NovelToon NovelToon
Pernikahan Dadakan Anak SMA

Pernikahan Dadakan Anak SMA

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:309.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Haasaanaa

Aldan harus menuruti kemauan sang Ayah untuk menikahi musuh abadinya dimulai dari masa SMA. Menikahi Alya tidak pernah terbayang dalam benaknya, terlebih lagi umurnya yang masih terlalu muda untuk menjamah sebuah hubungan pernikahan.



"Yang benar saja, Ayah.. Aku harus menikahi gadis tantrum itu?" Tanya Aldan sembari menunjuk ke arah Alya yang menatap nya tajam.

"Yaelah, aku nggak akan tantrum kalau Lo nggak ganggu!" Lawan Alya tak mau kalah.


SEASON 2 Cerita ini=→Istri Dadakan Om Duda




~~~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PDAS ~~ Chapter 2 (Revisi)

Dengan sepeda motornya Aldan melaju dengan kecepatan tinggi untuk menuju Rumah Sakit. Sepeda motor kawasaki ninja termahal itu melaju cepat menyusuri jalan raya, bahkan saat ini Aldan tidak memikirkan nyawanya lagi. Telpon dari Ibunda benar-benar membuat nya menjadi kalang kabut.

Bahkan sesampainya di Rumah Sakit, Aldan langsung berlari dengan meletakkan helm nya sembarangan arah. Ia menyusuri koridor Rumah Sakit dengan sedikit berlari, ingin cepat-cepat melihat keadaan sang ayah.

Kala sampai di pintu ruangan, tangan Aldan mendadak ragu untuk membuka pintu. Ia menarik napas dalam-dalam mengumpulkan keberanian yang cukup banyak. Aldan tidak mau terlihat lemah dihadapan ayah dan bundanya, ia harus kuat untuk mereka.

"Aldan datang, Bunda, Ayah.." Ucap Aldan yang langsung membuat Aslan terbangun dari tidurnya. Pelan-pelan Aldan melangkah menuju sang ayah yang tengah berbaring bed pasien.

"Bagaimana sekolah mu, Nak?" Tanya Aslan sambil memegang wajah tampan Aldan.

"Semua lancar, Ayah.. Ayah harus sehat, masih banyak waktu yang Aldan butuhkan bersama dengan Ayah." Ucap Aldan dengan suara yang melemah.

Claudia yang melihat interaksi antara anak dan suaminya itu langsung menangis. Ia tidak kuasa menahan segala rasa sedih, mengingat usia Aldan yang masih cukup muda harus menanggung beban yang cukup berat.

"Maafkan Ayah, Nak.. Lagi lagi Ayah selalu saja merepotkan dirimu, Ayah merasa tidak berguna sebagai seorang kepala keluarga." Ucap Aslan sambil menangis.

Tangan Aldan menghapus air mata Aslan, ia tidak pernah menyalahkan semua posisinya saat ini kepada kedua orang tuanya. Sebagai anak yang paling besar harus bisa menjadi penampung segala masalah. Aldan tidak pernah keberatan untuk selalu direpotkan, ia memeluk Aslan sangat erat.

Sekuat mungkin Aldan tidak mau menangis, ia tidak mau terlihat rapuh dihadapan ayah dan bundanya serta adik yang setia menunggu di Mansion.

"Ada hal penting yang ingin Ayah bicarakan padamu, Nak.." Perkataan Aslan membuat Aldan langsung melepas pelukan nya.

"Hal penting?" Aldan menjadi penasaran, ntah kenapa kali ini perasaan nya tidak enak. Aldan merasa sesuatu yang tidak diinginkan serta dibayangkan sebelumnya akan terjadi sebentar lagi.

"Berjanjilah untuk menerima permintaan ayah ini, hanya ini yang Ayah inginkan." Ucap Aslan yang langsung membuat Aldan menatap ke arah Claudia.

"Dalam hal apa, Ayah?"

"Mau menerima tidak?" Aslan malah bertanya membuat Aldan mati kata. Ia menatap kearah sang bunda yang tersenyum manis, seperti semua tebak-tebakan ayah nya tidak akan berbahaya. Aldan percaya dengan senyuman sang bunda, ia harus berpikir positif.

"Baiklah, Ayah.. Apapun itu Aldan akan setuju dengan semua permintaan kalian. Aldan tidak akan memberontak, akan menerima semuanya dengan lapang dada." Bahkan Aldan mengatakan itu penuh dengan keyakinan.

"Menikahlah besok dengan wanita pilihan ayah, wanita anak dari sahabat ayah." Sungguh bagaikan petir di siang bolong Aldan mendengar permintaan itu. Bahkan Tas yang ia pegang jatuh ke lantai, ia masih menatap sang ayah dengan tatapan tak percaya.

"Menikah? Besok? Dengan wanita anak dari sahabat ayah?" Aldan menyerang Aslan dengan pertanyaan beruntun.

~

Aslan mengangguk mantap sembari tersenyum manis, ia yakin jika Aldan akan setuju dengan semua permintaannya. Seperti saat ini Aldan masih menatap tak percaya Aslan lalu menatap kearah sang Bunda.

"Aku bahkan masih terlalu muda untuk menjadi seorang kepala keluarga, Ayah.." Aldan mencoba mencari alasan yang tepat. Karna menikah diusia yang masih belasan tahun sungguh membuat Aldan sakit kepala. Ia tidak pernah membayangkan hal seperti ini sebelumnya.

"Ayah dan Bunda juga dulu menikah disaat seusia mu, Hanya saja kami tidak mau memiliki anak lebih cepat. Hingga pernikahan berjalan 3 tahun, barulah Ibu mu hamil kamu." Ucap Aslan yang langsung membuat kaki Aldan lemas seketika.

"Itu jaman Belanda, Ayah.." Aldan protes, ia menatap Aslan yang terbaring. "Ini sudah jaman milenial, menikah cepat juga bukan semboyan hidupku." Lanjutnya.

Claudia melangkah mendekati Aldan, ia mengelus tangan Aldan agar sang putra lebih menahan emosinya.

"Sembarangan! Itu tidak jaman Belanda, kau ini!" Sanggah Aslan, ia menarik napas dalam-dalam lalu menatap intens Aldan yang terlihat kesal.

"Ayah hanya khawatir dengan kehidupan yang kau jalani, Al.. Kau pemimpin geng motor, selalu saja berkelahi dengan siapapun yang menganggu hidupmu." Ucapan Aslan membuat Aldan menjadi terdiam.

"Tidak mudah bagi Aldan meninggalkan semua ini, Ayah.."

"Maka menikahlah, menikah bukan berarti menghalangi setiap tujuan dan Cita-cita mu. Lagian kau juga sebentar lagi lulus SMA, memasuki fase kuliah. Menjalani pernikahan tidak akan menganggu mu, apakah kau mengerti?"

Aldan tidak bisa berkata-kata, ia menatap ke arah Claudia yang sepertinya sama tidak berdaya.

"Yayasan milik kita, untuk mempertahankan sampai kau lulus SMA masih mudah dilakukan." Kata Aslan lagi, membuat Aldan tidak ada kesempatan untuk menolak semua perintah tidak masuk akal itu.

"Baiklah, terserah Ayah saja.." Aldan tersenyum manis kepada Aslan dan juga Claudia. Ia duduk di sofa sembari memijat pelipis nya, Aldan memikirkan kehidupan besok yang mana akan dekat dengan malapetaka.

Aslan lega sekali mendengar sang putra menyetujui semua keinginan nya. Aslan meminta Claudia untuk segera menghubungi Farid, asisten pribadinya. Dari situlah Aldan melihat keceriaan diwajah sang ayah, membuat Aldan tidak sanggup jika melakukan sesuatu hal yang bisa membatalkan pernikahan.

"Kau tidak mau melihat pengantin wanita nya?" Tanya Claudia diselingi tawa kecil, ia masih tidak menyangka jika putra kecilnya sudah akan menikah besok.

Aldan menghela napas panjang, "Tidak perlu, pilihan ayah dan bunda pasti jelek." Aldan menolak.

Aslan dan Claudia saling pandang satu sama lain, mereka ingin tertawa sebenarnya.

"Sembarangan kamu! Jelas cantik dong, Bunda yakin.. Kamu akan terpesona melihat kecantikan dan keimutan nya." Ucap Claudia sembari mengusap gemas rambut Aldan.

Aldan seakan bodoamat, ia pasrah dengan semua yang terjadi besok. Siapapun yang akan ia nikahi besok, ia juga tidak mau perduli dengan itu semua. Semua sudah diluar kendali, Aldan tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menuruti semua kemauan sang ayah.

Kala Aldan akan bangkit, "Kau mau kemana lagi?" Tanya Aslan yang sedang dibantu Claudia untuk duduk diatas bed pasien.

"Mau ke markas, kan sudah tidak ada kelas sama Paman Farid." jawab Aldan sembari mengambil tasnya yang tergeletak di lantai.

Aslan menghela napas panjang melihat kelakuan putranya sendiri, yang sempat sempat nya memikirkan markas di saat genting begini.

"Tidak bisa, Al.. Kamu harus tetap berada di ruangan Ayah sampai pernikahan besok!"

Tentu saja Aldan terkejut, "Ayah, pliese.. Aldan juga tidak akan kabur, aku akan tetap menikah besok." Berusaha menyakinkan sang ayah.

"Tidak, Aldan! Tetap diam disini, ayah tidak mau kau melakukan hal yang tidak tidak malam ini." Aslan mempertegas perintahnya, sudah pasti Aldan tidak memiliki kekuatan untuk membantah. Akhirnya Aldan pasrah, ia berbaring di sofa dengan tatapan super tajam kearah langit-langit ruangan.

Alya tertawa kala menonton acara drama Korea terfavorit nya, ia merasa mood malam ini cukup bagus. Ia terus menonton drama hingga suara ketukan pintu menghentikan aktivitasnya. Alya bangkit untuk membuka pintu sembari mengikat rambut panjang nya.

Kala membuka pintu, Alya langsung tersenyum kala melihat Ayah dan Ibunya yang datang.

"Loh, ada apa ini datang berbarengan begini?" Tanya Alya sembari mempersilahkan kedua orang tuanya untuk masuk.

Reygan dan Dara masuk kedalam kamar putri mereka, terlihat Reygan seperti sedang ingin mengatakan sesuatu.

"Alya sedang sibuk tidak?" Tanya Reygan sembari duduk di pinggir ranjang.

Alya duduk di sofa berhadapan dengan kedua orang tuanya. Ia sebenarnya merasakan sesuatu yang penting yang akan dibahas, ia berharap semoga itu tidak tentang kepergian mereka menuju Perusahaan yang ada di luar negeri.

Ya, Alya selalu di tinggal pergi oleh Reygan dan Dara. Orangtua nya selalu sibuk bekerja hingga tidak memiliki waktu yang banyak untuk Alya. Sering kali Alya menangis kesepian, tapi Alya tidak pernah memperlihatkan hal itu kepada kedua orang tua yang sangat Alya sayangi.

Segala fasilitas mewah disediakan Reygan dan Dara untuk Alya seorang, hanya saja sebenarnya yang paling Alya butuhkan adalah perhatian dan kasih sayang mereka. Bukan meninggalkan setiap bulan kepada Bibi, hingga membuat Alya lupa dengan peran orang tua didalam hidup nya.

"Tidak, Ayah.. Alya senang kalian ada waktu untuk berbicara, sudah lama sekali bukan kita tidak seperti ini?" Alya berusaha bercanda sekalipun sebenarnya ia ingin menangis.

Alya terharu karena keinginan nya selama ini telah terwujud, Alya ingin selalu seperti ini dengan kedua orang tuanya.

"Apa yang ingin kalian bicarakan?" Alya terlihat sangat excited.

"Sebelum ayah mengatakan nya, Ayah dan Ibu ingin Alya berjanji untuk tidak marah akan permintaan kami ini." Perkataan Reygan membuat senyuman Alya memudar seketika.

"Sahabat ayah sakit, jadi dia ingin anak laki-laki nya segera menikah. Jadi, kami merencanakan perjodohan mu dengan anak beliau." Ujar Reygan tanpa beban sama sekali.

Alya terpelongo bahkan seperti bingung harus mengatakan apa, "Semua sudah disiapkan, sebenarnya bukan meminta persetujuan mu.. Hanya memberi tahu saja bahwasannya kau besok akan menikah dengan anak teman ayah." jelas Reygan lagi.

Dara hanya diam menatap Alya yang masih menganga seakan tidak percaya.

"Menikah besok? Yang benar aja, Ayah, Ibu.. Alya masih terlalu muda untuk melakukan pernikahan, kalian bercanda yaa?" Alya masih belum percaya dengan semua perkataan Reygan.

"Tidak, Nak.. usia mu sudah cukup matang untuk menikah. Kau akan menikah dengan keluarga kaya raya, masa depan akan lebih terjamin." Dara menimpali.

Alya terkekeh mendengar nya, tidak dipungkiri selama ini yang dipikirkan oleh kedua orang tuanya hanyalah harta kekayaan saja. Hingga nekad mengambil keputusan untuk menikahkannya dengan seorang yang bahkan Alya tidak tahu siapa pria itu.

1
Qaisaa Nazarudin
Waah ternyata sepupuan,Pantesan sama2 brengseknya,sama2 Jalangnya..🙄🙄
Qaisaa Nazarudin
Terus apa kabar dgn sikap mu sendiri,Jabgan Egois Aldan..
Qaisaa Nazarudin
Noh langsung aja Thena yg fi kawatirin,Saat Alya ngewatirin Rio dia marah,Ckk egois banget..
Qaisaa Nazarudin
Kenapa selalu ada kata ayat YANG MANA,YANG MANA gitu..Vuba hilangkan kata kalimat YANG MANA itu thor..😂
Qaisaa Nazarudin
Jangan gampang banget memaafkan Aldan deh Alya,Ntar dia melakukan hal sama lagi dan jadi kebiasaan..Kasih dia pelajaran biar dia gak mengulanginya lagi..
Qaisaa Nazarudin
Bagus Alya,Jangan Lemah dan Jangan mau di Tindas..
Qaisaa Nazarudin
Dasar Egois,Dia aja selingkuh,Saat Alya sama cowok lain dia malah marah2,Heran deh aku,Maunya Aldan itu apa sih,Lama2 aku eneg dgn sikapnya Aldan..
Qaisaa Nazarudin
Kenapa pikiran Reyqan cetek banget sih??Lembek banget sebagai seorang lelaki..ckk..
Qaisaa Nazarudin
Aku heran Maunya Aldan itu apa sih?? Pengenndi hargain tapi dia sendiri tdk pernah menghargain Alya,Bicara seenak udelnya,tuh mulut lemes banget,kesel aku..
Qaisaa Nazarudin
Makanya lain kali selidiki dulu,cari tau dulu kebenarannya,Mana ada anak yg sanggup membunuh ortu dan mencelakakan Suami sendiri,Goblok Cloudia.. Sekarang sok soan nyesel..😏😏😏🙄🙄🙄
Qaisaa Nazarudin
Claudia tdk merasa bersalah sama sekali,Kemaren aja dia yg mengusir Alya utk menjauh dari kehidupan putra nya,Malah sekarang sok soan sedih...ciihh
Qaisaa Nazarudin
Noh noh noh...
Qaisaa Nazarudin
Noh kan kan kan..PERJODOHAN..🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Apa kah ini benaran sakit? Atau sekadar drama untuk Alden menerima PERJODOHAN,Seperti yg ku baca di novel2 sebelah...🤭🤭
Qaisaa Nazarudin
Aku pernah baca di novel lain alur yg kek gini,Biasanya si cowok iaitu Aldan selalu menganggu si cewek itu sebenarnya pengen CAPER sama si cewek,Karna si cowok itu sebenar suka sama si cewek,Cuman gengsi doang ngakuin nya..
Delvyana Mirza
Kak sambungan cerita Aldan ma ma Zira berlanjutkan,kan kak,aku tunggu ni kabar baik nya,
Delvyana Mirza: Terima kasih kak,
Ig:authorhaasaanaa: iya sabar ya, besok aku update
total 2 replies
Satria Anita
Buruk
Zelda Puspa
lah laaaaah kok wes tamat toh Thor
gak lanjut ini tror 🥹
Nissy Ashilla Pratiwi
Ditunggu S2 nya thorr
Ig:authorhaasaanaa: udah adaaa, Istri Dadakan Anak SMA
total 1 replies
Nor L
Oke
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!