NovelToon NovelToon
Bertahan Sakit Berpisah Sulit

Bertahan Sakit Berpisah Sulit

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami
Popularitas:39.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Pengorbanan seorang perempuan bernama Alina Bagasditya kepada lelaki yang dicintainya meski hati dan cinta lelaki itu untuk wanita lain.

Dia perempuan bodoh? Memang!

Namun demi kebahagiaan lelaki yang akhirnya menjadi suaminya, dia rela menjadi perempuan bodoh dengan membiarkan suaminya mencintai wanita lain. Baginya, ketulusan cintanya yang dianggap bodoh oleh orang lain adalah cinta sejati.

Mencintai dari balik layar, itu lah Alina.

Alina tetap bertahan meski sakit, apakah suatu hari dia dapat pergi meski itu keputusan sulit?

Kepoin aja....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Seorang CEO.

Sesampainya di Jakarta, Alina dan Adrian memutuskan untuk pergi ke rumah pernikahan mereka dan akan mulai tinggal di sana.

"Ingat ya, kamu jangan masuk ke kamar ku sembarangan." Alina berdiri di ambang pintu kamar yang dia pilih untuknya sendiri.

Adrian mengangguk pasrah, "Lalu... tentang surat perjanjian kita, batal kan?"

"Dalam perjanjian aku membebaskan mu untuk bertemu kekasih mu, tapi karena katamu udah putus sama dia. Jadi.. sebaiknya kita merombak beberapa bagian."

"Tapi aku enggak mau lanjutin perjanjian nya, Lin! Aku ingin memulai semuanya dari awal lagi."

Alina menggeleng, "Maaf, tapi aku bakal batalin perjanjian itu kalau hubungan kita memang bisa diperbaiki dan terus berlanjut. Akan tetapi... kalo misalnya kita enggak bisa memperbaiki nya, perjanjian itu tetap berlaku."

"Lin...." Adrian menatap istrinya dengan tatapan kecewa.

"Aku enggak bisa jelasin sekarang kenapa surat perjanjian antara kita itu sangat penting, tetapi aku harap... apapun yang terjadi ke depannya tentang perihal perjanjian, kamu akan tetap percaya padaku. Ingat! Aku hanya memberimu kesempatan satu kali lagi. Selain kesetiaan... kepercayaan adalah salah satu landasan utama dalam sebuah hubungan. Jangan pernah kecewakan aku kembali..."

Adrian menghela nafas panjang, dia belum bisa tenang sebelum surat perjanjian itu dibatalkan. Sebab salah satu kausal dalam perjanjian dituliskan, jika Alina boleh menggugat perceraian kapan pun Alina inginkan dan Adrian harus menerima tanpa ada penolakan.

Beda hal nya dengan Adrian, lelaki itu bisa menggugat cerai Alina kapanpun namun harus menunggu persetujuan dari Alina.

"Istirahat lah, Mas."

"Mas...???" Adrian menatap heran pada istrinya.

"Mulai sekarang, aku akan memanggil mu dengan panggilan Mas... karena kita akan bekerja di Perusahaan Papa dan orang-orang akan merasa aneh jika aku memanggil mu hanya dengan nama saja. Kamu keberatan?"

"Aku malah seneng, Lin. Makasih ya, setidaknya dengan panggilan mu padaku... aku sedikit merasa dihargai menjadi seorang suami." Adrian tersenyum bahagia.

Alina mengangguk, "Met istirahat, besok pagi... biar aku yang siapin sarapan. Aku sudah tulis dalam surat perjanjian, jika aku akan melayani mu selayaknya istri pada suaminya. Kecuali satu hal, masalah ranjang... aku belum siap."

"Aku mengerti, Lin. Sekali lagi, aku minta maaf dengan perbuatan kasar ku di malam pertama kita hingga membuat mu trauma. Terimakasih udah beri aku kesempatan, ya."

"Oke," Alina masuk ke dalam kamar, lantas menutup pintu.

Adrian menatap nanar pintu kamar istrinya, dia membalikkan badan menuju kamarnya sendiri.

Di sisa cuti bulan madu mereka, Alina mengajak Adrian ke rumah lelaki itu untuk menemui mertuanya. Di keluarga Adrian, Alina disambut dengan sukacita oleh kedua orang tua Adrian serta saudara-saudara iparnya. Itu lah yang membuat Alina mencintai Adrian dulu, selain kasih sayang Adrian padanya keluarga Adrian juga begitu tulus dalam menyayangi nya.

Tak terasa waktu bekerja di Perusahaan pun tiba, Alina dan Adrian masih dalam tahap memperbaiki hubungan dan masih belum ada perubahan yang berarti.

Meksipun dari pihak Adrian tak pernah membuang-buang waktu, setiap saat dia akan selalu mendekati dan mengambil hati Alina dengan terus menghargai kebersamaan mereka walaupun belum ada lagi kontak fisik intim diantara keduanya.

Selama itu pula, anehnya tak ada kabar dari Saddam. Rival dari Adrian itu menghilang begitu saja tanpa jejak, meskipun Alina beberapa kali mengirim pesan untuk menanyakan kabar namun tak pernah ada balasan.

"Masih belum ada kabar dari Saddam, Lin?" keduanya sudah berada di dalam mobil, mereka menuju ke Perusahaan.

"Belum ada, Mas. Terakhir dia ngasih kabar saat kita baru sampai di rumah setelah pulang dari Bali, dia bilang sudah sampe rumahnya. Tetapi, besoknya nggak ada kabar lagi."

"Apa kamu sudah ada rasa sama dia, Lin?"

Alina terkejut mendapatkan pertanyaan dari suaminya. "Emang kenapa?"

"Jawab yang jujur, Lin. Aku enggak akan marah, kok. Aku bertanya karena kamu begitu mencemaskan Saddam, dan gelisah karena nggak ada kabar dari lelaki itu." Mata lelaki itu menyelidik ekspresi wajah Alina dari kaca spion.

Alina memalingkan wajah ke arah kaca jendela mobil, menghindari tatapan menyelidik Adrian. "Entahlah, aku juga enggak ngerti. Mungkin aku hanya merasa telah kehilangan seorang teman yang perduli sama aku, dia mirip seperti mu dulu Mas... disaat aku sedang kehilangan Mama, kamu selalu ada untukku. Saddam seperti itu, disaat aku merasa kau telah meninggalkanku... dia selalu ada untukku."

Adrian mencengkram erat kemudi, dia membanting setir ke pinggir jalan lantas menghentikan mobilnya.

Alina menoleh pada suaminya, "Kenapa berhenti, Mas? Kita nanti terlambat, hari ini Papa bakal ngenalin kamu ke para bawahan kamu loh."

"Sebentar, Lin... " Adrian membuka seat belt lalu membuka pintu mobil dan keluar, dadanya teras sesak mendengar jawaban istrinya. Diluar dia menyenderkan punggung ke body mobil, sesekali dia mengusap sudut matanya yang berair serta memukul-mukul dadanya yang terasa sakit.

"Kamu nggak papa kan, Mas?" Tanya Alina saat pintu bagian pengemudi terbuka kembali.

Adrian masuk dengan bibir tersenyum. "Aku baik-baik aja, kita lanjut."

Hatiku sakit, Lin.... saat mengetahui kamu mencemaskan lelaki lain dan merindukan nya. Bahkan kamu bilang perhatian nya mirip sepertiku, saat dulu kamu ditinggalkan Mama-mu. Bukankah sejak saat itu, kamu mulai mempunyai rasa padaku? Itu artinya, kau pun sudah mempunyai rasa pada Saddam... karena dia selalu ada untukmu disaat aku meninggalkan mu.

Adrian berusaha menutupi sakit hatinya, kini dia sepenuhnya yakin jika hati Alina mulai terbagi pada lelaki lain. Cinta Alina sudah tidak utuh untuk dirinya dan semua itu disebabkan oleh kesalahan dirinya sendiri.

Bodoh! Itu lah dirinya!

Adrian tidak ingin menyalahkan Alina karena perasaan Istrinya sudah berubah, yang patut disalahkan adalah dirinya sendiri karena dia membuka peluang bagi lelaki lain untuk melindungi Alina dan menumbuhkan rasa di hati Alina untuk Saddam.

Mereka berdua pun sampai di Perusahaan, keduanya berjalan melewati lobby. Beberapa pegawai belum mengetahui jabatan Adrian, namun sudah ada beberapa staf yang mengetahuinya dari Papa Alina.

Adrian dan Alina sebentar lagi akan sampai di lantai ruangan mereka, Adrian akan mulai menjabat sebagai Chief Marketing Officer berposisi sebagai eksekutif perusahaan yang bertanggung jawab dalam urusan marketing.

"Papamu menempatkan mu dimana, Lin?" tanya Adrian setelah keluar dari lift khusus eksekutif.

"Aku minta di dekatmu, mungkin sebagai Asisten."

Adrian mengangguk.

Setelah sampai di ruangan yang diperuntukkan bagi Adrian, Papa Alina serta istrinya sudah berada di dalam ruangan.

"Pagi, Pah. Pagi, Nyonya." Sapa Alina.

"Pagi Papa mertua, maksud saya Pak Agra. Pagi, Nyonya Elsa." Timpal Adrian ikut menyapa.

Nyonya Elsa hanya melirik Alina dan Adrian sekilas, lalu kembali memeriksa dokumen sepenuhnya mengacuhkan pasangan suami istri itu.

"Kalian baca dulu dokumen-dokumen di atas meja, lalu tanda tangani jika sudah setuju."

"Dokumen apa?" tanya Alina seraya mengambil dokumen yang terlampir di atas meja.

"Tentang kinerja dan kontribusi kalian berdua di Perusahaan, Papa ingin dalam waktu 3 bulan ini kalian menghasilkan laba perusahaan sebesar 10 persen. Keuntungan terakhir yang di dapat perusahaan sekitar 1 juta dolar atau senilai 15.645.100.000 rupiah/3 bulan."

"Jadi kami harus menaikkan laba sebesar 1.564.510.000 rupiah dalam kurun waktu tiga bulan?"

"Sedikit bukan? Hanya 1,5 miliar..."

"Kenapa, kalian keberatan?" sinis Nyonya Elsa. "Jika keberatan, lebih baik mundur dari sekarang. Titel yang kau bawa dari Aussie, tak akan banyak membantu mu... Adrian. Suamiku memang percaya padamu, namun jangan terus menjadi benalu dan kamu harus tahu diri...! Setidaknya jangan membuat perusahaan rugi, jika tak mampu... katakan dari sekarang!"

Alina menoleh ke arah suaminya, dia memang sudah menduganya disaat Adrian mulai bekerja akan ada tuntutan dari Ibu tirinya itu dan juga dari Papanya.

"Sayang, kamu mampu. Kamu pasti bisa, ya. Aku percaya padamu, Mas..." Alina harus berpura-pura jika rumah tangga mereka baik-baik saja, dia tersenyum pada suaminya lalu menggenggam tangan Adrian.

Mulanya Adrian terhenyak mendapatkan perlakuan manis dari Alina, namun dia mengerti Alina hanya ingin menyemangati dirinya.

Adrian membalas senyuman Alina, "Tentu saja, sayang. Aku akan berusaha semaksimal mungkin dan membuat mu bangga padaku dengan menyanggupi permintaan Papamu. Terimakasih sudah percaya padaku..."

Keduanya saling bertatapan, entah kenapa situasi itu malah menghadirkan kenyamanan untuk keduanya sebab mereka berdua merasa bisa saling melindungi.

Tok tok tok...

"Permisi, Pak Agra. CEO dari perusahaan PT Ardiguna, sudah datang. Beliau menunggu di ruangan Anda." Ujar Sekretaris Pak Agra.

"Biarkan dia menunggu 5 menit, aku akan kesana."

"Baik, Pak."

"Kalian juga ikut aku bertemu dengan orang itu, perusahaan kita akan menjalin kerjasama dengan PT Ardiguna. Nama CEO nya adalah Pak Elwizan."

"Baik, Pak Agra."

"Aku akan pulang, nanti siang kita makan siang di restoran ya sayang." Nyonya Elsa bangkit dari duduknya dan menghampiri suaminya.

Pak Agra mengecup kening Nyonya Elsa sekilas namun nampak mesra, membuat Alina muak.

Jal_angggg hina! Perebut! Pengen banget merencanakan buat menghancurkan dia! Alina merutuki ibu tirinya.

"Hati-hati di jalan, kabari aku kalau sudah sampai di rumah." Ujar Pak Agra pada istrinya.

"Oke."

Setelah kepergian Nyonya Elsa, kini ketiga orang itu berjalan ke ruangan Agra yang menjabat sebagai pemimpin utama di perusahaan.

Ceklek.

Pintu ruangan terbuka, di hadapan mereka seorang pria muda dengan pakaian kemeja dibalut jas mewah berbalik ke arah pintu.

"Hai, Alina."

Mulut dan mata Alina terbuka lebar, dia tidak mempercayai penglihatan nya. Lelaki yang beberapa hari ini tidak ada kabar, sedang berdiri dengan gaya maskulin dan bossy.

Bukankah Saddam bilang padaku hanya seorang staf di salah satu Perusahaan Jakarta? Kenapa tadi Papa mengatakan dia adalah seorang CEO dengan nama berbeda?!

1
Siti Masitah
preetlah...kalo cinta tdak akn menyakiti...
Erni Kusumawati
sakit hatiku kk Author.. ikutan sesak dadanya😭😭😭😭
Erni Kusumawati
please Alina jgn jd wanita bodoh.. be strong Alina.. nulis tp sambil mewek😭😭😭😭😭.. hua kk author jahat bikin aku nangis😭😭😭😭
Erni Kusumawati
diluar nurul mmg pola pikir papanya Alina... Gila sih tukar keluarga demi uang.. sama saja dengan pesugihan yg harus menumbalkan anak utk kekayaan.. miris
Ketawang
Bagus ceritanya,.tp trkesan buru" di buat END...
Semangat berkarya thoorr💪🏻💪🏻💪🏻
Ketawang
Kasian sherin....
blum halal udah di unboxing dluan
Ketawang
kena prank...trnyata hanya mimpiiiiii😅
Ketawang
kok gini thooorrrr😭😭😭😭
Rere™Black Rose🖤: maaf prank kakak aduh kok bikin orang nangis 🙌🤭
total 1 replies
Ketawang
Org yg prnah jahat kalo dah tobat baiknya tak terkira...
Sherin kamu amaziiiiing
Ketawang
Alina qm jgn mnciptakan bomerang untuk dirimu sendiri....
Pupuklah cintamu lagi ke Adrian jgn mlah memikirkan Sadam di saat Adrian brjuang mmprthankan rmhtga kalian...
Ketawang
kok nyesek ea😭😭😭😭
Ketawang
Baru baca,spertinya menarik...
lanjuuuuttttt
Yunia Afida
Alhamdulillah hapy endingnya, yang jahat dapat karmanya, semangat terus 💪💪💪💪
Yunia Afida
sherin hamil iki
Yunia Afida
Akhirnya baikan iki
Yunia Afida
kebohongan mu itu lo, setiap ada masalah harus jujur,
Yunia Afida
penjahat nya belum ketangkep semuaya
Yunia Afida
semangat terus kak💪💪💪💪💪
TATI PUTRISOLO
akhirnya hapoy ending.. hidup kita hrs seimbang kebaikan dan keburukan akan sll dapat balasan jd hrs py hati yg baik terhadap sesama mnusia atau alam ...bersyukur lah agar sll bahagia.. sukses ya thor
Rere™Black Rose🖤: makasih kakak 😍
total 1 replies
Zenun
yuhuuuu happy ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!