Jika di kehidupan sebelumnya Rania sangat mencintai suaminya, maka di kehidupan kali ini Rania akan mengabaikan suaminya.
Suami di kehidupan sebelumnya yang di rumor kan menjalin hubungan dengan seorang pria.
Akibat rumor yang terus berkembang tersebut lah Rania harus mengalami kecelakaan hingga meninggal di tempat dan kemudian mengulang kehidupan nya kembali ketiga tahun sebelumnya.
yukk jangan lupa di baca sampe tamat yaaa📍📍📍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Bukan Impoten
Iringan musik DJ yang membuat suasana di club malam menjadi sangat meriah kini menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung.
Tak luput oleh para bartender yang terlihat sibuk wara-wiri mengantarkan pesanan wine di beberapa tempat yang berisikan orang-orang berduit yang haus akan hingar bingar kota.
"Kita bersenang-senang terlebih dahulu disini tuan Suga. Mari kita bersulang demi kerjasama yang akan terjalin untuk beberapa tahun ke depan," ucap Tuan Purnomo dari perusahaan abcd dengan mengangkat satu sloki minuman yang memabukkan tersebut.
Suga yang sebenarnya tidak kuat akan minuman beralkohol pun segera menolak minuman haram yang tersaji di depan nya.
"Maaf tuan Purnomo, saya sudah lama berkomitmen untuk tidak lagi menyentuh minuman seperti ini. Biar anak buah saya yang memesan minuman baru yang lebih menyehatkan untuk kita semua," ucap Suga dengan halus agar tidak menyinggung calon investor nya tersebut.
"Hahaha ... Kita semua sudah sama-sama dewasa Tuan Suga. Kita ini kan sedang berada di club malam. Sudah semestinya jika kita meminum minuman seperti ini di temani dengan wanita-wanita cantik pula. Tuan Suga juga boleh memilih para wanita yang ada di tempat ini siapa pun itu untuk menemani malam yang memabukkan ini. Termasuk penari striptis yang tengah meliuk-liuk itu," ucap Tuan Purnomo dengan menunjuk dimana penari striptis itu berada.
Penari striptis mana yang tidak cantik dan menggoyahkan iman kaum pria? Hanya menatap lekuk tubuhnya yang terlihat hampir telanjangg saja membuat pria mana pun meneteskan air liur dengan tatapan liar nya.
Suga yang sekilas melihat kemana arah telunjuk Tuan Purnomo pun segera memalingkan muka.
"Maaf Tuan Purnomo seperti yang anda ketahui jika saya sudah memiliki istri yang saya cintai. Jadi tidak mungkin jika hati saya ini berdebar hanya dengan melihat pemandangan hina seperti itu," ucap Suga dengan mencoba menahan kesal karena memiliki calon investor yang mencoba mempengaruhi nya ke jalan sesat.
"Hahaha .. jangan munafik. Istrimu itu tentu tidak akan mungkin marah kalau ini semua demi masa depan perusahaan kalian kan? Istri pertama ku saja tidak merasa keberatan karena aku ini memiliki banyak istri. Pada dasarnya para wanita yang di butuhkan dari para pria nya itu hanyalah uang nya saja. Cinta itu nomer kesekian," ucap Tuan Purnomo dengan bangga nya jika memiliki banyak wanita yang membuat Suga semakin menahan rasa mual nya mendengar ocehan yang sudah keluar dari jalur semestinya.
"Mohon maaf Tuan Purnomo. Mari kita langsung saja ke inti tujuan dari meeting kita disini," sanggah Suga dengan cepat agar calon investor nya tersebut tidak lagi berbicara di luar batas konteks yang sebenarnya.
"Hahaha .. baiklah sebelum kita benar-benar masuk ke poin awal kerja sama kita, mari kita bersulang sekali saja," ucap Tuan Purnomo menyodorkan segelas whiskey dengan tanpa memperdulikan raut wajah Suga yang sudah nampak kesal.
Suga yang tidak lagi ingin berdebat lebih lanjut pun segera meneguk minuman tersebut hingga tandas yang membuat Tuan Purnomo menyeringai puas.
Sedangkan Adrian yang melihat atasan nya yang sudah meminum segelas minuman beralkohol pun menjadi sedikit was-was.
"Hahaha .. sebenarnya entah Tuan Suga itu benar-benar sangat mencintai istrinya ataukah isu impoten nya itu benar adanya makanya seperti tidak tertarik dengan para wanita cantik yang ada disini. Sayang sekali jika tuan Suga menikah hanya untuk menutupi kedok bahwa Tuan Suga adalah impoten itu benar adanya. Bagaimana ya? Aku jadi ragu untuk menjadi investor di perusahaan Tuan Suga kalau begini adanya," ucap Tuan Purnomo dengan senyum sinisnya tersebut yang membuat Suga emosi seketika.
"Apa maksud Tuan Purnomo berkata demikian?? Hanya karena saya menolak para wanita yang anda suguhkan maka dari itu dengan seenaknya anda merendahkan saya seperti itu?! Kurang ajar!" Seru Suga dengan segera hendak menghajar Tuan Purnomo.
Namun seolah Adrian paham dengan atmosfer yang ada, dengan sigap dirinya segera mencekal dan menahan tubuh atasan nya tersebut agar tidak bertindak yang merugikan untuk atasan nya tersebut yang pasti berimbas pada perusahaan.
"Tuan Suga, tenanglah. Anda sudah cukup mabuk. Jadi jangan bertindak gegabah jika masih ingin memiliki investor di perusahaan abcd," cegah Adrian yang sudah was-was karena Tuan nya tersebut tidak membawa bodyguard satu pun dalam pertemuan bisnis yang mungkin bisa terlibat dalam perkelahian.
"Hah! Untuk apa aku bekerja sama dengan pemilik perusahaan yang bertampang cabul seperti dia! Sudah perut buncit! Rambut sudah banyak uban! Masih suka berbuat seenaknya," jawab Suga dengan balik menatap sinis Purnomo.
Purnomo yang mendengar ucapan menohok dari mulut Suga nampak terbakar jenggot nya hingga dengan emosi yang memuncak Purnomo pun melayangkan botol whiskey yang masih tersisa separuh tersebut ke arah Suga.
Suga yang kaget melihat tindakan Purnomo pun reflek menghindar. Namun serpihan kaca botol yang nampak berserakan tersebut ada yang mengenai pipi Suga hingga meninggalkan goresan yang cukup dalam.
Adrian yang tidak ingin atasan nya terlibat kekerasan lebih lanjut pun segera menarik atasan nya tersebut untuk keluar dari club malam dengan sesegera mungkin.
"Tuan! Ayo cepat masuk ke dalam mobil! Cepat! Sayangi nyawa Tuan! Saya juga tidak ingin mati konyol disini karena di keroyok oleh para algojo Tuan Purnomo!" Hardik Adrian yang nampak kalang kabut karena Suga yang sempat membalas melempar botol whiskey penuh hingga mengenai kepala Tuan Purnomo yang membuat para bodyguard mengejar keduanya.
Namun seolah Dewi Fortuna masih memihak keduanya. Entah mengapa, para bodyguard milik Purnomo tersebut seperti tertahan di dalam club' malam tersebut hingga tidak lagi mengejar keduanya.
"Haih, syukur lah Tuan. Kita selamat," ucap Adrian begitu mobil memasuki gerbang mansion milik Suga.
"Pulanglah dan bawa saja mobilku. Jangan lupa rahasia kan masalah ku ini dari istriku atau siapa pun itu," ucap Suga dengan memegangi kepalanya yang terasa sangat pening karena dirinya yang tidak kuat akan toleransi minuman beralkohol.
Tubuhnya yang berjalan sempoyongan tersebut segera di sambut oleh kepala pelayan yang segera memapahnya hingga ke depan pintu kamar milik tuan nya.
Rania yang melihat keadaan Suga pun nampak terperanjat. Bau alkohol yang menyengat dari tubuh Suga pun tidak lagi bisa di tutupi. Goresan di pipi kiri Suga pun terlihat dengan sangat jelas dan meninggalkan bekas darah yang sudah mengering.
"Ran, aku bukan pria impoten kan?? Mengapa orang gila itu harus menghinaku seperti itu, Ran??" Oceh Suga di tengah rasa mabuknya dengan kedua telapak tangan yang memegangi wajah Rania.
Rania yang sudah mengetahui jika kejadian serupa di kehidupan nya yang dulu kini hanya bisa menghela nafas dan berusaha menenangkan suaminya tersebut.
"Sudahlah Suga. Jangan dengarkan omongan orang gila itu. Katakan padaku untuk saat ini agar perasaan mu menjadi lebih tenang, apa yang harus ku lakukan pada orang gila yang telah menghinamu itu?" Tanya Rania dengan wajah serius.
"Haih, jika aku mampu sih aku ingin pemilik perusahaan abcd yang gila itu segera bangkrut hingga tidak lagi bisa menghina orang lain lagi seenaknya. Kalau perlu aku pun ingin burungnya itu di potong di kebiri sekalian biar dia tahu rasa impoten yang sesungguhnya! Tapi Rania, kita tidak usah terlibat dengan perusahaan seperti itu. Maafkan aku," ucap Suga dengan menunduk kan wajahnya dan kemudian menenggelamkan wajahnya itu kedalam pelukan Rania.
"Sudahlah, kamu tidak usah terlalu khawatir. Perusahaan besar bukan hanya milik abcd saja," ucap Rania berusaha menghibur suaminya tersebut.
"Tapi aku benar bukan impoten kan, Rania?" Tanya Suga dengan menatap wajah istrinya tersebut dengan wajah sayu.
"Haih, bukan! Tidur! Ayo kita tidur," jawab Rania berusaha mengalihkan pembicaraan suaminya tersebut agar tidak berakhir dengan bergumul di ranjang.
"Ayo kita buktikan sekali lagi jika aku ini bukan lah impoten," ucap Suga dengan segera menarik tangan Rania agar menyentuh miliknya sudah nampak menggembung.
"Kamu sedang mabuk, Suga. Hentikan kegilaan mu ini," ucap Rania dengan berusaha melepaskan diri dari Suga yang sudah siap memangsa dirinya.