Seorang Badboy dengan sifat bengisnya itu jatuh cinta dengan seorang gadis manis yang punya pribadi lembut .
Dengan sifat dingin yang dimiliki Badboy itu justru membuat gadis itu menghindarinya , meski Badboy itu sudah memiliki pacar dia terus berusaha mendapatkan hati gadis itu .
Akankah Badboy itu bisa mendapatkannya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ssnjaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09
Kedua pasangan paruh baya itu berlari dengan gelisah di rumah sakit , mereka baru saja mendapat kabar jika saat ini anak mereka satu - satunya sedang berada di rumah sakit Karna kecelakaan .
" om ! " ucap Angga pada pria paruh baya yang tampak masih gagah itu .
" dimana Bara ? " .
" masih di tangani dokter om ! " .
Pria itu menghela nafasnya gusar , dia melirik sang istri yang kini menangis sesenggukan.
Pintu ruang itu pun akhirnya terbuka setelah cukup lama mereka menunggu di luar , terlihat dokter itu menghampiri mereka yang tengah duduk dengan wajah panik nya .
" bapak keluarga pasien ? " .
" iya dok ! Saya papanya ".
" pasien tidak mengalami luka yang cukup serius , mungkin sebentar lagi sadar , tapi ada yang perlu saya sampaikan pada Bapak secara personal , bisa bapak ikut dengan saya ? " .
" kenapa dok ? Ada apa dengan putraku ? " tanya wanita paruh baya itu dengan bulir bening yang mengalir deras .
" tidak apa-apa , saya hanya ingin menyampaikan sesuatu " .
" baiklah dok ! " .
" mas___
" kamu tunggu disini , semua akan baik-baik saja " .
Pria paruh baya itu pun mengikuti langkah dokter yang baru saja memeriksa anaknya .
" silahkan duduk pak ! " .
Dokter itu pun terlihat mengambil CT scan yang baru saja dia ambil dari seorang suster .
" bapak lihat ini baik-baik , saya tidak ingin berasumsi sendiri , tapi disini terlihat dengan jelas jika anak bapak sempat mengalami trauma pada kepalanya , tapi bapak tenang saja ini tidak akan mengancam nyawa anak bapak " .
" trauma kepala ? " .
" iya pak , apa sebelumnya anak bapak pernah terkena benturan benda kerasa ? " .
" tidak pernah dok " .
" atau mungkin bapak lupa ? " .
Pria itu pun menggeleng pelan , seingat nya anaknya tidak pernah terkena benturan di kepala .
" apakah itu berbahaya dok ? " .
" tidak pak , ini termasuk cidera ringan " .
" syukurlah " .
" nanti saya akan rutin mengecek kondisi pasien " .
" baiklah , kalau begitu saya permisi ! " .
" silahkan " .
Dengan perasaan yang berkecamuk dan penuh tanya hinggap di kepalanya saat ini , kapan dan dimana putra itu terjatuh atau terkena benturan ? .
Apakah karna selama ini dia sibuk ? .
Dia membuka ruang rawat sang anak , dan istrinya terlihat mengelus lembut wajah tampan Bara .
" mas apa kata dokter ? " .
" tidak apa-apa , kamu tenang saja " .
" sebenarnya Bara kenapa mas ? " .
" maksud kamu ? " .
" Bara dari tadi memanggil nama Farhana , siapa dia mas ? " .
Deg
Tubuh pria itu mematung , dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar itu . setelah sekian tahun berlalu kenapa Bara masih mengingat Farhana pikirnya ? .
" mas ____
" Sarah , mungkin saja dia teman Bara " .
" mungkin juga sih mas " .
" sudahlah jangan terlalu di pikirkan , istirahat lah ! " .
Wanita paruh baya itu pun beristirahat di sofa yang ada di ruangan itu , sedangkan pria itu tampak menutupi raut wajah terkejutnya , dia tidak menyangka jika Bara masih mengingat gadis itu .
Gadis miskin anak penjual batagor yang dulu menjadi teman dekat Bara saat masih SMP .
Sekuat tenaga dia mencoba menghancurkan kehidupan Asih dan juga sang suami , tapi nyatanya Bara masih belum melupakan Farhana sepenuhnya .
Keesokan harinya , tepatnya di sekolah elit jakarta , sudah sejak pagi tadi gosip beredar jika saat ini pemuda yang kemarin datang ke sekolah mereka sedang terbaring lemah di rumah sakit .
Kasak kusuk terdengar di setiap penjuru sekolah , mereka menduga jika ada hubungannya dengan Daffa , karna kemarin dia kesekolah untuk mencari Daffa .
" han , lo tau gosip yang lagi viral gak sih ? " ucap Sinta saat mereka tengah makan siang di kantin.
" apa ? " .
" Lo liat cowok kemarin gak , eh geng maksud gue . Mereka kan kemarin kesini , terus nyari si Daffa nah sempet berantem deh tuh . Eh tadi gue denger kalo cowok kemarin sekarang lagi dirumah sakit ! " .
" ya terus ? " .
Sinta memukul keningnya sendiri. , Hana ini menag cerdas tapi dia lelet dalam menangkap sebuah gosip .
" han , itu berarti ada hubungannya sama si Daffa ! " ucap Sinta lirih .
" yaudah sih biarin , kita gak perlu ikutan kayak gitu ! " .
" iya juga sih ! Cuma gue penasaran aja ! " .
" gak usah penasaran sin ! Gimana ada lowongan gak di cafe om Lo itu ? " .
" eh iya gue lupa , ada Han Lo mau ? " .
" mau ! " .
" oke nanti pulang sekolah kita kesana ! " .
" makasih Sinta ! " .
Mereka pun akhirnya melanjutkan obrolan random , hingga sampai di depan perpustakaan. Sinta berpamitan jika dia tidak bisa ikut ke perpustakaan karna ada buku yang belum dia kembalikan .
Hana pun masuk ke perpustakaan itu sendirian , dia senagaja mencari tempat yang cukup sepi untuk membaca buku yang beberapa hari ini dia pelajari .
Mata indah itu memicing , kala dia melihat sosok Daffa yang tengah tertidur di bangku paling pojok , Hana merasa heran sejak kapan Daffa masuk ke perpustakaan , karna pemuda itu tidak pernah menginjakkan kakinya di tempat seperti itu .
Hana pun tidak peduli , dia pun memilih untuk duduk di bangku yang ujung guna menghindari penggangu pikirnya .
Daffa pun terbangun , sebenernya dia tidak tidur dia memang menunggu Hana , gadis itu pasti akan pergi ke perpustakaan ketika istirahat seperti ini .
Senyum tipis itu terukir , dia menatap kagum pada sosok Hana yang tengah serius membaca buku itu . Dia mengambil ponsel dan membidik Hana secara diam-diam.
Seakan sudah mendapatkan angin segar , Daffa pun keluar dengan langkah jenjangnya itu . Sesekali dia melirik Hana yang sama sekali tidak terganggu dengan pekikan kagum dari para kaum hawa yang berada di situ .
Daffa pergi ke rooftop , tempat dimana dia biasanya nongkrong .
" daf ! " .
" dari mana Lo ? " tanya Reza penasaran.
" biasa ! " .
" Bara kritis kemarin ! " .
" kenapa gak mampus aja tuh anak ! " geram Daffa .
Hening !
Tak ada yang menyahut omongan Daffa tadi , mereka tahu jika saat ini Daffa begitu membenci Bara .
Teng teng
Bel masuk itu pun berbunyi , tapi sama sekali tidak menganggu aktivitas Daffa dan kedua temanya itu .
" Lo bolos lagi daf ? " tanya Reza penasaran .
" iya ! " .
" gue ikut ! " .
Ketiganya pun sepakat untuk membolos pelajaran terakhir . Daffa memang sering sekali bolos , hal itu pula yang membuat para guru di buat geram karna kelakuannya .
" mau kemana katanya bolos ? " tanya Ares ketika melihat Daffa beranjak .
" cari angin ! " .
" lah disini banyak angin ! " .
Daffa tidak menjawab , dia tetap melangkah pergi . Entahlah pikirannya saat ini tiba-tiba menjadi kalut karna mendengar nama Bara , hal itu mengingatkan dia dengan Abdi .
Saat berjalan dengan santai itu , dia melihat Hana yang baru saja keluar dari perpustakaan dengan tergesa-gesa , Daffa pun mengikuti gadis itu .
" Hana " ucap Daffa sedikit berteriak .
Hana pun menoleh , matanya mendelik sempurna melihat siapa yang saat ini tengah memanggil namanya , dia melirik sekeliling dan tidak ada siapapun kecuali mereka berdua .
Tubuh Hana terpaku , dia merasa tidak percaya saat ini Karna Daffa semakin dekat ke arahnya . Reflek dia mundur perlahan .
doubel up kak
nanti di bully Bella. susah lagi hidup hana