Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Penyesalan Anwar
Setelah membersihkan diri dan melaksanakan sholat subuh, Nadia meraih ponsel miliknya yang tadi diletakkan di atas nakas. Dia akan melakukan panggilan video pada Bunda Siska seperti yang dikatakannya dalam pesan. Walaupun sangat lelah dan mengantuk, tetapi Nadia tidak ingin sampai membuat Bunda Siska dan yang lainnya menunggu kabar darinya.
Tidak butuh waktu lama, panggilan video yang dilakukan oleh Nadia langsung dijawab oleh Bunda Siska di ujung sana. Terpampang jelas wajah Ayah Reno dan Bunda Siska yang memenuhi layar ponselnya. Padahal masih jam kerja tetapi mungkin saja ayahnya itu sengaja pulang ke rumah atau mungkin Bunda Siska yang datang ke perusahaan.
" Assalamualaikum, Ayah, Bunda " salam Nadia pada kedua orang tuanya.
" Walaikumsalam " jawab Ayah Reno dan Bunda Siska bersamaan.
" Sayang, Bunda sudah rindu sekali sama kamu " ucap Bunda Siska dengan wajah sedihnya.
Nadia tersenyum melihat itu karena sejujurnya dia pun sudah merindukan Ayah Reno dan Bunda Siska serta yang lainnya.
" Masa baru satu hari sudah rindu sih, Bun? " ucap Nadia dengan senyum di bibirnya.
" Tentu saja rindu, Sayang. Setiap saat Bunda selalu rindu kamu " jawab Bunda Siska.
" Bukan cuma Bunda, tapi Ayah juga sudah rindu " sambung Ayah Reno yang berada di samping Bunda Siska.
" Aku juga sudah rindu sama Ayah dan Bunda, sama Hendra dan Hendri, sama semuanya juga " balas Nadia tersenyum.
Tidak mungkin Nadia tidak rindu berjauhan dengan orang-orang yang disayanginya itu. Bahkan dengan kedua orang tua dan kedua adiknya pun, dia tidak pernah jauh dari mereka lebih dari tiga hari.
" Sayang sekali Hendra dan Hendri pasti sedang di sekolah ya. Mereka pasti sudah merindukan aku juga, kan? " ucap Nadia karena tahu jam segini kedua adiknya itu masih di sekolah.
" Pasti, Sayang, mereka berdua selalu membicarakan kamu " jawab Ayah Reno selalu mendengar kedua putranya membicarakan Nadia.
" Kamu bisa langsung telpon mereka nanti saat jam pulang sekolah. Mereka pasti sangat senang " lanjut Ayah Reno.
Nadia pun menganggukkan kepalanya, dia pasti akan segera menghubungi kedua adiknya itu nanti.
" Bagaimana di sana, Sayang? Apa apartemen cocok? Teman kamu juga bagaimana? " tanya Bunda Siska yang selalu mengkhawatirkan sang putri.
" Di sini baik-baik saja, Bun. Apartemennya cocok dan bagus, sesuai dengan yang aku inginkan " jawab Nadia apa adanya.
" Temanku juga sangat baik, bahkan dia yang menjemput aku dan membantu aku membawa semua koper-koperku tadi " lanjut Nadia.
Terlihat wajah lega dari Ayah Reno dan Bunda Siska karena sekarang mereka sedikit tenang. Apalagi setelah mengetahui jika teman yang dimaksud oleh Nadia adalah teman sang putri yang cukup mereka kenal baik juga. Kekhawatiran Ayah Reno dan Bunda Siska sedikit berkurang karena ada seseorang yang bisa mereka percaya.
Walaupun sudah ada beberapa anak buah Om Angga yang menjaga Nadia dari jauh, tetap saja Ayah Reno dan Bunda Siska ingin ada seseorang yang menjaga terang-terangan serta selalu membantu putri mereka itu.
" Alhamdulillah kalau begitu, Sayang. Ayah dan Bunda jadi lebih tenang sekarang melepas kamu untuk tinggal di sana " ucap Ayah Reno pada Nadia.
" Iya Ayah, pokoknya Ayah dan Bunda tenang saja, aku baik di sini " jawab Nadia menyakinkan kedua orang tuanya itu.
Tak lama kemudian, panggilan video itu pun segera diakhiri karena Ayah Reno dan Bunda Siska meminta Nadia untuk beristirahat. Mereka sangat tahu Nadia pasti merasa sangat lelah setelah melewati perjalanan jauh dan cukup lama sehingga butuh waktu untuk beristirahat.
Nadia meletakkan ponselnya di atas nakas lalu segera menaikkan kedua kakinya ke atas tempat tidur. Dia juga merebahkan tubuhnya dan menutupinya dengan selimut hingga sebatas dada karena ingin tidur. Kedua matanya sudah terasa sangat berat dan juga kepalanya terasa pusing karena semalaman penuh tidak tidur.
Perlahan, Nadia mulai memejamkan kedua matanya dan memasuki alam mimpi. Mungkin karena tubuh yang sangat lelah dan juga mengantuk, membuat Nadia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa tertidur.
.
.
.
Sementara itu di belahan bumi yang lain, Anwar sedang sibuk mencari pekerjaan di beberapa perusahaan. Dia yang sudah dipecat dan dikeluarkan dari pondok pesantren Kakek Umar tentu saja tidak memiliki pekerjaan lagi. Belum lagi Anwar harus menghidupi tiga orang di dalam rumahnya, apalagi Hanifah sedang mengandung anaknya.
" Aku harus mencari pekerjaan dimana lagi? " gumam Anwar sembari mendudukkan tubuhnya di di bangku yang ada di sebuah halte bis.
Sudah lebih dari satu minggu Anwar mencari pekerjaan tetapi tidak kunjung mendapatkannya juga. Berpisah dengan Nadia benar-benar membuat hidupnya susah, apalagi kebanyakan perusahaan-perusahan besar di Jakarta adalah milik dari orang tua dan sanak saudara mantan istrinya itu. Mereka tentu saja tidak akan sudi mempekerjakan orang yang telah menyakiti putri kesayangan mereka.
Ada penyesalan di dalam hati Anwar karena telah menyakiti Nadia dan atas perbuatannya yang membuat Nadia menginginkan perpisahan di pernikahan mereka. Sayang, semua sudah terlambat untuk menyesalinya, Nadia tidak akan mau kembali kepada dirinya. Bodoh sekali memang karena dulu dia terlalu wanita lain untuk menjadi mainannya dan termakan rayuan dari kedua orang tua serta Hanifah.
Jika saja di malam pertamanya itu dia bisa menahan diri, maka Hanifah tidak akan hamil dan semuanya akan semakin rumit. Ya bagaimana, kucing jika diberikan ikan asin pasti dimakan, begitu juga dengan Anwar yang disuguhi Hanifah yang menggoda dengan tubuh polosnya.
" Aku menyesal, Nadia. Tolong kembalilah padaku! " ucap Anwar pelan dengan penuh penyesalan.
Beberapa hari terakhir, Anwar selalu mencoba mengirimkan pesan pada Nadia, tapi sayang tidak satu pun yang dibalas oleh mantan istrinya itu. Bahkan sekarang nomornya sudah diblokir oleh Nadia dan sepertinya wanita itu tidak mau lagi berurusan dengannya. Terlalu sakit luka yang sudah dia torehkan di hati wanita sebaik Nadia.
Anwar sangat sadar akan hal itu dan sekarang hanya penyesalan yang dia rasakan, walaupun penyesalan itu sudah percuma. Nasi sudah menjadi bubur dan Nadia tidak akan pernah kembali kepada dirinya.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘