawan didepannya dengan memperhitungkan setiap detik, setiap sudut tikungan. Keringat mengalir dipelipisnya. Konsentrasinya terpusat, matanya menatap jauh ke depan, memindai setiap gerakan lawan di depannya, mencari celah kecil untuk menyalip.
Memasuki lintasan lurus berikutnya, Elio menarik lebih kuat handle motor, angka dispeedometer kembali naik, membuat motor melesat dengan kecepatan penuh. Angin menerpa keras tubuh Elio, mengguncang jaket kulit berwarna hitam yang tengah dikenakannya sehingga membuat suara berdesir di telinga. Ditengah kebisingan, Elio tetap tenang, tangan dan kakinya bekerja sama mengendalikan motor yang meluncur dengan cepat di atas aspal.
Di tikungan terakhir, pertarungan semakin sengit. Lawannya dengan motor berwarna merah masih memimpin, tetapi Elio semakin mendekat. Elio menurunkan gigi, motor meraung, dan di detik terakhir, Ia masuk dari sisi dalam tikungan, mendahului lawannya yang terlihat sedikit kehilangan keseimbangan ditikungan tajam tersebut.
Ketika garis finish semakin dekat, dua motor itu melaju beriringan, dipisahkan dengan jarak bebera meter. Penonton berdiri dari tempat duduk mereka, menyaksikan dengan napas tertahan. Dunia disekitar ikut melambat seolah ikut menanti momen tersebut, motor Elio melesat dengan sangat cepat, bannya yang lebih dahulu melewati garis finish, dan sorak-sorai meledak memenuhi udara. Pertarungan balap motor telah selesai, tetapi sensasi adrenalin dan hawa pertarungan masih terasa di udara.
Calvin, Bryan dan Hiro datang mendekat kearah Elio berada, diikuti langkah Alexa yang ikut berjalan mendekat. Keempatnya bertos ria seolah ikut merayakan kemenangan Mereka terkecuali Alexa yang hanya diam menyaksikan.
Elio membuka helm full face miliknya menyisir rambutnya yang acak-acakan menggunakan jari, tatapan tajamnya bertemu dengan netra milik Alexa, Elio turun dari motornya.
"Siapa yang ngajakin Lo kesini?" ucap Elio yang berhasil membuat suasana menjadi tegang.
"Gue yang bawa Alexa kesini" ujar Hiro berinisiatif mengambil suara membuat otot disekitar rahang Elio menjadi ketarik tanda Ia sedang menahan emosi.
"Kenapa Lo bawa Dia kesini?" ucap Elio mengusap wajahnya kasar.
"Gue yang minta Kak, Kita ketemu didepan minimarket dekat tempat les Gue" ucap Alexa berusaha menjelaskan.
Penjelasan Alexa cukup membuat raut wajah Elio berangsur melunak.
"Naik kita pulang" ucap Elio memakai helmnya kembali, naik keatas motornya.
"Gamau baru juga datang masa langsung pulang"
"Naik Alexa tempat Lo bukan disini" tegas Elio menekankan setiap kata dalam kalimatnya.
Sikap Elio yang seolah tidak mau dibantah membuat Alexa mau tidak mau mengikuti keinginan pria tersebut.