QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.
dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.
adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.
setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Nevan gugup
Sebelum mulai masuk ke cerita, aku sebagai penulis mengucapkan permintaan maaf sebesar-besarnya untuk para pembaca yang kecewa, karena bab yang aku buat terlalu sedikit.
Maaf banget ya, karena sebenarnya aku punya usaha di rumah, terus aku juga buat beberapa cerita lain di apk sebelah,^_^
_______
"Nara tunggu ...," panggil Nevan saat melihat Nara jalan sendirian di lorong sekolah.
"Nevan, ada apa?" tanya Nara.
"gak papa sih, cuma mau jalan bareng aja gak papakan," Nevan sambil menggaruk kepalanya sendiri merasa cukup canggung.
Nara mengerutkan keningnya tapi tak merasa keberatan sama sekali, lagian dia dan Nevan adalah teman," gak papa sih,"
Nevan tersenyum dan mereka berjalan berdampingan, sementara itu di belakang Nevan teman-temannya tak henti-hentinya membiarkan kode untuk Nevan.
"aduh dingin banget gak sih pagi ini," Dion berpura-pura dingin, nada bicaranya sengaja di buat keras, bahkan sampai memberikan kedipan mata pada Nevan.
"benar banget, hari ini emang dingin ..., aduh tangan nya juga dingin lohhhhh ...," Alvian, sambil memperhatikan tangan Nevan dan Nara yang sama sekali tidak bergandengan.
"aduh, aduh sini-sini aku angetin yaaaa ....," angkasa yang langsung melemparkan jaketnya ke arah Alvian.
Alvian sangat kesal, tapi memikirkan kalau saat ini mereka sedang berusaha membantu teman mereka yang sangat kaku, Alvian harus menahan kekesalannya untuk sementara.
"gaess .., sebenarnya tuh gue suka banget sama cewek, tapi gue nggak berani ngomongnya gimana dongggg ....," Dion dengan ekspresi wajah yang di buat-buat sedih.
"aduhhhhh ..., lo gimana sih jadi cowok itu harus peka, nanti giliran ceweknya dibawa lari sama cowok lain nangis di pojokan ....," meteor.
"iya ..., jadi cowok itu harus gentlemen jangan malu-malu kucing, nanti kalau ceweknya kabur nyesel ...," angkasa dengan nada yang di buat panjang.
"mereka kenapa sih?" tanya Nara menatap teman-teman Nevan dengan aneh, sementara teman-teman Nevan yang melihat Nara menatap ke arah mereka hanya tersenyum.
Nevan menatap malas teman-temannya, Nevan tahu teman-temannya memiliki niat baik yaitu ingin membantunya, tapi Nevan belum memiliki keberanian untuk mengatakan perasaan nya yang sebenarnya pada Nara dia takut di tolak!
Nevan tampan, memiliki tubuh tinggi, anak tunggal, pintar, keluarga cerah dan harmonis tapi dia masih takut di tolak.
"gak papa anggap aja mereka penunggu sekolah ," Nevan dengan senyuman manis.
Teman-teman Nevan yang mendengar perkataan nevan hanya bisa menghela nafas pasrah, mungkin memang sudah ditakdirkan kalau sahabat mereka akan terus-terusan menjomblo, terus-terusan menjadi penguntit yang tidak berani mengakui perasaannya.
"dah lah gak ada harapan ....," Dion sambil menghela nafas pasrah.
"percuma ganteng, percuma punya tinggi kalau mental kempes ...," meteor ikut-ikut menghela nafas.
Mereka sampai di kelas, dan saat ini kelas masih dalam keadaan sepi, Nara duduk di bangkunya dan Nevan mengikuti Nara.
satu persatu siswa mulai datang ke dalam kelas, pada jam 09.00 tepatnya di rooftop Nevan dkk sedang duduk santai-santai di sana.
"Lo sebenarnya suka nggak sih sama Nara hah?" tanya meteor pada Nevan
"gue suka sama Nara, udah berapa kali gue bilang kalau gue itu suka banget sama Nara, suka banget, banget, banget, banget." jawab Nevan sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.
"terus kapan lo mau bilangnya ke Nara, kalau sebenarnya lo itu suka sama dia. Sampai kapan Lo mau kucing-kucingan kayak gini terus Nevannnnn ...," kesal meteor
"gue udah mau ngomong, tapi pas gue natap matanya Nara kata-kata itu hilang gitu aja, gue juga pusing gimana caranya gue ngomong kalau gue tuh suka sama dia." Nevan yang ikut-ikut merasa frustasi.
Sebenarnya ketika Nevan menatap mata Nara, bukan hanya kata-katanya saja yang hampir hilang, tapi detak jantungnya benar-benar tak karuan sehingga membuatnya tidak bisa fokus. Nevan selalu ketakutan, takut kalau Nara bisa mendengar suara detak jantungnya.
"terus mau sampai kapan lo kayak gini terus nevannn ..., kalau suatu hari nanti Nara suka sama cowok lain, gue jamin 100% lo cuman bisa nangis di pojokan kamar!" kesal meteor dan langsung melemparkan tubuhnya ke sofa, membuka kaleng soda dan langsung meminumnya untuk menenangkan emosi.
sebenarnya Nevan itu sangat pintar tapi untuk soal perasaan, Nevan benar-benar sangat kacau dan benar-benar tidak memiliki harapan sama sekali.
"terus gue harus gimana dong, gue nggak mau Nara sampai dimiliki sama orang lain, kalian tau sendiri gimana selama ini gue suka sama Nara. gue suka sama dia sejak kita kecil,"
"tapi Lo pengecut ..," ujar angkasa.
Nevan langsung menatap ke arah angkasa menghela nafas dan akhirnya duduk di sofa bersama teman-temannya, Nevan akui dia memang sangat pengecut, karena tidak berani mengungkapkan perasaannya sendiri.
"huhh ..., sekarang gue harus gimana dong," Nevan
"lo tadi bilang, kalau lo selalu kehilangan kata-kata pas mau ngungkapin perasaan lo ke Nara, ...," Alvian menatap Nevan.
Nevan menganggukkan kepalanya karena itulah yang selalu dia rasakan.
"gue punya ide, gimana kalau Lo pas nembak Nara, Lo gak usah liat mata dia, liat apa kek gitu." Alvian.
"liat apa?"
"emmm, rambut Nara aja ..," Alvian dengan semangat.
Nevan menatap teman-temannya, dan di sinilah Nevan berada, tepatnya di perpustakaan sekolah karena saat ini Nara sedang ada di perpustakaan.
"Lo tadi dibilang mau ngomong sama gue, mau apaan?" Nara berbicara lebih dulu, karena sudah hampir 10 menit Nevan duduk di depannya tanpa berbicara.
Nevan awalnya mendatanginya dan mengatakan ingin membicarakan sesuatu, Nara setuju dan menunggu apa yang ingin Nevan bicarakan, tapi setelah 10 menit kemudian Nevan tidak mengatakan apa-apa yang membuat Nara bingung.
Nevan menatap Nara, teman-temannya juga ada di perpustakaan, lebih tepatnya mereka ada di belakang Nara, mereka mengacungkan jempol mereka pada Nevan seolah-olah ingin menyemangati Nevan.
Nevan mengikuti ide dari Alvian, dan tidak menatap mata Nara tapi rambut Nara. Nara kebingungan tapi merasa aneh saat Nevan justru menatap rambutnya.
Nevan memejamkan matanya, berusaha mengumpulkan keberaniannya.
"n-nara ..., aku, aku sebenarnya itu ada --"
"ada apa sih, lo ngapain liatin rambut gue terus, rambut gue berantakan ya ..?" tanya Nara.
"enggak ...,b-ukan itu, emm ...," Nevan yang menjadi semakin gugup, apa lagi saat ini Nara sedang menatapnya," a-aku, aku, aku sebenarnya mau pinjem buku ini," Nevan dan langsung mengambil buku yang ada di tangan Nara, lalu setelah itu segera pergi meninggalkan perpustakaan.
"hah ..?" beo Nara kebingungan.
Meteor, Alvian, Dion, Angkasa dengan kompak hanya bisa menepuk jidat mereka masing-masing.
ibu tiri vs anak tiri sma² jahat,anak tiri tdk punya akhlak,tdk faham agama,tdk tau bersyukur,
semangat Thor up nya 🤗🤗
semangat Thor up nya 🤗🤗