NovelToon NovelToon
To Be Your Mistress

To Be Your Mistress

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Angst / Kehidupan alternatif / Romansa
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: moonwul

Ketika ketertarikan yang dihiasi kebencian meledak menjadi satu malam yang tak terlupakan, sang duke mengusulkan solusi kepada seorang gadis yang pastinya tidak akan direstui untuk ia jadikan istri itu, menjadi wanita simpanannya.

Tampan, dingin, dan cerdas dalam melakukan tugasnya sebagai penerus gelar Duke of Ainsworth juga grup perusahaan keluarganya, Simon Dominic-Ainsworth belum pernah bertemu dengan seorang wanita yang tidak mengaguminya–kecuali Olivia Poetri Aditomo.

Si cantik berambut coklat itu telah menjadi duri di sisinya sejak mereka bertemu, tetapi hanya dia yang dapat mengonsumsi pikirannya, yang tidak pernah dilakukan seorang wanita pun sebelumnya.

Jika Duke Simon membuat perasaannya salah diungkapkan menjadi sebuah obsesi dan hanya membuat Olivia menderita. Apakah pada akhirnya sang duke akan belajar cara mencinta atau sebelum datangnya saat itu, akankah Olivia melarikan diri darinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moonwul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12: Olivia Poetri Aditomo

Paul benar-benar memiliki efek yang luar biasa dengan kepopulerannya.

Pada hari kedua Olivia membuka toko rotinya, dengan hanya sebuah unggahan foto Paul di depan tokonya berhasil membuat para penggemar wanita berbondong datang.

“Sudah berapa lama berteman dengan Paul?”

“Bagaimana sikap Paul ketika menjadi seorang sahabat?”

“Bagaimana rasanya memiliki Paul sebagai sahabat dekat?”

“Benar hanya berteman atau ada hal lebih?”

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu telah sering didapat oleh Olivia mulai dari hari kedua pembukaan sampai kemarin. Hari ini, hari keenam setelah pembukaan toko, sudah tidak terlalu banyak penggemar yang datang.

Namun, rasa dan kualitas yang Olivia berikan di setiap roti buatannya mampu mempertahankan pelanggan tetap yang tidak sedikit.

Pagi ini saja, ia telah melayani belasan orang yang membeli rotinya untuk sarapan.

Jam operasionalnya adalah sampai pukul delapan malam, Olivia telah menjalani pekerjaan barunya ini dengan penuh syukur dan hati yang seringan kapas meskipun pekerjaan yang dilakukannya tidak sedikit.

Di sela-sela waktu setelah membuka toko, di saat tidak ada pelanggan yang harus ia layani, Olivia akan menyiapkan bahan-bahan atau mencoba resep-resep baru yang ia pelajari secara daring.

Jika tidak melakukan keduanya, maka ia akan duduk di belakang meja kasir dan melakukan pembukuan keuangan dengan mendetail. Meliputi semua catatan uang yang telah dan yang akan ia habiskan dalam rancangan tersusun.

Saat waktu terus berjalan dan waktu memasuki sore hari, Olivia duduk di kursi belakang meja kasir dan melakukannya.

“Bagaimana kalau menambah menu minuman? Sepertinya para pelanggan akan menyukainya.” Ia bergumam dengan pena masih di sela-sela jarinya.

Tangan kiri Olivia sibuk pada ponselnya, menggulir foto-foto dan resep minuman populer dengan bahan sederhana. Ia semakin bersemangat untuk menambahkannya ke menu.

“Aku akan menambahkannya.” Olivia bertekad. Ia telah mengambil keputusan.

Namun, saat pena yang berada di tangan kanannya hampir menyentuh permukaan kertas, sebuah panggilan masuk ke ponselnya.

Olivia tersenyum dan mengangkat panggilan itu.

“Hal—“

“Paul!!” potong Olivia begitu saja sebelum sang sahabat dapat mengucapkan salamnya.

Tidak marah atau tersinggung, dari sambungan itu malah terdengar suara tawa Paul yang sangat renyah.

Senyuman Olivia lantas berubah menjadi tawa, Paul berhasil menularkannya. Pun ia bisa membayangkan pria itu pasti sudah tertawa sampai kepalanya mendongak ke belakang.

“Eh, dengar dulu. Aku mau berterima kasih dengan benar nih.”

“Iya, aku dengar kok.” Paul berkata di sisa tawanya.

Olivia memainkan pena yang masih dipegangnya. “Terima kasih banyak, ya. Unggahanmu sangat membantu.”

Paul terdengar menghirup napas yang cukup dalam, tampaknya sedang meregangkan badan sebelum menyombong. “Kamu tahu sendiri. Aku kan orangnya memang sangat berpengaruh seperti itu.”

Olivia tertawa sambil menggelengkan kepalanya. “Oh, iya.” Ia teringat sesuatu. “Penggemarmu sangat sopan. Mereka penasaran dengan kisahmu, tapi tidak menyerangku sama sekali. Aku sangat takjub dengan mereka.”

“Oh, pasti... itu semua karena kerja kerasku yang sudah memberi pengertian dengan mereka sangat baik.”

“Kamu harus kurangi menyombong begitu,” omel Olivia bercanda. “Mereka boleh jadi penggemarmu, tapi aku yang akan jadi penggemar mereka. Jadi, kamu lebih baik tidak membuat malu.”

Lebih kencang dari yang sebelumnya, kini Paul tertawa terbahak-bahak.

Olivia ikut bahagia. Hanya mendengar tawa pria itu yang sejelas sinar jingga mentari yang masuk melewati jendela tokonya saat ini, tawa dan jiwa pria itu selalu dapat ia rasakan dengan pasti.

Bersama Paul, Olivia tidak pernah memusingkan tindakan atau maksud yang dilakukan pria itu. Sungguh berbeda dengan apa yang Simon berikan padanya. Sang duke yang dielukan sangat sempurna itu hanya membawa tekanan padanya.

Oleh karena itu, Olivia tidak keberatan harus berlama-lama mengobrol atau bersama Paul. Saat ini pun begitu, lagi pula mereka baru bisa berkontak setelah pria itu senggang dengan jadwalnya.

Namun, kedatangan seorang pelanggan ke toko membuat Olivia buru-buru mematikan sambungan.

“Selamat datang ke Liv—“ sapaan hangat itu tergantung begitu saja di ujung lidah Olivia begitu melihat siapa yang datang. “Nona Charlotte?” ia bergumam penuh kebingungan.

Charlotte di lain sisi, dengan sikap elegan dan tenangnya itu, melangkah mendekat ke arah Olivia.

Satu senyuman yang sulit dimengerti tercetak di wajah wanita yang sudah bertunangan itu. Charlotte sangat cantik, Olivia tidak pernah meragukannya, tapi aura wanita itu setiap bertemu dengannya benar-benar membuatnya tidak nyaman.

“Apa kabar, Olivia? Sudah lama tidak bertemu dan kamu sudah membuka toko roti saja,” ucap Charlotte, ia tiba tepat di depan meja kasir.

Olivia meneguk ludahnya. Perasaan yang tengah ia alami sungguh campur aduk.

Saat otaknya kembali membuatnya mengingat kejadian malam pertunangan Simon dan Charlotte, ia menemukan sebuah perasaan bersalah dan luar biasa malu terhadap wanita cantik di hadapannya ini.

Namun, ia tidak ingin terus melarikan diri begitu. Menarik garis bibirnya ke atas, ia memberikan senyuman cerahnya.

“Seperti yang bisa Anda lihat, kabar saya sangat baik, Nona. Mengelola toko roti sendiri adalah impian saya sejak lama.”

“Benarkah? Selamat kalau begitu.” Charlotte tampak mengambil sesuatu dari tas tangannya. “Ini, aku mengundangmu ke pesta ulang tahunku. Jangan lupa datang, ya.”

Olivia menerima kartu undangan itu dan ia menatap kebingungan. “Kenapa ada dua? Untuk siapa satunya—“ lidahnya kelu dan kini menjadi semakin bingung. “Anda mengundang Paul, Nona?”

Charlotte mengangguk santai. “Tentu saja. Kami sempat satu kelas saat di Penn University, sama-sama mengambil jurusan hukum di sana. Tolong kamu yang berikan undangannya ke dia, ya?”

Olivia mengerjap. Ia sudah diberitahu Paul bahwa pria itu memang pernah berkuliah di salah satu universitas anggota Ivy Leagu itu, namun ia tidak tahu bahwa Charlotte adalah teman kuliahnya.

“Baik. Akan saya berikan, Nona.” Olivia akhirnya bersuara.

Charlotte tersenyum, namun itu sebuah seringai. “Setidaknya kamu masih bisa memakai pakaian mahal meskipun Duke Simon tidak ada.”

“Maaf? Apa maksud Anda, Nona?”

Charlotte menaikkan pelan kedua alisnya. “Tidak perlu pura-pura, Olivia. Aku percaya kamu sangat paham apa maksud dari perkataanku.” Setelah mengatakan itu, ia lantas berbalik hendak berjalan pergi.

Kali ini Olivia tidak akan membiarkannya begitu saja. Ia bergegas menyusul langkah wanita itu dan mencegahnya.

“Tidak, Nona. Anda tidak bisa berkata sembarang begitu meski pun saya berada jauh di bawah Anda.” Olivia menatap tepat kedua mata Charlotte. “Saya minta Anda meminta maaf pada saya.”

Charlotte pun tanpa bergeming membalas tatapannya. “Dari pada itu, akan kuberikan jutaan dolar kalau kamu berjanji akan pergi jauh dari kehidupanku dan sang duke. Kabari saja kapan kamu akan melakukannya, akan segera kuberikan uang itu padamu.”

“Nona Charlotte. Saya minta Anda meminta maaf seka—“

“Minggir, Olivia. Aku tidak ingin berlama-lama di sini.”

Olivia menghela tak percaya, dengan sisa kesabarannya, ia membiarkan Charlotte berjalan melewatinya.

Wanita itu pergi dan meninggalkan aroma wangi dari parfumnya namun kesan busuk dari kelakuannya.

Saat suara deru mobil terdengar meninggalkan depan tokonya, Olivia menoleh dan melihat kepergian Charlotte sepenuhnya.

Menutup kedua matanya erat, Olivia mengatur pernapasannya demi menenangkan luapan emosi di dada. “Tidak...” Ia menggeleng pelan. “Aku tidak akan membiarkan siapa pun berlaku semena-mena padaku. Tidak, atau namaku bukan Olivia Poetri Aditomo lagi.”

...♧♧♧...

^^^** the picture belongs to the rightful owner, I do not own it except for the editing.^^^

1
agnesia brigerton
Jadi duke nih lagi nunggu sampe Olivia lebih dewasa aja?? Setidaknya dia gak pedofil deh :)
agnesia brigerton
Gilakkkkk
agnesia brigerton
Udah manggil ayah mertua ajaa
agnesia brigerton
Aku padamu Olivia 😭😭😭
agnesia brigerton
😭😭😭
agnesia brigerton
Duh pulang kampung nih??😥
agnesia brigerton
Hubungan mereka kerasa sensual banget tapi menegangkan juga duh panas dingin jadinya 🙃
agnesia brigerton
Iya iya pergi aja dari duke obses ituu
agnesia brigerton
Gue tereak terus woiii
agnesia brigerton
What?????? Merk gaunnya terus lagu yang diputar????
agnesia brigerton
Tunangan asli kayak nyadar deh
agnesia brigerton
Benedict selama kerja sama duke gak kepikiran buat resign kah??
agnesia brigerton
Oke... oke... si duke obses nih parah
agnesia brigerton
Kamu kuat bangettt
agnesia brigerton
S-SIAP YANG MULIA!!
agnesia brigerton
UPSS 🤭🤭
agnesia brigerton
Lo kayaknya masih bingung deh sama perasaan sendiri 🙃🙃
agnesia brigerton
AAAA 😚😚😚
agnesia brigerton
Apa? Mau ngapain emangnya🤭
agnesia brigerton
AAAA GUE DUGUN DUGUN
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!