Semua tidak akan indah lagi pada waktunya, hati seorang Stefanus Karim telah hancur berkeping-keping oleh penghianat istri dan sahabatnya.
"Tega sekali mereka berbuat begini padaku...!! tidak kusangka selama ini mereka bermain asik di belakangku..!!"
Chartiana istri Stefan telah berselingkuh dengan kakak tirinya sendiri. Entah setan apa yang telah merasuki jiwa Jeremy hingga tega menusuk temannya dari belakang.
"Akan ku balas penghianatan kalian dengan cara yang manis...!! sampai kalian merasa kematian lebih baik daripada kehidupan..." ucapnya dengan sorot mata ingin membunuh
Yuks..~ ikuti kisah cinta segitiga yang sungguh membagongkan 💗💗💗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukalama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Sakit Hati
(Flashback)
"Brrmm...brrmm...." Mobil Stefan terus melaju naik ke atas menuju villa di dataran tinggi puncak
"Masih lama ya...kak...??" tanya Charty pada Stefan yang menyetir
"Sabar..., masih 20 menit lagi, jalanan-nya memang berlika-liku gini, kamu duduk manis saja sambil dengarkan musik"
"Uugghh...~ mana bisa tenang sih...., mereka pasti lagi enak-enak dan saling menghangatkan di udara dingin begini..." gerutunya, Charty terus saja mengerutkan keningnya, sambil menatap ke arah jalan
"Hadeh...mau sampai kapan sih..., kamu terus memikirkan hal yang tidak-tidak soal apa yang sedang dilakukan kakak kamu sekarang..." keluh Stefan, baru kali ini ia merasa beruntung adik-adik perempuannya tidak ada yang se-kepo Chartiana
Setelah dua puluh menit berlalu, mereka sampai di sebuah gerbang pinggir jalan raya puncak, pintu gerbang langsung terbuka secara otomatis, mobil Stefan melaju masuk ke dalam sana, terlihat ada banyak sekali pohon-pohon lalu pemandangan gunung gede, kabut pun mulai turun padahal ini baru jam tiga sore, jalanan menuju villa memang kecil dan hanya bisa dilalui satu mobil saja, namun beraspal mulus.
Sampai di villa, mobil langsung terparkir persis di depan pintu utama.
"Blam...!!" pintu mobil ditutup, baru saja parkir depan villa, Charty sudah tidak sabar, ia langsung keluar dari mobil dan berlari ke arah pintu masuk villa
"Sabar wooii sabar...astaga..." gerutu Stefan, melihat Charty yang begitu tidak sabaran, cepat-cepat ia menuruni tas-tas di bagasi
"Ceklek...." pintu utama villa di buka
"Tuh...!! Kan...!!" dahi Charty mengerenyit melihat kakaknya sedang duduk asik sama wanita barunya, terlihat juga mereka sedang minum wine bersama, "Untung saja aku cepat datang, terlambat sedikit mereka pasti sudah masuk kamar..." pikiran negatif Chartiana
Dengan cepat Ia melangkah masuk, hatinya dipenuhi rasa cemburu yang menggebu, tidak menyangka seorang wanita yang kampung bisa menjerat hati kakaknya, "Tidak akan kubiarkan pasti dia pakai ilmu pelet..!!" batinnya, tangan kanannya pun melayang naik ke udara dan...
"PLAAKK...!!" ia menampar keras pipi Luna
"CHARTY....!!" Jeremy langsung berdiri saat melihat Luna disakiti adiknya
"Aww..." ringis Luna yang kesakitan, tangannya memegangi pipi yang merah
"Ya ampun..!!" gumam Stefan yang terkejut, langsung menghampiri mereka bertiga
"KAMU GAK SOPAN...!! KENAPA TIBA-TIBA KASAR BEGINI PADANYA...!!" Jeremy langsung pasang badan melindungi Luna
"Minggir kak....!! biar aku buat perhitungan sama dia...!! Gadis kampung ini pasti mau jebak kakak..!!" Charty mencoba maju, ia mau menjambak rambut Luna
"GAK AKAN KUBIARKAN KAMU SAKITI DIA LAGI...!! APA SIH YANG BUAT KAMU MARAH-MARAH GAK JELAS GINI...!!" hardik Jeremy, ia menangkap kedua tangan adiknya yang mau menyerang Luna
"Lepaassiin kak...!! Aku gak suka kakak dekat-dekat sama dia...!! dasar kamu wanita kampung...!! berani sekali mendekati kakakku...!!!" teriak Charty dengan rasa cemburu yang membuncah
"CUKUP CHARTIANA...!! siapa yang ajarkan kamu menghina orang lain...!!" teriak Jeremy pada adiknya, sorot mata Jeremy menunjukkan kemarahan yang belum pernah ia tunjukkan di depan Charty
Suara teriakan Jeremy barusan membuat Chartiana terdiam takut, ia hanya bisa menatap sendu pada kakak tirinya yang sedang membela wanita asing, hatinya terasa begitu perih dan sakit, seperti sedang ditusuk ribuan jarum pentul.
"Hei..sudah cukup, kalian berdua jangan buat keributan di dalam villa ku...!!" Stefan langsung menengahi mereka berdua
Dengan perasaan kesal Jeremy menghempaskan tangan Charty, lalu berbalik mengecek keadaan Luna yang terluka, ia juga terlihat sedang syok karena suasana yang tiba-tiba memanas ini.
"Kamu gak apa-apa, bagian mana yang sakit" ujar Jeremy dengan lembut meraih wajah Luna dan mengusap pipi merah terluka
Charty merenggut melihat pemandangan yang menyakiti hatinya ini, matanya pun berkaca-kaca, ia ingin menangis, perlakuan Jeremy yang lembut sekarang sudah beralih ke wanita lain.
"Heii...!! Charty...!!" teriak Stefan melihat Charty tiba-tiba berlari keluar dari Villa
Sejenak Jeremy pun melihat adiknya yang berlari sambil menangis itu, namun ia memilih untuk diam dan tak peduli, "Kamu tunggu disini biar aku ambil kotak p3k..." ujarnya melihat sudut bibir Luna yang berdarah
Tanpa mempedulikan tanggapan temannya, Stefan pun langsung lari keluar villa menyusul Chartiana yang sedang menangis.
....
Tiba lah Stefan di taman yang menghadap ke arah gunung, terlihat Chartiana sedang duduk meringkuk di kursi taman yang dingin, suara tangisannya pun terus terdengar, Stefan menghampirinya lalu duduk disebelah.
"Ayo kita masuk ke dalam, langitnya sudah mulai gelap, udara disini akan semakin dingin loh...." ajak Stefan dengan nada lembut
"Hiks....hiks... sniff....sniff....." Charty terus menggelengkan kepalanya, air matanya terus jatuh bercucuran membasahi wajahnya yang cantik, "Aku mau pulang..." ujarnya sambil menangis sesenggukan
"Besok ya kita baru pulang..., aku terlalu lelah untuk menyetir malam-malam begini" seru Stefan
"Kalau gitu..., lebih baik aku disini saja sampai pagi...!!" pekik Charty yang keras kepala
"Gak bisa...!! ayo masuk sekarang...!!" Stefan langsung menangkap tangannya dan menariknya agar Charty segera berdiri dari kursi taman
"Gak mau kak...!! jangan paksa aku dong...!! Aku gak mau ketemu kak Jimmy...!!" rengek Chartiana kesal, lagi sedih malah di paksa
"Kalau gak mau ketemu kakak kamu, kamu masih bisa diam saja dikamar sampai besok jangan disini...!! Ayo masuk atau kamu mau aku gendong kayak karung beras, pilih yang mana..." paksa Stefan
"Iiihhhsss kak Stefan nyebeliiinn...!! Aku benci...!! Hiks...hiks...HUAAA....huhuhu...!!" Charty semakin menangis kencang, dirinya yang sedih dan sakit hati malah di paksa terus
"Hah..." melihat Charty semakin keras kepala, Stefan mengusap kasar wajahnya, menghadapi pacarnya yang keras kepala, emang butuh kesabaran extra, mau tidak mau dirinya harus mengalah, akhirnya Stefan membuka jaketnya dan hanya menyisakan sweater melekat di tubuhnya
Ia pun segera menaruh jaket itu di pundak Chartiana, "Baiklah kalau kamu masih mau terus disini, ya sudah aku akan temani kamu...,bahkan sampai pagi...,tapi kamu harus pakai terus jaketku itu...!!" dengus Stefan, ia pun duduk kembali di kursi taman, tidak mau memaksa Chartiana yang sedang sedih
Mendengar itu Chartiana pun terdiam, airmata jadi berhenti, tidak menyangka kak Stefan akan sebaik ini padanya, sikap Stefan yang sering terlihat acuh tak acuh namun sebenarnya sangatlah perhatian padanya, senang juga bisa ditemani disaat sedih begini.
"Krik....krik....krik....krik....krik...." suara Jangkrik terus berkumandang di kesunyian, bulan mulai muncul, lampu taman sudah menyala secara otomatis tiap malam hari, Stefan duduk sambil memeluk tubuhnya dan mengusap-usap kedua lengannya, hembusan nafasnya pun terlihat jelas karena udara yang semakin dingin, Charty akhirnya luluh, tidak mau egois
"Ayo kak kita masuk..., aku kedinginan..." ujarnya lirih sambil menarik ujung sweater Stefan
"Akhirnya...." seru Stefan seolah-olah dirinya terselamatkan dari udara dingin ini
Keduanya langsung buru-buru berjalan masuk kembali ke dalam Villa.
"Ceklek..." pintu di buka
"Akhirnya kalian kembali masuk, yuk kita makan malam dulu..." celetuk Jeremy yang sedang menyiapkan makan malam bersama Luna
"Wihh...wanginya enak sekali..." Stefan mencium aroma masakan rumahan
"Malam ini Luna masak soto ayam andalan rumahnya, cocok kan buat udara dingin-dingin begini.." seru Jeremy tanpa melihat ke arah Charty yang matanya masih sembab
Charty pun menyadari sikap acuh tak acuh kakaknya itu, hatinya merasa sakit lagi...,"Aku gak lapar..., aku mau mandi aja lalu tidur...!!" seru Charty dengan ketus, tidak peduli perutnya keroncongan, ia langsung naik ke kamar atas
Stefan dan Jeremy pun hanya bisa menghela nafas panjang, melihat sikap keras kepala yang tidak pernah berubah dalam diri Chartiana.
Luna yang berdiri memperlihatkan mereka berdua yang sedang terus menatap ke arah pintu kamar yang baru saja tertutup.
"Eta duanana bener-bener paduli ka eta nu awewe..." batin Luna, tersenyum smirk
Bersambung~
...****************...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘