NovelToon NovelToon
Istri Tujuhbelas Tahun

Istri Tujuhbelas Tahun

Status: tamat
Genre:Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:6.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Titin

Akeno seorang lelaki pengusaha berwajah oriental itu terpaksa menikahi wanita muda berusia tujuhbelas tahun demi mengikuti keinginan neneknya kesehatan neneknya yang memburuk memaksanya menuruti kemauan neneknya.

Gadis muda yang memiliki sifat dewasa itu diam diam mencuri hati Akeno. Ini sangat bertentangan dengan keinginannya. Akankah Akeno mampu menepis rasa yang terlanjur singgah dihatinya? Sedang pesona Gresia Ananta begitu nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 3

Kehadiran Gresia disekolah barunya menyita perhatian lawan jenisnya. Wajahnya yang sangat cantik dengan bentuk tubuh sempurna membuatnya tampil bak dewi yunani.

Sikap acuh dan tak perduli orang sekitar menyempunakan penampilannya sebagai putri bangsawan sungguhan. Tidak ada yang menyangka dia hanya anak luar nikah dan dianggap sampah oleh keluarganya. Dalam sekejap Akeno merubah identitasnya, dia menjelma menjadi nona muda yang dikagumi semua orang.

Gresia menatap lembaran buku didepannya, membaca isinya dengan cermat. Dia benar-benar mengikuti ucapan Akeno agar memanfaatkan waktunya dengan baik. Di perpustakaan ini Gresia bisa mendapatkan buku yang dia mau dengan mudah. Perpustakaan megah dengan koleksi bukuh berlimpah, tapi sayang tak banyak peminatnya. Hanya segelintir orang yang berada disana. Salah satunya seorang siswa teladan yang berdiri tak jauh dari Gresia. Dia Harisah putra dari tuan Barma pengusaha perhotelan.

Sekilas dia melihat kearah Gresia, wajah baru yang baru pertama dia lihat di dalam perpustakaan ini. Dia penghuni lama di perpustakaan ini jadi dia paham betul siapa-siapa saja pengunjung perpustakaan.

Dahinya mengernyit saat melihat apa yang dibaca Gresia, buku yang ditulis oleh penulis dunia. Dia tak pernah melihat siswa mau membaca buku berisi tema yang begitu berat dan rumit di pahami. Tapi Gresia membacanya dengan santai dan menikmati lembar demi lembar halaman buku.

"Economics in One Lesson, pertama kali diterbitkan pada tahun 1946." desis Haris sembari menatap Gresia di depannya. Gresia menurunkan separuh bukunya untuk melihat siapa yang baru saja bersuara menyebut judul buku yang tengah dia baca.

Haris melambaikan tangannya sembari tersenyum ramah. "Hay!"

Gresia mengangguk pelan sebagai balasan, lalu kembali mengangkat halaman buku menutupi seluruh wajahnya, kembali tenggelam dengan bacaannya. Ini adalah Gresia, gadis yang tak perduli dengan sekitarnya. Dia biasa tengelam dengan dunianya sendiri, seakan tak ada orang lain disekitarnya. Sikapnya dingin dan terkesan angkuh.

Mata haris menyipit menatap halaman buku, seakan dia bisa melihat dengan jelas raut acuh dibalik lembaran buku dihadapannya.

Tapi dia juga tak ingin mengusik kesenangan Gresia, dia memilih ikut tenggelam dengan buku ditangannya.

Pemandangan ini membuat beberapa pasang mata para gadis menatap cemburu pada Gresia. Mereka tidak suka membaca, tapi sengaja datang kesini demi bisa melihat Harisah. Harisah yang biasanya acuh tak acuh, hari ini terlihat begitu peduli oleh kehadiran Gresia. Benar-bena rmemancing kecemburuan. Tapi Gresia tak memperdulikan keberadaan Harisah sama sekali. Dia berlalu pergi begitu bell tanda masuk kelas berbunyi, meninggalkan Harisah yang masih mematung ditempatnya.

Harisah mengejar langkah Gresia dengan tergesa. "Hey tunggu, kita satu kelas."

Gresia menghentikan langkahnya, menatap Harisah dengan mata beningnya. "Benarkah?"

"Iya."

Gresia mengangguk samar, lalu kembali melangkah pergi menuju kelas. Harisah termangu di tempat nya, Gresia mengabaikan pesonanya? Ini baru pertama kali terjadi dan menurutnya sangat menarik. Senyum samar mengiringi tatapanya pada punggung Gresia yang meningalkannya.

Pulang sekolah Adrian sudah menunggunya di depan gerbang sekolah membawanya menuju mobil mewah milik Akeno.

Di belakangnya tampak Harisah berjalan tergesa mengejarnya. "Gresia tunggu!" Gresia dan Adrian berhenti sejenak menatap kebelakang.

"Ada apa?" tanya Grasia datar.

"Bisa minta nomor mu?" Harisah menyodorkan ponselnya pada Gresia. Gresia menatap ponsel Harisah sekilas lalu beralih menatap Harisah.

"Maaf aku tidak bawa ponsel. Nomorku juga aku lupa." ujar Gresia.

Harisah berdecak kecewa, dia percaya kalau Gresia tidak membawa ponsel, sebab seharian dia tak melihat benda itu ada bersamanya. Tapi lupa nomor ponselnya itu mustahil. Gadis yang mampu membaca buku dengan memakai bahasa asing jelas memiliki ingatan yang kuat.

"Baiklah, semoga lain kali kau sudah ingat berapa nomor ponselmu." ucap Harisah akhirnya. Gresia tersenyum samar lalu beranjak pergi.

Harisah terpaku ditempatnya, lengkungan kecil dibibir Gresia membuat jantungnya berdetak kencang. Dia benar-benar dingin tapi begitu mempesona.

Adrian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali dia melirik nyonya mudanya melalui kaca spion tengah. Gresia sedang menatap keluar jendela dengan pikiran yang entah terbang kemana. Adrian ingat bahwa ponsel nyonya mudanya sudah tak layak pakai dan dia kemarin lupa membelikannya yang baru.

"Nyonya apa sebaiknya kita membeli ponsel baru agar bisa nyonya bawa kesekolah?" tanya Adrian sembari focus menatap kedepan.

Gresia mendesah pelan. "Tidak perlu, aku tidak biasa membawa ponsel saat sekolah." sahutnya tanpa beralih pandang.

Adrian melirik nyonya mudanya sekilas lalu kembali focus kejalan. "Baiklah nyonya."

Malam ini Akeno kembali tidak pulang makan malam. Gresia kembali makan malam seorang diri tanpa Akeno suaminya.

Selesai makan Gresia tak langsung masuk kedalam kamarnya. Dia pergi kehalaman samping duduk dibangku panjang sembari menatap sinar bulan yang tampak bersinar penuh. Dia mendesah berat saat menatap kedalam rumah, rumah besar ini benar-benar terasa sunyi dan sepi. Rumah yang di penuhi aura sangat dingin, yang membuat hati penghuninya terasa membeku. Tapi tinggal disini masih lebih baik ketimbang di rumahnya sendiri. Di jam-jam seperti ini biasanya dia masih sibuk mencuci piring bekas makan malam keluarganya. Sementara disini dia dihargai dan di hormati sebagai nyonya rumah.

"Nyonya angin diluar sangat dingin, pakailah ini." Kepala pelayan datang dengan membawa switer ditangannya. Gresia menoleh menatap kepala pelayan itu dengan ramah. "Trimakasih bik."

"Boleh saya duduk nyonya?"

"Silahkan."

Bik Sumi kepala pelayan di mansion ini duduk disebelah Gresia sembari ikut menatap bulan.

"Apakah yonya merasa kesepian tinggal di sini?" tanya bik Sumi masih menatap bulan.

Gresia menarik tubuhnya bersandar pada bahu kursi, menatap bik Sumi dengan tatapan lembut. "Aku suka kesunyian dan ketenangan, suasana itu membuat hatiku nyaman."

Bik sumi memandang Gresia dengan tatapan aneh. Dia tak menyangka Gresia akan menjawab pertanyaannya dengan kata-kata seperti itu. Usianya baru tujuh belas tahun. Dinikahkan dengan Akeno yang tak memberi perhatian padanya sedikitpun, gadis lain mungkin akan menangis setengah gila. Tapi Gresia malah sebailiknya, dia terlihat tenang dan begitu dewasa.

"Nyonya gadis seusia nyonya diluar sana lebih suka menghabiskan uang dan waktu demi kesenangan. Apa nyonya tidak berpikiran sama dengan mereka?" selidik bik Sumi.

Gresia mendesah pelan. "Aku sudah lupa caranya bersenag-senang bik. Saat usiaku tujuh tahun, aku pernah diam-diam keluar rumah untuk bermain bersama teman sekolahku. Waktu itu disekitar rumah ada pasar malam, aku bermain disana hingga lupa waktu. Aku pulang saat ibu tiriku datang dengan sebatang kayu panjang. Dia memukulku dan mengiringku pulang dengan kayu ditangan." Gresia menarik napas panjang menjeda ucapannya.

"Saat papaku pulang, ibu tiriku mengadukan kenakalanku seharian itu. Dengan sangat marah ayahku menyeret tubuh mungilku lalu mengunciku didalam gudang. Bibik tau apa yang terjadi selanjutnya?" tanya Gresia dengan senyum tipis dibibirnya. Bik Sumi menggeleng pelan.

"Mereka mengurungku berhari-hari hingga aku hampir mati. Mulai saat itu aku tidak berani keluar rumah untuk bermain. Kata main dan bersenag-senang sangat tabu untuk di ucapkan. Untuk mengisi rasa bosan aku memilih membenamkan diri diperpustakaan keluarga."

Bik sumi terdiam, dia paham kenapa Gresia memilih menutup diri dari orang lain. Dia sudah mengalami pahitnya hidup di usia yang sangat muda.

Gresia menyentuh tangan bik Sumi dengan lembut. "Bibik orang pertama yang mengetahui kisah ini. Maaf membuat bibik mendengar kisah piluku."

"Tidak apa nyonya, saya senang nyonya bisa lebih terbuka kepada saya." sahut bik Sumi, balas menggenggam jemari Gresia.

"Trimakasih bik." lirih Gresia. Bik Sumi mengangguk haru.

"Nyonya sebaiknya kita masuk kedalam. Udara diluar sudah semakin dingin."

"Iya mari bik."

Malam ini Akeno kembali pulang larut malam. Kedatangannya langsung disambut oleh Adrian pengawal sekaligus Asisten pribadi istrinya.

"Apa sekolahnya berjalan lancar?" tanya Akeno sembari melonggarkan dasinya. Dia duduk diruang tamu, sementara Adrian berdiri di hadapannya.

"Sangat lancar tuan. Bahkan nyonya langsung populer diantara siswa. Dia berhasil membuat siswa teladan meminta nomor ponselnya." lapor Adrian penuh semangat.

Akeno yang sedang membuka dasinya mendadak menghentikan gerakannya, menatap Adrian dengan tatapan tajam. "Kau lupa Gresia itu istriku? berani kau laporkan hal seperti ini padaku!" hardik Akeno berang. Adrian seketika dilanda kegugupan, buaknkah itu yang diperintahkan Akeno padanya. Melaporkan kegiatan Gresia sekecil apapun.

"Maaf tuan, lain kali saya akan memilah mana yang boleh dilaporkan mana yang tidak." ujar Adrian sedikit tak ikhlas.

Akeno berdecak kesal. "Tidak bisa, kau harus laporkan semuanya padaku! Tapi lain kali jangan biarkan hal seperti itu terjadi lagi. Bagaimanapun dia masih tujuh belas tahun belum pantas mengenal lelaki terlalu intim. Ingat aku membayarmu untuk menjaganya dari ganguan seperti murid teladan itu. Bukan malah menjadi penonton!" hardik Akeno lalu beranjak dari hadapan Adrian berlalu menuju kamarnya.

"Baik tuan." sahut Adrian patuh. Adrian mendesah berat sembari menatap punggung Akeno.

To be continuous

Makasih buat Readers emak yang udah mampir dan ninggalin jejak🥰

1
Sity Herfa
Bahagianya /Kiss//Kiss/
Enan sulaiman
aiis kecewa
Sity Herfa
Akeno akeno
Sity Herfa
Menarik cerita nya
Wulan Bahrain
Luar biasa
Sofi Andaresta
nyimak
-the'XXI✓
Luar biasa
-the'XXI✓
Biasa
Bundanya Anaia
ya itu berlaku kl ku msh single akeno.. enak aj maen iya2 jd pasangan org lain tanpa mikirin perasaan istri.. walopun istri lu msh disembunyiin statusny.. tp biarpun pura2 tetep aj kali nyesek aj.. pastilah ada lendot2an.. pegang2 cari kesempatan tuh cewek ngga bs move on.. hahhhh nyari penyakit lu akeno
Nurnazeerah: Bundanya Anaia
total 1 replies
my heart
Luar biasa
Sulas Tri
Lo kok tamat g terasa bacanya
Sulas Tri
apa ada teman sejati seperti itu
Sulas Tri
terlalu banyak godak annya
Sulas Tri
jgn macam2 kau andrian
Sulas Tri
akhirnya sami sudah mulai terbuka hatinya
Sulas Tri
dariana gresia tahu kb
Sulas Tri
jgn2 gresia hamil deh
Sulas Tri
ada aja akeno
Sulas Tri
payah
Mia Mia
apa di dunia nyata benar ada suami yg begini setia ya jadi kelepak2 menbacanya 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!