NovelToon NovelToon
Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Selingkuh / Cinta Terlarang / Dijodohkan Orang Tua / Pengawal
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rembulan Pagi

Aletha seorang cucu angkat dari konglomerat dijodohkan dengan pria yang juga merupakan konglomerat. Pernikahan paksa berlangsung demi menjaga perusahaan keluarga Aletha dari ambang kehancuran.

Namun dalam kehidupan cintanya, Aletha tidak memiliki riwayat percintaan yang baik begitu juga dengan pernikahannya. Tetapi nasib berkata lain, dalam kehidupan rumah tangganya terselip pria lain yang menjaganya dengan baik.

Lalu apakah yang akan terjadi dalam rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunga Mawar Merah

Mobil Dion berhenti pada sebuah rumah yang mempunyai halaman luas. Aletha dan Dion turun. Dengan penuh keberanian, gadis itu menakan bel. Seorang pria setengah baya keluar dan menatap Aletha dengan tatapan terkejut.

"Miranda," gumamnya masih dengan ekspresi tersebut.

"Dia bukan miranda, dia putri yang dititipkan Miranda ke panti asuhan," kata Dion membantah perkataan pria itu.

Pria dengan kaca mata itu mempersilahkan keduanya untuk duduk. Masih dengan pandangan tidak percaya, pria itu terus menatap Aletha. Dion sempat berdeham, tetapi pria itu masih dalam ketidakpercayaannya.

"Aku ke sini untuk mengetahui banyak tentang ibuku," ucap Aletha lebih dulu."

"Miranda ya," gumam pria itu

Pria itu berdiri dan mengambil sebuah kotak besar dan membukanya. Ia meletakkan kotak itu di meja dan menunjukkan satu persatu barang yang ada.

"Miranda adalah adik kecilku yang sangat aku sayangi. Dahulu ia begitu cantik dan banyak orang sekitar yang menyukainya, tetapi aku tidak tahu banyak dan memutuskan keluar dari kota ini dan menikah. Lalu hingga beberapa tahun kemudian terdengar kabar bahwa dia meninggal. Dengan berat hati aku terpaksa datang walaupun aku tidak suka ibuku. Tidak lama dari hari itu, ibuku juga meninggal karena sakit keras dan akhirnya kami memutuskan untuk tinggal di sini bertahun-tahun."

"Jadi tidak banyak ya yang paman ketahui tentang ibuku," ucap Aletha dengan sedikit keputusasaan.

"Aku tidak bisa membantu banyak, tetapi barang-barang ibumu bisa membawamu untuk mengetahui lebih banyak. Setelah dua tahun dari kematian ibumu, aku baru tahu bahwa ia pernah punya anak dan rumor dari orang itu bahwa anak Miranda sudah meninggal. Aku tidak tahu siapa orang itu, dia adalah seorang wanita," kata pria itu dengan nafas gusar.

"Lalu ayahku?" tanya Aletha.

"Ayahmu? Tidak ada satupun orang yang tahu siapa dia, bahkan ibuku saja tidak tahu. Kapan ia berkenalan, kapan ia melakukan itu dan kapan ia melahirkan tidak ada yang tahu kecuali wanita itu."

Wanita itu? Siapa sebenarnya wanita itu?, batin Aletha berbicara. Gadis itu memeriksa lagi barang-barang yang ada di dalam kotak itu. Ada sebuah diary milik ibunya, di dalamnya terdapat banyak gambar yang bagus.

"Bakat ibumu menurun padamu," timbal Dion.

Aletha mengangguk setuju.

"Kau juga pandai menggambar dan melukis?" tanya pria itu.

"Benar paman," jawab Aletha.

Senyum lega hinggap di wajah pria itu. Ia melepas kacamatanya dan meneteskan air mata. Aletha terkejut dan mendekap pamannya. Namun di saat bersamaan datang seorang wanita setengah baya dan anak kecil yang tengah ia gendong.

Wanita itu sedikit terkejut namun dengan cepat kembali ke wajah biasanya. Ia tersenyum hangat dan ikut duduk.

"Halo," sapanya.

"Halo," balas Aletha.

Anak kecil yang berada di gendongan wanita itu tiba-tiba tertawa.

"Aku ada sesuatu untuk kalian," ucap Aletha sembari mengeluarkan hadiah-hadiah yang ingin Aletha berikan.

Hari itu mereka lalui dengan bercerita banyak hal. Dion memerhatikan Aletha yang antusias dan terlalu banyak tersenyum. Tanpa ia sadari, setiap Aletha tersenyum ia juga ikut tersenyum.

Waktu sudah hampir sore, Aletha dan Dion beranjak pulang. Dengan berat hati mereka berpelukan kepada keluarga itu dan pergi. Aletha masih tersenyum. Kali ini gadis itu duduk di depan, persisnya di samping pengemudi dan tidak seperti biasanya.

"Kau banyak tersenyum hari ini." Dion berbasa-basi.

"Benarkah? Kau memperhatikan ku terus ya?" sindir Aletha yang masih dalam konteks bercanda.

Dion tergelak. "Aku cukup senang jika kau bahagia dan tersenyum seperti saat ini."

"Aku belum pernah merasa hidup seperti saat ini Dion," ucap Aletha yang masih tersenyum.

"Ayo hidup dan terus bahagia," ajak Dion.

Langit mulai bewarna merah jambu, perjalanan mereka juga hampir sampai ke rumah. Jantung gadis itu berdegup kencang, ia sadar ia telah jatuh cinta kepada orang yang salah.

Di bawah langit merah jambu, perasaannya mengambang bagai awan, mengalir di bantaran sungai dan terjal bagaikan jurang. Ia tidak tahu bagaimana rasa ini harus ia apakan. Ia juga tidak tahu perasaan ini kapan akan selesai. Yang ia harapkan saat ini, perasaannya tidak akan mengacaukan hidupnya.

Aku mencintaimu Dion, kau cinta pertamaku.

......................

Makan malam seperti biasanya selalu gadis itu lakukan bersama suaminya, dan kali ini ia terserang demam tinggi. David dengan cepat membawanya ke rumah sakit untuk di rawat. Tubuh Aletha terlalu panas hingga 39,3°C.

David berulang kali memeriksa dan terjaga semalaman di ruang VIP. Beruntungnya orang kaya, bahkan rumah sakit pun dapat fasilitas yang lebih mewah dibandingkan rakyat biasa. Tetapi itu juga berdasarkan pengeluaran yang dilakukan.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Tubuh Aletha makin memanas, David merasa cemas dan kini Aletha mulai mengigau dalam sakitnya. Panggilan ibu terus ia ucapkan kata demi kata.

"Ibu," ucap Aletha terdengar menggigil.

"Ibu, aku merindukanmu."

"Ibu."

Tidak henti-hentinya kata dan kalimat-kalimat lainnya ia ucapkan sampai waktu menunjukkan pukul satu pagi. Kini gadis itu mulai terdiam dan nyenyak dalam tidurnya. Dan David mulai terjaga, baru saja ia hampir tertidur, respon tubuhnya membuat ia tergerak untuk bangun.

Matahari mulai terbit dan waktunya infus Aletha diganti karena hampir habis. Gadis itu sempat sadar diri dan mengigau semalaman hingga membuat David terjaga dari tidurnya. Kini matanya mulai menunjukkan warna kecoklatan di bawah, menandakan ia tidak tidur.

David menelpon Dion untuk datang ke sini, berharap Dion menjaganya dan ia ingin segera tidur. Dion yang mendengar kabar membeli bucket mawar merah untuk Aletha.

"Mengapa membawa bunga itu?" tanya David tajam.

"Untuk menghias ruangan, akan lebih bagus mawar," jawab Dion yang mulai menyusun bunganya ke dalam vas.

Ada sedikit rasa lega dari David kepada Dion. Ia tahu bahwa Dion tidak pernah sekalipun tertarik kepada miliknya, lagi pula memang sudah menjadi kebiasaan Dion membawa bunga kepada orang sakit. Yang menjadi pertanyaanya mengapa harus bewarna merah.

"Aku akan pulang, jika ada masalah kabari aku," titah David kemudian meninggalkan ruangan.

Dion menghela nafas, jujur saja ia lelah merasa dicurigai terus menerus oleh David. Sesekali ia ingin berteriak, tetapi ia sangat kasihan dengan gadis yang terbaring lemah di depannya. Merasa dirinya mulai memanas, Dion meredakan emosinya dengan duduk di sofa. Ia membuka ponselnya dan melihat foto-foto saat ia bersama Aletha.

Faktanya, Aletha tidak pernah tersenyum ketika ia foto sebagai bukti ke David bahwa Aletha baik-baik saja. Dari pikirannya juga mengatakan Aletha bahwa tidak merasakan berlebihan kepada dirinya. Lalu apa, apa yang ada pada otak dangkal pria bodoh itu. Lagi-lagi Dion membenci David. Ia benci ketika David menyakiti adiknya dan membuat adiknya menjadi buta dan lumpuh, ia benci fakta itu.

Namun disela lamunan Dion, Aletha memperhatikan pria itu. Pria yang bermata teduh, pendiam, optimis, pekerja keras ternyata juga memiliki masalah yang sepertinya begitu rumit. Rasanya ingin gadis itu menegur Dion, tapi lebih baik Dion bisa mengatasi masalah dalam kepalanya sendirian.

Penglihatan gadis itu beralih ke vas yang ada di samping ranjangnya. Sebuah mawar merah, mawar yang maknanya bagi Aletha adalah cinta.

"Mawar merah, siapa yang memberikannya?" tanya Aletha membuat Dion sadar dari lamunannya.

1
gadis semeru
lanjut
Nadivhazha
Terus thea juga tau perselingkuhan aletha? tapi jatuhnya belum selingkuh
Claranita
istrimu suka lukis toh bàng
Claranita
5555
Claranita
psikopet
Claranita
lahap yng mna tu bang
Claranita
Alexa?
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘
Nadivhazha
You deserve better aletha, jangan pilih dion. Lo kalo milih Dion hidup lo gabisa bahagia karena David gila, please sama david aja
Nadivhazha
Emosi banget
Nadivhazha
Najis banget nih keluarga
Rembulan Pagi
FYI buat yang baca teliti, carreta ini nama bibinya
gadis semeru
semangat terus kak. Ayo kita terus berkarya🥰
Nadivhazha
Please ngaku lo tha, pasti merinding
Rembulan Pagi: wkwk iya dia merinding kok
total 1 replies
Nadivhazha
Tarik ga ucapan loo
Nadivhazha
Hahaha kocak
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘😘
ceritanya rekomen banget buat dibaca
Rembulan Pagi: terima kasih kak
total 1 replies
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘😘
Nadivhazha
Goblok anying
Rembulan Pagi: sabar ziii
total 1 replies
Minatrigan Gan
sabar y aletha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!