NovelToon NovelToon
Orin

Orin

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mengubah Takdir / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:35.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

VROOOM!

VROOOM!

Orin mempercepat laju motornya menerobos derasnya hujan. Orin bahkan tidak menyentuh rem sama sekali. Entah kenapa hatinya tidak terima mendengar perkataan jujur dari teman-temannya. Orin menangis di tengah gemuruh dan derasnya hujan. Matanya basah tiba-tiba penglihatannya mengabur.

SZZZZT!

Kilatan petir yang menyilaukan menyadarkan Orin. Mata Orin melebar selebar-lebarnya tatkala nampak seorang nenek tua tepat di depan motornya. Orin panik, dia menginjak rem belakang. Usahanya percuma karena Orin terlanjur menghabiskan full gas motornya. Orin berteriak dan terus menekan klaksonnya.

TIN!

TIIIIIIIIINNN!

CKIIIITTTT!

BRAAAAKK!


Yuk ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Sah

SPLASH!

SPLASH!

Orin menggerak-gerakkan telunjuknya ke arah bayangan hitam yang melayang di atas sana. Dari ujung telunjuk Orin keluar cahaya biru yang melesat tajam ke atas sana. Bayangan hitam menghilang.

"Kak Aydin ayo cepat! Kekuatan ku hanya bisa menahannya sesaat," kata Orin.

Aydin terus melaju, sampailah mereka di sebuah rumah besar. Aydin membukakan pintu mobil untuk Orin dan menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam rumah. Di sana mereka ditunggu keluarga mereka. Dan beberapa orang yang tidak Orin kenal.

Mama Orin segera membawa Orin ke dalam kamar, Orin masih tidak mengerti situasi. Orin disuruh Mama memakai kebaya yang menurut Orin pas dan sesuai seleranya. Orin didandani dengan kilat oleh MUA. Tidak lebih dari tiga puluh menit Orin siap.

"Ma, ini ada apa?" tanya Orin.

"Kamu akan menikah sayang, maaf hanya ini satu-satunya cara agar makhluk yang jatuh cinta padamu itu menjauh," jawab Mama.

"Baiklah Ma, jika itu jalan yang terbaik,"

"Terima kasih sayang, restu Mama dan Papa bersamamu," Mama memeluk erat Orin.

"Yeee Adek Bang Omar cuaannntikk amattt," goda Omar.

"Kak Ezar dilangkahin dong," Ezar cemberut.

"Hmmm sorry ya Bang, Kak, duluan aku yang laku," ledek Orin.

"Kamu tu yaa," Omar dan Ezar mencubit pipi Orin.

"Eh kalian, sudah, sudah. Nanti makeup Orin luntur. Ayo cepat ke ruang keluarga," Mama menuntun Orin ke ruang keluarga.

"Rumah siapa ini Ma?" tanya Orin.

"Rumah Aydin dan nanti kalian akan tinggal di sini," jawab Mama.

Orin masuk ke ruang keluarga, Aydin terpesona dengan kecantikan Orin. Sungguh cantik, teramat cantik. Orin juga sangat mengagumi Aydin yang terbalut pakaian pengantin berwarna pink. Orin tidak menyangka Aydin rela menggunakan warna pink demi dia. Sangat tampan, Orin beruntung mempunyai Aydin.

Pernikahan yang sederhana, dalam waktu yang sangat singkat dipersiapkan. Calon pengantin duduk di kursi. Mama mertua Orin memasangkan kerudung panjang di atas kepala Orin dan Aydin. Aydin berjabat tangan dengan Pak Penghulu. Dengan basmalah Pak Penghulu mengucap Ijab dan dalam satu tarikan napas Aydin mengucapkan Qabul dengan lancar. Dan dijawab dengan kata 'sah' oleh para saksi.

Setelah ijab qobul, pembacaan doa oleh Pak Penghulu. Pengantin bersalaman dengan Pak Penghulu dan dilanjutkan dengan kedua orang tua masing-masing. Terakhir Orin mencium punggung tangan suaminya dan dibalas kecupan di kening oleh Aydin.

Pernikahan dadakan dan sederhana berjalan dengan lancar. Di tengah kebahagiaan keluarga besar Aydin dan Orin, tiba-tiba rumah Aydin bergoncang. Goncangan semakin kencang. Kaca-kaca yang ada di rumah Aydin mendadak pecah. Lampu hias besar yang tergantung indah di ruang keluarga jatuh dan pecahannya berserakan dimana-mana.

Papa Aydin menyuruh semua yang ada di dalam rumah keluar. Mereka semua akhirnya berlarian keluar rumah. Tapi langkah mereka terhenti ketika mereka melihat seseorang berdiri di depan halaman rumah Aydin. Pria yang memakai pakaian serba hitam melemparkan tatapan yang mematikan kepada setiap orang yang memandang.

"Assalamualaikum, apa maksud kedatangan Anda kemari?" tanya Om Surya.

"Wa'alaikum salam. Saya kemari mau menjemput wanita saya," jawab Dikara.

"Di antara wanita yang ada di sini, wanita mana yang Anda maksud?" Om Surya menunjuk wanita-wanita muda yang ada dibelakangnya.

"Dia," Dikara menunjuk seseorang.

Semua mata mengikuti arah telunjuk Dikara. Dan ternyata orang itu adalah Orin.

"Maaf, dia istri sah Aydin," kata Om Surya.

"Apa! Siapa yang mengijinkan dia menikah dengan orang lain!" Dikara marah menatap tajam ke arah Orin.

"Maaf alam kalian berbeda. Kembalilah, biarkan mereka hidup bahagia," Om Surya mengatupkan kedua tangannya.

Hati Dikara mendidih, Dikara tidak terima Orin menikah dengan Aydin. Dikara gagal membuat mereka celaka. Sebelum meninggalkan kediaman Aydin, Dikara memporak-porandakan rumah Aydin. Rumah itu roboh menyatu dengan tanah. Dikara pergi diiringi petir dan gemuruh yang saling bersahutan.

"Orin pakailah selalu kalung ini," Om Surya memberikan sebuah kalung kepada Orin.

"Terima kasih Om," ucap Orin.

"Untuk sementara makhluk itu tidak akan menggangu, tapi kalian harus terus waspada. Karena dendamnya kepada kalian sangat mendalam," Om Surya mengingatkan.

Karena rumah Aydin dalam keadaan rata dengan tanah, Aydin ikut Orin menginap di kost-kostannya. Aydin menawarkan untuk tinggal di hotel, tapi Orin dengan halus menolak. Karena hanya di kostannya Orin merasa nyaman. Om Surya melindungi dengan pagar ghaib. Dan Dikara sama sekali tidak pernah menginjakkan kakinya ke kost Orin.

Aydin memesan makanan lewat aplikasi online. Aydin, Ezar dan Orin membagikan makanan kepada seluruh penghuni kost. Orin mengenalkan Aydin sebagai suaminya kepada mereka. Dan Orin mengatakan mereka baru saja menikah dan pernikahannya diadakan secara sederhana dan hanya keluarga yang hadir. Mereka semua memakluminya.

Aydin dan Orin menyantap makan malam mereka di dalam kost. Aydin ingat waktu pertama kali dia menginap di kamar itu.

"Yank, jadi ingat waktu pertama kali aku nginap di sini. Ada Cewek yang godain aku," kata Aydin.

"Pantesan betah," jawab Orin.

"Ya mau gimana lagi. Waktu itu aku tidak punya tempat tinggal. Dan aku pengangguran. Sebisa mungkin aku betah-betahin," Aydin tersenyum melihat perubahan wajah dari Orin.

"Cantik gak?" tanya Orin ketus.

"Cantik apanya, serem Yank. Rambutnya kusut kayak sapu ijuk, matanya melotot keluar, kukunya panjang, bajunya lusuh dan banyak darah," Aydin bergidik.

"Masa sih? Aku gak pernah tuh liat."

"Kan tempat ini sudah di kasih pagar sama Om Surya. Ya aman lah Yank," Aydin menghabiskan makan malamnya.

"Kak Aydin tidur di sofa ya," kata Orin.

"Lho kenapa?" Aydin kecewa.

"Hmmm, masih belum terbiasa Kak,"

"Kok gitu? Dosa lho nolak suami. Lagian aku juga gak macam-macam, peluk az boleh?" Aydin mengedipkan mata genitnya.

"Hmmm ...."

Aydin mengambil piring dan gelas bekas mereka makan. Aydin pergi ke dapur. Sementara itu Orin masih bingung apa yang akan dia lakukan. Orin masih belum terbiasa berduaan dengan Aydin. Aydin kembali ke tempat Orin dan menggendong Orin ala bridal style. Aydin dengan hati-hati menempatkan Orin ke atas tempat tidur.

"Selamat tidur sayang," Aydin mengecup kening Orin.

Aydin berbaring di samping Orin. Aydin menarik selimut untuk mereka berdua. Aydin memeluk Orin dari belakang.

"Kak kalo kayak gini aku gak bisa tidur Kak," kata Orin.

"Ya sudah, aku tidur di sofa." Aydin beranjak dari tempat tidurnya.

"Hmmm, jangan." Orin tanpa sengaja menarik tangan Aydin dan Aydin hampir menindih Orin.

Mata mereka bertemu, Orin menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Aydin perlahan menarik selimut yang menutupi wajah Orin. Aydin tersenyum melihat reaksi Orin setelah Aydin mendaratkan kecupan di bibir mungilnya. Matanya mengerjap beberapa kali.

Aydin melanjutkan dengan menciumi pipi kanan dan kiri Orin yang mulai memerah. Kedua tangannya menangkup wajah Orin dan sedikit melahap bibirnya dengan lembut. Orin merasakan ciuman Aydin membuat denyut yang menyenangkan ke seluruh tubuhnya. Degupan jantung mereka terdengar jelas, napas mulai menderu.

Orin mulai terbawa suasana. Orin sangat menikmati ciuman Aydin.

"Yank, kita lanjutkan nanti." Aydin berbaring di samping Orin sambil memeluknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
😱
Queen
😱😱😱😱😱
Queen
padahal kesempatan sdh didpn mata. terlalu bail hatimu Dikara. tidak seperti Dikara satunya.
Queen
parah ni cewek
Queen
ngidam gorengan 😅
Queen
😁
Queen
emang Faris 😄
Queen
😱
Queen
ok²
Queen
ooohhhh
Queen
nah lho
Queen
waduh
Queen
😱
Queen
/Tongue//Facepalm/
Queen
raja copet
Queen
tokcer 😂
Queen
ihhhh gemesssss
Queen
kenapa lagi ini 🤔
Queen
bener juga
Queen
kesambet apa di negara orang 😜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!