Peri Cintaku

"Aku lebih memilih menikah dengan seorang janda. Atau jika aku ditakdirkan berjodoh dengan nenek tua, tentu akan kuterima. Asalkan aku tidak pernah bersatu denganmu!" amuk Leon kepada Fara. Fara pun kemudian tergelak.

"Hahaha! Aku tidak menyangka kalau kamu seleramu memang rendah, Leon. Lebih baik kamu bersamaku kamu bisa mendapatkan kenikmatan dariku," balas Fara.

"Sebab aku lebih cantik dan lebih segalanya dari kekasihmu itu," imbuh Fara.

"Tidak, Fara. Bagaimanapun juga Luna adalah yang terbaik untukku. Dia adalah manusia biasa yang bisa mencintaiku," tutur Leon.

"Bahkan dia juga selalu setuju jika aku ingin bertemu dengannya," sambung Leo seraya menyindir Fara.

"Tetapi saat ini kamu juga bisa kan bertemu denganku, Leon. Walaupun kita berbeda alam,” tandas Fara. Leon menggelengkan kepalanya lagi.

"Tidak, Fara. Bagaimanapun juga kamu tetaplah bangsa jin dan aku berasal dari bangsa manusia," tolak Leon.

"Jin dan manusia tidak akan pernah bersatu sampai kapanpun, apalagi dalam ikatan pernikahan dan hubungan kita," kata Leon dengan tegas.

"Tetapi memang ada kisah manusia menjalin cinta dengan jin, Leon," bantah Fara sembari membujuk Leon, agar kembali kepadanya.

Namun Leon tetap menggelengkan kepalanya. Dia tetap berisikukuh untuk tidak melanjutkan hubungannya lagi dengan Fara.

"Tidak, Fara. Sampai kapanpun kita tidak akan pernah bersatu. Walaupun aku harus mati," tolak Leon lagi.

"Aku juga tidak akan pernah menerimamu lagi sebagai kekasihku. Lebih baik aku tenang di alam penantian daripada harus menjadi pendampingmu," jawab Leon.

Fara kemudian mendekat pada Leon dengan tatapan yang memelas.

"Ayolah, Leon! Aku masih sangat mencintaimu! Kembalilah bersamaku dan kita rajut lagi kisah cinta kita yang belum selesai!" bujuk Fara lagi.

Namun Leon malah mengundurkan langkahnya.

"Tidak, Fara. Aku tidak akan pernah kembali kepadamu, walaupun seribu kali kamu membujukku. Apalagi jika kamu berbuat nekat seperti yang sudah terjadi," tandas Leon.

Fara pun membelalakkan matanya dengan lebar, dia tidak sangka jika Leon akan menolaknya mentah-mentah seperti itu.

"Jadi kamu berani kepadaku, Leon? Kamu tidak takut jika aku menyerangmu lagi?" ancam Farah. Leon menggelengkan kepalanya sambil tersenyum penuh makna.

"Tidak, Fara. Aku tidak akan pernah takut denganmu. Aku hanya takut dengan Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan kita," jawab Leon.

Fara makin marah dengan apa yang dikatakan oleh Leon.

"Bagus kalau begitu, Leon. Segera hadapi aku, dan aku akan segera membuat nyawamu melayang di tanganku," seru Fara.

Dia pun berubah menjadi menyeramkan, sehingga Leon merasa merinding dan sedikit ketakutan.

Tetapi Leon memiliki aman yang sudah diberikan oleh Rio. Jadi dia merasa tenang dan tegar untuk bisa menghadapi Fara.

"Pergilah, Fara! Atau aku akan membalas perbuatanmu itu!" Leon balik mengancam Fara. Namun Fara tergerak lagi.

"Hahaha, dengan apa kamu akan membalasku, Leon? Kamu ini hanya manusia biasa dan tidak memiliki kemampuan apapun," olok Fara.

"Apalagi untuk mengusirku dari sini,” sambung Fara.

Dia pun segera mengarahkan kuku tajam pada jari jemarinya itu yang siap untuk mencekik leher Leon.

Tetapi Leon tidak gentar. Dia ingin segera mempraktikkan amalan yang sudah diajarkan oleh Rio untuk bisa mengusir Fara.

"Kalau kamu tetap memaksa, aku akan mengusirmu dengan paksa, Fara," sahut Leon.

Dia pun segera memfokuskan pikirannya sembari memejamkan mata dan mulai mengucapkan amalan yang bisa mengusir Fara dari hadapannya.

Saat itu Fara merasa kepanasan ketika mendengar Leon melantunkan dzikir amalan untuk bisa mengusirnya.

Fara pun kemudian bergerak mundur sembari menjauhi Leon.

"Kurang ajar kamu, Leon! Kamu sudah berani mengusirku apalagi dengan amalan konyolmu itu!" seru Fara.

Tetapi Leon tidak mempedulikan apa yang dikatakan oleh Fara. Dia terus saja mengucapkan amalan dzikir itu agar Fra bisa keluar dari kamarnya dan menjauh dari Leon. Fara kemudian berusaha lagi untuk menyerang Leon. Tetapi saat itu Fara melihat seperti ada pagar pelindung gaib yang melindungi Leon.

Bahkan Fara juga merasakan hawa panas semakin merasuk pada tubuhnya.

"Sialan kamu, Leon! Kamu sudah berani untuk berusaha menyingkirkan aku!" gerutu Fara.

Fara puntak ada pilihan lain selain segera menghilang dari hadapan Leon. Leon pun merasa lega ketika Fara sudah pergi dari hadapannya.

'Alhamdulillah! Akhirnya Fara sudah menghilang dari hadapanku. Jadi aku tidak perlu lagi mengucapkan amalan itu,' pikir Leon.

Tetapi dia takut jika Fara akan kembali lagi saat Leon sedang tidur.

'Bagaimana jika nanti Fara kembali saat aku sedang tertidur? Aku takut dia akan menggangguku lagi, pikir Leon dalam hatinya.

Leon sebenarnya ingin menghubungi Rio. Tetapi dia tidak enak hati pada Rio, karena saat ini Rio pasti sedang menjaga sang istri di Rumah Sakit.

'Apakah elok bagiku untuk minta tolong pada Rio? Bagaimana caranya agar tidurku tidak terganggu oleh Fara?' tanya Leon dalam hatinya.

Namun Leon pun memutuskan untuk mengirim pesan kepada Rio dan menanyakan bagaimana cara supaya Fara tidak mengganggu tidurnya.

Rio lalu membaca pesan dari Leon. Rio pun terkejut ketika Leon mengirim pesan tersebut.

Dia sebenarnya ingin menghubungi Leon, tetapi saat itu sang istri terbangun dan Rio harus segera menenangkannya.

Namun setelah Tari tertidur, Rio tidak berani untuk menghubungi Leon. Kemudian Rio pun memberikan amalan dzikir yang bisa dibaca Leon sebelum tidur.

Ternyata amalan itu memang sama saat mengusir Fara. Leon pun merasa lega dan mengucapkan terima kasih kepada Rio yang sudah banyak membantunya.

Namun Rio sebenarnya ingin bisa mendengar cerita Leon lebih detail. Rio pun berencana untuk menghubungi Leon saat keesokan harinya.

Leon pun segera mengamalkan dzikir tersebut sebelum dia tertidur. Bahkan Leon merasa hatinya sangat begitu tenang setelah mengucapkan dzikir tersebut

Leon pun kemudian bisa tertidur nyenyak, tetapi saat itu Fara memang kembali ke kamar Leon.

Lalu Fara melihat Leon tertidur dengan pagar gaib yang melindunginya dan bereaksi marah.

'Sial! Ternyata Leon bisa juga untuk menghindariku. Aku harus bisa mematahkannya,' pikir Fara.

Dia segera mendekat pada pagar gaib itu dan berusaha mematahkannya, tetapi saat Fara menyentuh pagar gaib pelindung Leon

Dia merasa sangat kepanasan bahkan kulit tangannya sedikit melepuh. Fara pun kaget dan meringis kesakitan ketika melihat kekuatan pagar pelindung gaib yang menjaga Leon.

'Kurang ajar! Ini semua pasti gara-gara Rio. Dia pasti sudah memberikan sesuatu kepada Leon, tebak Fara.

'Sampai Leon juga menolakku dan memberikan penangkal agar aku tidak bisa mendekatinya lagi!' amuk Fara.

Fara pun kemudian pergi meninggalkan Leon. Hatinya bercampur sedih, marah, dan kecewa.

Di merasa sedih karena tidak bisa dekat dengan Leon lagi. Tetapi Fara begitu marah dengan sikap Leon yang menghempaskannya begitu saja.

"Bagaimana lagi aku harus bisa mendekati Leon?' pikir Fara dalam hatinya.

Sebenarnya Fara peri yang lain menyarankan Fara untuk mendapatkan pengganti Leon.

Namun Fara terlanjur berambisi untuk bisa mendapatkan Leon untuk selamanya.