Tasya adalah seorang istri dari seorang pengusaha terkenal di negeri ini, Kevin Lazuardi dan mereka memiliki seorang anak yang saat ini berusia 11 tahun bernama Wikka. Kehidupan mereka tak seindah bayangan yang ditampilkan di depan publik karena pada kenyataannya Tasya tak bahagia menikah dengan Kevin karena mereka menikah akibat perjodohan keluarga. Ketika di tengah suasana rumah tangga yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun menjadi makin tak harmonis, Tasya bertemu lagi dengan sang mantan, Desta yang tiba-tiba mengutarakan rasa bersalah akibat apa yang pernah ia lakukan di masa lalu. Kemunculan Desta dalam biduk rumah tangga Tasya dan Kevin pada akhirnya mau tak mau membongkar rahasia masa lalu di antara mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolak Untuk Bercerai
Kevin nampak tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Tasya yang ingin bercerai dengannya dan tentu saja hal itu ditolak oleh Kevin.
"Apakah kamu tak waras? Bagaimana bisa kamu mengatakan ingin berpisah dariku?!"
"Bukankah kita tak saling mencintai? Untuk apa kita harus memertahankan ini?"
"Apa yang membuat kamu bisa berpikiran begini? 10 tahun sudah kita melakukan semua ini dan semua baik-baik saja. Bagaimana bisa kamu jadi berubah pikiran?"
"Entahlah, aku tak tahu. Hanya saja aku lelah dengan semua ini."
"Semua karena Desta kan?"
Tasya menoleh ke arah suaminya dan tatapan mata Kevin begitu tajam ke arahnya dan Tasya kemudian menggelengkan kepalanya.
"Ini semua tak ada hubungannya dengan Desta."
Namun jawaban dari Tasya barusan membuat Kevin tertawa sumbang. Pria itu tentu saja sangsi dengan apa yang dikatakan oleh Tasya barusan.
"Kamu tak bisa membodohiku, kamu masih mendambakan pria yang sudah mencampakanmu ketika mengandung? Bagaimana bisa kamu menjadi naif begini?!"
"Kevin sudah aku katakan bahwa semua ini tak ada hubungannya dengan Desta jadi jangan bawa-bawa dia!"
"Aku mulai membuka hati untukmu dan aku mulai merasa bahwa aku jatuh cinta padamu dan kamu berniat untuk menghancurkan perasaan yang baru tumbuh ini?!"
Tasya nampak terkejut dengan yang Kevin katakan barusan, ia sama sekali tak menyangka bahwa suaminya akan mengatakan hal seperti ini padanya.
"Kamu memang tidak salah dengar! Kamu pikir saja sendiri kenapa aku memilih untuk menceraikan Runi dan menjadikan kamu satu-satunya istriku. Alasannya adalah karena aku ingin menunjukan bagaimana aku serius padamu!"
Tasya makin tak bisa berkata apa pun lagi selepas Kevin bicara seperti itu. Kevin nampak membuang napas kasar dan masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Tasya masih terdiam mendengar kejujuran Kevin barusan. Ia mendudukan diri di tepian ranjang dan memikirkan apa yang Kevin katakan, sorot mata pria itu sama sekali tak menunjukan kebohongan yang mana artinya memang Kevin mengatakan yang sejujurnya.
****
Mayra mendatangi suaminya yang masih bekerja di dalam ruangan kerjanya. Mayra khawatir kalau sesuatu hal yang buruk terjadi pada sang suami yang mana sejak tadi Tasya meninggalkan rumah ini tanpa penjelasan apa pun, Andri masih belum juga keluar dari dalam ruangan kerjanya.
"Sayangku, apa yang terjadi?"
Andri menatap ke arah istrinya yang datang menghampirinya. Mayra nampak menatap sang suami lembut dan mengusap tangan suami yang sudah menemaninya lebih dari 40 tahun itu dan memberikannya dua orang anak.
"Apakah Tasya sudah pulang?"
"Sudah. Tasya sejak tadi sudah pulang, ketika aku bertanya apa saja yang kalian bicarakan di sini, dia memilih bungkam dan tak mau menjawab."
Andri hanya menganggukan kepalanya mendengar penjelasan dari Mayra ini. Mayra mengatakan pada sang suami bahwa ia tak akan memaksa Andri untuk bercerita namun kalau memang ingin berkeluh kesah maka Mayra siap mendengarkan.
"Tadi aku dan Tasya membicarakan soal Desta yang menghilang saat Tasya hamil anaknya."
"Apakah Tasya sudah tahu semuanya dan alasan itu yang membuat dia mendatangimu?"
Andri menganggukan kepalanya dan Mayra hanya bisa menghembuskan napasnya pelan, ia tahu bahwa cepat atau lambat maka Tasya akan tahu yang sebenarnya.
"Apakah dia marah padamu karena sudah tidak jujur selama ini?"
"Mungkin lebih tepatnya dia kecewa padaku, belum pernah aku melihatnya menatapku dengan tatapan seperti itu yang membuat hatiku sakit."
****
Berlian menjadi bulan-bulanan media dan netizen bahkan karena ulah netizen itu semua aib masa lalunya bisa dengan mudah terbongkar dan menjadi konsumsi publik. Berlian malu dan geram pada netizen yang sudah mempermalukannya dan orang yang paling bertanggung jawab menyeretnya dalam masalah ini tentu saja adalah Ariel dan ia tak akan memaafkan dia. Berlian merengek pada papanya untuk memenjarakan Ariel yang sudah membuatnya malu di depan media dan namanya menjadi buruk namun alih-alih mendukung tindakan putrinya justru Zain menampar putrinya.
"Sayang, apa yang kamu lakukan pada putri kita?" tanya Cahya tak percaya dengan yang dilakukan oleh sang suami barusan.
"Kamu tak becus dalam mendidik anak kita dan oleh sebab itu maka dia membuat kita malu terus menerus dengan mempertontonkan kebodohannya pada publik!"
"Bagaimana bisa Papa menghina anak Papa sendiri?"
"Kamu merasa Papa menghina kamu? Kalau memang kamu tak merasa maka untuk apa marah? Sudah sejak awal Papa katakan padamu untuk jaga sikap ketika sudah menjadi menantu keluarga Kolopaking namun kamu masih saja berulah dan imbasnya tentu saja pada perusahaan Papa! Asal kamu tahu saja, pagi ini investor dari Singapura membatalkan rencana mereka menanam investasi pada produk terbaru kita dan semua ini gara-gara kamu!"
****
Sementara itu Kevin dan Tasya malah canggung selepas kejadian tadi malam, Tasya seperti menghindari Kevin dan tentu saja Kevin tak tahan denga sikap Tasya yang seperti ini dan menahan Tasya untuk jangan melarikan diri.
"Jangan melarikan diri ke mana pun!"
"Lepaskan aku."
"Kalau aku melepaskanmu maka kamu akan melarikan diri lagi."
"Apa yang kamu inginkan?"
"Tentu saja aku ingin bicara denganmu, Tasya."
"Rasanya sudah tak ada hal lain lagi yang perlu kita bicarakan. Tolong lepaskan aku."
"Apa maksudmu menghindariku?"
"Aku sama sekali tak paham dengan yang kamu bicarakan."
"Jangan berpura-pura tak tahu."
Tasya nampak tak suka dengan sikap Kevin ini dan berusaha melepaskan diri dari pria ini namun Kevin tetap saja menahan Tasya.
"Apakah kamu tak bisa membuka hatimu untukku?"
"Hentikan bicara omong kosong ini."
"Apa katamu? Omong kosong apanya? Apakah kamu tak bisa merasakan bahwa aku ini tulus?!"
"Jangan membuat hubungan kita menjadi rumit Kevin, sejak awal kita menikah bukan karena cinta dan semua ini hanya sandiwara yang harus kita perankan untuk mendapatkan keuntungan masing-masing."
"Aku sudah tak memikirkan soal itu, aku ingin kita hidup bahagia sebagai pasangan normal pada umumnya."
Tasya menggelengkan kepalanya dan meminta Kevin pergi darinya.
****
Andri menelpon Kevin dan meminta menantunya untuk datang ke rumah karena ada hal yang ingin ia bicarakan dengan menantunya itu. Kevin tentu saja menuruti apa yang menjadi perintah mertuanya maka gegas saja Kevin menuju rumah sang mertua. Di sana nampak Andri sudah menunggunya dan mereka langsung bicara di ruangan kerja pria itu.
"Jadi kenapa Papa menelponku dan mengajakku bertemu?"
"Kita langsung masuk pada intinya saja, Papa menelpon karena ini menyangkut soal Tasya."
"Tasya? Memangnya ada apa?"
Maka Andri menceritakan apa saja yang terjadi di antara dirinya dan Tasya. Kevin diam dan menyimak semua cerita mertuanya itu dengan seksama.
"Papa mohon jangan biarkan rumah tangga kalian hancur, Papa tahu kalau kamu tidak mencintai Tasya namun kalau rumah tangga kalian hancur dan waktu pemilihan sudah dekat maka kemungkinan Tasya kalah akan semakin besar dan Papa tak ingin hal itu terjadi."