Apa jadinya jika kita diberikan kesempatan mengulang waktu?
Seorang gadis dan pria muda terjebak dalam pernikahan yang memusingkan. Mereka bersepakat untuk melakukan Friend with Benefit. Tanpa memasukkan perasaan dalam hubungan mereka.
Pernikahan hanya akan dilaksanakan 1 Tahun setelah itu mereka akan bercerai, kemudian melanjutkan hubungan dengan kekasih mereka masing-masing. Namun baru beberapa bulan, mereka benar-benar tidak bisa merasa cocok.
Beberapa saat tepat sebelum memasukkan berkas perceraian mereka, sebuah kecelakaan mengubah segalanya. Mereka terlempar tepat 1,5 tahun sebelum mereka menikah.
Apakah mereka kembali ke kekasih mereka ataukah ingin melanjutkan pernikahan kacau mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sophie Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 hari sebelum kepulangan
Bryan berjalan tersaruk-saruk ke tempatnya menginap. Mukanya pucat karena terus terusan kedinginan. namun dia tersenyum bahagia. Teman-teman barunya memang tidak bisa dianggap remeh. Mereka selalu penuh penuh semangat dan pensupport handal.
Walaupun waktu pulang jadi molor 10 hari karena Ove memiliki agenda tambahan, Jika waktu diulang, Bryan tidak rugi melakukan adventure bersama mereka. Namun ada yang selalu mengusiknya. Bella.. sedang apa dia disana. Apakah Bella merindukannya seperti dirinya merindukan perempuan itu? Dia tidak bisa menelpon Bella berhari hari dengan bebas karena sinyal yang tidak terlalu bersahabat.
Segera dia membersihkan diri di kamar mandi air hangat dan kemudian duduk di sofa menonton TV. Maksud hati ingin menelpon Bella. Namun entah kenapa dia enggan. Pembicaraan dengan wanita itu sangat membosankan.
"Kemana perempuan gila itu?" Tiba-tiba dia teringat istrinya.
Bryan melongok ke jendela yang menghadap ke jalan. Beruntungnya ia melihat Eva berjalan dengan bahagia. Tanpa sadar, Bryan tersenyum manis "Kenapa ada rasa rindu di hati ya?" Cepat-cepat dia turun dari penginapan itu. Ingin rasanya memeluk istri sahnya itu.
Eva berjalan dengan telinga yang menempel di ponselnya tanpa memperhatikan Bryan yang datang.
"Iya, Sayang.. I love you too.."
"Bryan? Ahahahaha.. dia? Ah, dia mana bisa bernafsu denganku?"
"Tenang saja.. Dia itu..."
"Impoten? Hahahaha... Mungkin saja!"
Bryan terpaku di tempatnya berdiri. Istri Sahnya itu sedang bermesraan di ponselnya dengan lelaki lain dan dia di hina impoten hanya karena dia tidak menyentuh istrinya itu!
"Dasar Rangga Serangga! Dia pikir bisa merebut istriku? Dasar lelaki kecil seperti cacing!"teriak Bryan dalam benaknya.
"Eh, Hai, Bry, Sudah pulang. Aku kira tersesat di gua sana.. " Eva berlalu dan masuk ke kamar mandi. Bryan merebahkan badannya.
Seperti ini ranjang mereka. Hanya lebih kecil saja karena memang Tuan Leonard berkehendak seperti itu.
"Bry, aku membeli sedikit oleh-oleh untuk Rangga dan Astrid. Bagus kan?"
"Sore hari biasanya kau mau kemana?"
"Mmm.. aku lebih suka di hotel. Bisa bertelponan dengan Rangga tanpa ada yang mengganggu." ujarnya.
"Eva, aku tidak suka jika dianggap tidak jantan. Kau tidak boleh membocorkan jika kita tidak pernah berhubungan suami istri. Harap kamu mengerti. Kurang dari 10 hari lagi kita pulang ke Indonesia."
"Terus?"tanya Eva tidak menanggapinya dengan serius.
"Bagaimanapun juga aku masih suamimu dan berhak atasmu. Jadi bersikaplah dengan baik seperti selayaknya istri yang baik!"
"Oh takutnya!" jawab Eva mencibir.
"Besok mau kemana?"
"Aku ada janji dengan Nenek Ida. Neneknya Aldrich. Jika kau mau, kau boleh ikut!"ujar Eva yang kemudian melepas onderdilnya sesuai dengan kebiasaannya waktu akan tidur.
Aaarrrghh.. Bryan sebenarnya tidak tahan melihat istrinya yang sedemikian sek*i itu. namun demi sebuah janji dia bertahan mati-matian. Akhirnya dia keluar ke kafe milik Arild.
"Aku mau menemui Arild. Kau sendiri disini!"
"No problem. Seperti biasanya, bukan?" Eva memasang penutup matanya kemudian tidur.
Bryan mendengus kasar dan menutup pintu kamarnya. dengan cepat dia berjalan ke tempat Arild. Suasana begitu remang-remang..
"Hai Kawan, kenapa kau ada disini? Aku kira kau melepas rindu dengan istrimu."
"Ehmm 10 hari lagi aku mau kembali ke negaraku. Aku merasa harus bersenang-senang disini sebelum aku menjalani hari-hari yang membosankan dengan rutinitas yang melelahkan."
"Kata Aldrich, istrimu mudah bergaul. Mungkin kau harus hati-hati. Banyak yang menelpon istrimu!"ujar Sven kemudian tertawa terbahak bahak.
"Jika aku jadi kau pasti cemburu, Kawan!"
