Mengandung Benih Mafia

"Leo tolong aku, aaa ampun ibu. Aku sudah tidak bisa lagi menahannya!!! sakitt" teriak Bella. Tubuhnya penuh luka hingga ke wajahnya. Rintihan Bella itupun di dengar oleh Leo yang saat ini sedang berada di luar gedung terbengkalai tersebut.

"Tunggu! itu seperti suara Bella yang sedang minta tolong," ucap Leo kepada Vale. Langkahnya terhenti saat mendengar teriakan istrinya.

"Leoo!! tolong aku!!" teriak Bella lagi.

"Haha silahkan kau panggil suami mu itu sepuasnya! dia tidak akan mendengarkanmu, gadis bodoh!" ucap bu Lestari sembari tertawa.

"Betul tuan, itu suara nyonya Bella" sambung Vale saat mendengar suara itu.

Mendengar suara Bella yang semakin terdengar jelas, Leo semakin yakin kalau penculik itu berada di dalam gedung tersebut bersama Bella. Leo tidak akan memberi ampun kepada mereka, karena ia telah berani mengusik sang Mafia kejam itu. Ia bergegas untuk mencari keberadaan Bella bersama beberapa anak buahnya. Saat ia memasuki gedung itu, Arkan melihat mobil yang membawa Bella pergi tadi.

"Tuan, sepertinya nyonya Bella dalam bahaya!" ucap Vale yang juga mendengar rintihan Bella.

"Tuan, ini mobil yang menculik nyonya tadi tuan!" sambung Arkan. Saat melihat mobil yang membawa Bella pergi tadi.

"Apa kau yakin itu mobilnya?" tanya Leo lagi.

"Yakin tuan, saya benar bernar yakin itu mobilnya" jelas Arkan.

"kalau begitu, kalian putuskan semua tali rem mobil ini, atau kalian bikin mobil ini nggak bisa menyala lagi.! ucap Leo kepada anak buahnya.

"Baik tuan! jawabnya. Leo sengaja melakukannya supaya mereka tidak bisa melarikan diri.

Leo, Vale dan beberapa anak buahnya pun segera masuk ke dalam gedung itu. Ia menyaksikan sendiri ibu tirinya sedang menyiksa Bella yang sudah terlihat lemah tak berdaya. Leo mengepal kedua tangannya lalu, tanpa berpikir panjang pria itu langsung menembakan senjatanya kepada ibu Lestari dan juga anaknya.

"Bajing4n! ternyata dua iblis itu yang menculik Bella! Dorr!! Dorr!!"gumam Leo, lalu ia melepaskan timah panas itu tepat mengenai kaki bu Lestari dan juga pengkal lengan Aldo, anaknya. Mereka langsung berteriak kesakitan.

"Aaaakhh!! Leo?? ternyata kau masih selamat!?" ucap bu Lestari dengan suara parau karena menahan sakit di kakinya.

"Ohh jadi kau yang merencakan semuanya? kau sengaja menyuruh orang untuk membuat keributan di markas temanku lalu mereka sengaja menembakku, itu semua karena kau, wanita iblis!!" bentak Leo dengan mata penuh kemarahan dan kebencian kepada ibu tirinya.

"Maafkan ibu Leo! ibu terpaksa melakukan ini karena.....?"

"Karena apa??? karena hartaku? jangan ngimpi kalian untuk bisa menikmati semua hartaku!" ucap Leo. Lalu ia melihat Bella yang sudah tidak berdaya itu membuatnya semakin marah besar kepada Bu Lestari dan anaknya. Leo mengambil cambuk itu dan memukuli ibu Lestari dan juga anaknya.

"Leo kau mau ngapain??" ucap Aldo saat Leo memegang cambuk itu.

"Aku mau kalian merasakan apa yang di rasakan istriku! Plakkk!! Plakk Plakkk!!!...

"Aaaa! ampun Leo! sakitt ampunn!" teriak bu Lestari dan juga Aldo.

"Tidak ada ampun buat orang seperti kalian!" ucap Leo. Dengan gelap mata ia meluapkan amarahnya kepada ibu Lestari dan juga anaknya. Tidak ada rasa kasihan bagi Leo, yang ada hanyalah kebencian dan juga dendam yang tertanam pada dirinya.

Saat itu, tali yang sebelumnya mengikat Bellapun sudah di lepaskan oleh Vale, gadis itu menghampiri Leo dengan langkah tertatih. Lalu memegang tangan Leo dan pada akhirnya jatuh di pelukan suaminya.

"Leo, cukup!" ucap Bella, lalu gadis itu langsung jatuh dalam pelukan sang mafia itu.

"Bella? jangan manja ayo bangun!' ucap Leo yang sedikit panik melihat istrinya pingsan.

"Tuan, nyonya Bella harus di bawa ke rumah sakit sekarang juga tuan! lihatlah tubuh nyonya penuh dengan luka!" ucap Vale. Ia juga ikut panik melihat ke adaan Bella.

"Ayo cepat bawa dia ke rumah sakit! yang lain kalian bawa dua iblis ini ke penjara bawah tanah! dan juga semua orang ini!" ucap Leo.

"Ampun tuan! jangan bawa kami, kami hanya di suruh sama bu Lestari tuan!" ucap orang bayaran ibu tirinya itu.

"Tidak perlu banyak bicara! kalian cepat bawa mereka!" ucap Leo dengan suara bergetar.

Kemudian ia membawa Bella ke rumah sakit bersama Vale dan Arkan.

Sedangkan yang lainnya membawa bu Lestari dan anaknya ke penjara bawah tanah yang terletak di markasnya. Mereka juga membawa orang orang bayaran bu Lestari ke markas snag mafia itu. Mereka tidak berani melawan karen mereka tau siapa Leo.

....

Rumah Sakit..

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, Leo sampai juga di rumah sakit terdekat. Dengan cepat Dokter dan perawatnya segera memberi penanganan medis kepada Bella.

Dokter itu tau saat ini ia sedang berhadapan dengan siapa, makanya mereka melakukannya dengan sigap dan memberikan layanan yang terbaik untuk Bella.

"Maaf, tuan tunggu di sini dulu ya. Kami akan menangani nyonya, dan memberikan yang terbaik untuknya" ucap dokter itu yang juga ikut panik.

"Baiklah! tolong selamatkan istriku!" jawab Leo yang semakin terlihat cemas. Saat Bella sedang di obati, ponsel Leo berdering. Ia mengeluarkan benda pipih itu dari sakunya dan melihat panggilan masuk dari Devan. Leo segera mengangkatnya.

Dringgg.. Dringgg.. Dringgg...

"Halo Devan, ada apa?" tanya Leo, dingin.

"Leo, gimana dengan ke adaanmu? apa kau baik baik saja?" tanya Devan.

"Aku baik" jawabnya.

"Kau dimana sekarang?" tanya Devan.

"Aku lagi di rumah sakit, Bella masuk rumah sakit karena di siksa sama iblis itu. Oh iya ternyata orang orang yang membuat keributan di markas mu itu adalah orang orang suruhan mantan ibu tiri ku dan juga anaknya" jelas Leo.

"Maaf Leo, sebelumnya aku sudah mengetahui kalau di balik keributan itu adalah ibu tirimu, tapi karena aku memikirkan kesehatanmu yang baru saja pulang dari rumah sakit, aku mengundurkan waktu untuk memberi taumu dan berniat memberi tau mu setelah kau benar benar pulih seperti sedia kala. Tidak hanya itu, ibumu juga menyuruh mereka untuk membunuhmu Leo" ujar Devan.

"Aku sudah mengetahuinya Devan. Kalau semua ini karena dirinya. Mereka semua iblis gila harta, sekarang Bella menjadi incaran mereka" ucap Leo dengan penuh dendam.

"Parah sekali ibu tirimu. Aku doakan istrimu baik baik saja, dan lekas sembuh Leo. Leo, sekarang kau sudah sah menikahi gadis itu dan sekarang dia itu istrimu, supaya kejadian ini tidak terulang lagi, kau jaga istrimu dengan baik, Saat ini nyawanya sudah sangat terancam karena semua orang tau termasuk musuh mu di luar sana kalau dia istrimu" ucap Devan. Ia sengaja berkata seperti itu agar Leo tidak lagi mengabaikan istrinya lagi.

"Baiklah" jawab pria itu.

Tidak lama telvon mereka pun terputus, karena dokter yang memeriksa Bella sudah keluar dari ruangan itu. Ia menyampaikan kepada Leo kalau Bella saat ini butuh perawatan intensif karena tubuhnya terlalu banyak mengeluarkan darah. Mendengar itu, Leo semakin membenci ibu tirinya dan ingin kembali menyiksa mereka.

"Maaf tuan, saat ini ke adaan nyonya sangat lemah. Karena banyak nya darah yang keluar, sehingga membuat nyonya lemah. kami sudah memberikan obat yang terbaik untuk nyonya," jelas dokter laki laki tersebut.

"Lalu bagaimana dengan luka luka di tubuhnya?" tanya Leo.

"Penyembuhan luka itu mungkin sedikit lama, karena benda yang di pukulkan ke tubuh nyonya sangat kuat sehingga membuat kulitnya terkelupas hingga lapisan dalam" ucap dokter itu.

"Tolong berikan obat luka yang terbaik agar lukanya cepat mengering" pinta Leo.

"Sudah tuan, kami sudah memberikan obat yang terbaik untuk nyonya," jawab dokter tersebut.

"Oh baiklah, apa saya sudah boleh masuk ke dalam?" tanya Leo.

"Silahkan tuan. Kalau gitu saya permisi dulu" ujarnya.

Buru buru Leo masuk ke dalam ruangan itu, ia melihat Bella yang saat ini sedang terbaring lemah di ranjang dengan luka yang hampir sekujur tubuhnya. Ia mendekati gadis itu, dan Leo bersumpah untuk membalaskan semuanya.

"Bella, walaupun aku tidak begitu menyukaimu dan sering memperlakukanmu dengan kasar, tapi aku tidak terima dan tidak rela jika kau di sakiti oleh orang lain, apa lagi kau tidak punya kesalahan apa apa, aku bersumpah akan membalas semuanya Bella! siapapun orang yang menyakitimu aku akan membalas orang itu dengan tanganku sendiri karena biar bagaimana pun, kau sudah menjadi istriku," gumam Leo dalam hatinya.

Ia duduk di samping istrinya sembari menunggu kesadaran gadis itu. Leo berjanji pada dirinya sendiri setelah ini ia akan menjaga istrinya dengan baik dan memperketat penjagaan untuk sang istri, walaupun dirinya tidak begitu menyukainya.

"Vale, setelah ini perketat penjagaan di rumah. Jangan sampai hal ini terulang lagi" pinta Leo kepada asisten pribadinya.

"Baik tuan, saya akan menambahkan pengawalan untuk nyonya nantinya" jawab Vale.

Setelah lama menunggu, Bella tidak juga sadar, membuat Leo cemas dengan ke adaan istrinya.

Sejujurnya, ia tidak mau lagi kehilangan seorang wanita di hidupnya, setelah ia kehilangan ibunya.

"Kenapa Bella belum sadar juga ya?" batin Leo. Ia mencoba bertanya kepada dokter yang kembali masuk ke ruangan itu untuk mencek ke adaan Bella.

"Dokter, kenapa dia belum sadar juga?" tanya Leo.

"Karena nyonya mengalami luka yang cukup serius tuan, sehingga daya tahan tubuhnya sangat lemah sekali. Sehingga membuat nyonya tidak langsung sadar dengan waktu yang cepat." jelas dokter itu.

"Apa dia baik baik saja kan?" tanya Leo lagi.

"Setelah saya periksa, semuanya baik tuan. Kemungkinan karena daya tahan tubuh nyonya masih belum stabil membaut nyonya belum juga sadar, di tambah lagi, saya juga menemukan lebam di kepala bagian belakangnya" jelas Dokter itu.

"Hah? tapi Bella baik baik saka kan dok? dia nggak kenapa napa kan," tanya Leo yang semkin mencemaskan istrinya.

Setelah selesai memeriksa Bella, dokter itu kembali ke ruangannya. Sedangkan Leo masih setia menunggu gadis itu sadar. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Karena merasa lelah, Leo ketiduran di sebuah sofa panjang yang ada di ruangan itu. Vale mengerti dengan apa yang di rasakan Leo saat ini. Ia juga berharap Bella segera pulih seperti biasanya.

"Sepertinya tuan sangat mencemaskan ke adaan nyonya Bella. Apa tuan sudah menyukai istrinya? sehingga ia terlihat tidak mau kehilangan nyonya Bella?" gumam Vale saat melihat perubahan tuannya.

"Semoga saja tuan benar benar sudah menyukai nyonya, karena tuan juga pantas bahagia dengan pasangannya" sambung Vale.

.....