NovelToon NovelToon
Ketulusan Hati

Ketulusan Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / dosen / nikahmuda
Popularitas:38.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: desih nurani

Berwajah ayu dan selalu berpakaian syar'i , lemah lembut, taat beribadah dan penurut adalah sifat yang dimiliki oleh seorang gadis bernama Cut Dara Maristha, memiliki darah kental Aceh karena kedua orangtuanya berasal dari Aceh. Gadis pemilik senyuman indah, seindah bulan purnama.

Naas, sebuah kecelakaan mobil merubah hidup Dara tiga ratus delapan puluh persen. Sang pemilik mobil yang menabrak dirinya, meminta agar Dara menikahi suaminya sebagai permintaan terakhirnya. Pria yang memiliki sifat dingin dan sangat membenci wanita alim dan lembut karena masa lalunya.

Apakah Dara akan menerima permintaan terakhir itu? Tidak ada yang tahu rencana besar sang maha pencipta untuk makhluk ciptaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2

Jika ini takdir untukku, aku akan menerima dengan hati yang ikhlas ya Allah. Tapi tolong tunjukkan secara jelas, takdir seperti apa yang Engkau gariskan untukku?

...\~Cut Dara Maristha\~...

Dara merasakan kepalanya berdenyut hebat karena membentur setir dengan keras. Bahkan kini darah segar mengalir dipelepisnya. Dengan kesadaran penuh, ia berusaha keluar dari dalam mobil untuk meminta bantuan. Namun, yang pertama kali ia lihat adalah mobil dalam keadaan rusak parah dihadapannya. Bahkan mobil itu mengeluarkan kepulan asap.

Dara membulatkkan matanya saat melihat pergerakan dari dalam mobil. Dan itu seorang wanita. Dengan langkah tertatih, Dara menghampiri mobil itu. Perasaan cemas dan takut mulai menghantuinya. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanya satu, yaitu menyelamatkan orang itu.

Dara menggedor jendela kaca dengan kuat. "Mbak, bisa buka pintunya?" Dara berteriak kencang, berharap wanita itu bisa mendengarnya. Dara juga sangat terkejut saat melihat kondisi wanita itu sudah berlumuran darah. Ia semakin panik dan bingung harus melakukan apa.

"Tolong!" Teriak Dara. Berharap seseorang mendengarnya dan memberikan pertolongan. Entah kenapa saat ini jalanan terlihat sepi, tidak ada satu orang pun yang lewat. Seakan semuanya sudah terencana begitu rapi. Hingga beberapa saat kemudian beberapa mobil yang lewat pun berhenti. Namun tak ada yang berniat untuk membantunya. Bahkan di antara mereka hanya sibuk mengabadikan moment diponselnya. Dara pun sangat kesal melihat orang tak berhati nurani itu.

Dara terus memutar otaknya untuk menemukan cara agar pintu mobil wanita itu bisa dibuka. Hingga ia mengingat sesuatu. Ia pun bergegas menuju mobilnya dan mengambil salah satu headrest. Kemudian Dara pun kembali ke mobil wanita itu dan berusaha memecahkan kaca bagian belakang. Semua itu memang tidak semudah yang dibayangkan.

"Ya Allah tolong hamba." Dara terus berusaha untuk memecahkan kaca tebal itu. Dan akhirnya kaca itu berhasil dipecahkan. Dara mengucapkan rasa syukur. Kemudian dengan tergesa membuka pintu depan melalui bangku penumpang.

Dara sedikit bergetar saat melihat wajah wanita itu yang dipenuhi darah.

"Tolong panggilkan ambulan." Teriaknya pada orang-orang yang masih menonton di sana.

"Sudah, Mbak." Sahut salah seorang dari mereka.

Dara semakin panik, ia menatap wanita itu yang juga sedang menatapnya dengan napas tersengal. "To--tolong jaga suami saya."

Dara tidak bisa mendengar dengan jelas perkataan wanita itu. Bahkan kini kepalanya semakin sakit, pandangannya juga ikut mengabur. Kemudian sayup-sayup ia mendengar suara sirine ambulan. Dan diwaktu bersamaan, kesadaran Dara pun hilang.

***

Dara mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya lampu. Lalu ia menyentuh kepalanya yang terasa sangat sakit. Yang pertama kali ia lihat yaitu sang Bunda yang tertidur dengan posisi duduk disampingnya. Dara juga masih mengingat dengan jelas kecelakan yang menimpanya.

"Bunda." Dara menyentuh punggung Zahra. Sontak Zahra terkejut dan langsung bangun dari tidurnya. Ia tampak senang saat melihat putrinya sudah sadarkan diri.

"Dara, apa yang sakit, Sayang?" Tanya Zahra mengusap kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.

"Kepala Dara sakit, Bun." Sahut Dara menyentuh perban dikepalanya.

"Dokter bilang kepala kamu terbentur, Bunda sangat khawatir." Ucap Zahra menghadiahi kecupan di pucuk kapala Dara.

"Dara gak papa, Bun. Dara haus."

Zahra tersenyum mendengarnya, lalu ia pun mengambil air putih di atas nakas. Dan membantu Dara membenarkan posisinya menjadi bersandar. Dara meneguk air putih itu perlahan. Kemudian memberikan gelas yang sudah kosong pada Zahra.

"Sudah?" Tanya Zahra yang dijawab anggukkan oleh Dara.

Tidak lama, Ayah Dara pun masuk bersama suami istri yang sama sekali tak Dara kenali. Sepasang suami istri itu menatap Dara cukup lama.

"Mereka orang tua dari wanita yang mengalami kecelakaan bersama kamu." Ujar Raffi menghampiri putri bungsunya.

Dara terkejut mendengarnya. Lalu menatap keduanya penuh tanda tanya. Begitu pun sebaliknya, dua orang paruh baya itu terlihat bingung dan saling menatap satu sama lain.

"Mereka ingin bicara sama kamu," lanjut Raffi seraya mengusap kepala putrinya dengan lembut.

"Mohon maaf sebelumnya, Saya Hesti. Ibu mertua dari Della. Tujuan kami ke sini untuk meminta tolong agar Nak Dara menemui Della. Dia terus mencari wanita yang menolongnya saat itu." Jelas Hesti sedikit ragu.

Baik Raffi dan Zahra pun langsung menatap Dara.

"Bisa Buk, saya akan menemuinya." Jawab Dara yang berhasil membuat kedua orang tuanya terkejut.

"Kamu belum baikkan, Nak."

"Insha Allah Dara baik-baik aja, Bun." Ujar Dara mencoba meyakinkan sang Bunda. Ia juga memberikan senyumannya yang khas. Yang berhasil membuat sepasang suami istri itu terpana. Senyuman itu seolah-olah menghipnotis keduanya.

"Baiklah." Pasrah Zahra.

"Ayah juga sudah bicarakan ini dengan dokter, beliau mengizinkan. Apa kamu sanggup berjalan? Jika tidak, ayah ambilkan kursi roda." Ujar Raffi membantu Dara turun dari brankar.

"Inhsa Allah bisa, Yah. Kaki Dara cuma sakit sedikit." Sahut Dara memegangi tangan Raffi dengan erat. Kemudian mereka pun beranjak keluar dari ruangan VIP itu.

Sesampainya di UGD. Seketika langkah Dara tertahan, karena terkejut melihat sosok pria yang amat ia kenali berdiri tak jauh darinya. Bukan hanya Dara, lelaki itu pun tak kalah terkejut saat melihat kehadiran Dara. Tatapan keduanya pun saling mengunci satu sama lain.Hingga Dara pun tersadar dan langsung menunduk.

"Arham, masuklah bersamanya. Della ingin bicara pada kalian," pinta Hesti pada putranya yang bernama Arham.

Arham Maulana Pratama merupakan dosen killer yang mengusir Dara dari kelas siang tadi. Mata tajam Arham terus tertuju pada Dara. Bahkan terlihat jelas kilatan amarah dipelupuk matanya. Entah apa yang ada dalam pikiranya saat ini?

Arham pun bergegas masuk untuk menemui sang istri, Faradella Lestari. Wanita yang dinikahi Arham setahun yang lalu, melalui perjodohan kedua orang tuanya. Wanita itu juga yang menabrak Dara beberapa jam yang lalu.

"Masuklah, Nak." Titah Hesti dengan senyuman ramahnya.

Dara pun menatap kedua orang tuanya bergantian. "Dara bisa masuk sendiri." Katanya yang langsung mengikuti jejak Arham. Dara berjalan dengan sedikit tertatih.

Saat memasuki ruangan itu, yang pertama kali Dara dengar hanya suara denyitan alat pendeteksi jantung. Di sana ia bisa melihat seorang wanita terbaring lemah dengan berbagai alat bantu yang menempel ditubuhnya. Dan saat ini Arham duduk disebelahnya. Menggenggam tangan wanita itu dengan erat. Dara melangkah dengan ragu, menghampiri brankar itu dengan tatapan kosong.

Della mulai membuka matanya perlahan, kemudian seulas senyuman terbit disudut bibirnya yang lembam. Dara bisa melihat tatapan Arham yang penuh luka saat melihat istrinya.

"Kak," sapa Della pada suaminya. Lalu pandangan wanita itu beralih pada Dara yang sudah berdiri disebelah kirinya. Tangan wanita itu bergerak perlahan untuk menyetuh lengan Dara. Lalu menariknya perlahan dan berakhir dengan genggaman erat.

"Terima kasih." Ucap Della dengan suara lemah. Dara pun tersenyum dan mengangguk pelan.

"Tolong Jaga dia untukku," timpal Della yang sama sekali tak Dara pahami maksudnya. Namun berbeda dengan Arham, lelaki itu tampak kaget dan langsung menatap Dara. Dara yang masih bingung pun menatap Della dan Arham bergantian. Mencari sebuah penjelasan.

"Menikahlah dengannya, Kak."

Deg! Bagaikan ribuan belati menghantam jantung Dara. Semuanya terdengar semu ditelinganya. Dara memejamkan matanya, mencoba menepis semua pikiran buruknya. Mungkin ia salah dengar.

"Jangan katakan hal itu, kau akan sembuh. Berjanjilah padaku, Della. A--aku berjanji akan selalu ada untukmu mulai saat ini," kata Arham seraya menyentuh wajah Della yang terlihat semakin pucat.

"Maaf, aku tidak bisa menepati janjiku untuk bertahan bersamamu, Kak. Kamu harus bahagia, gadis ini akan menjadi kebahagiaanmu mulai saat ini." Della meneteskan air matanya.

Dara yang mendengar itu tersentak mundur dan hendak melepaskan genggaman tangan Della. Namun genggaman wanita itu semakin mengerat.

"Menikahlah dengannya...." kini suara Della semakin tenggelam. Ia juga memberikan tatapan memohon pada Dara.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengenalnya, begitu pun sebaliknya. Kami tidak mungkin menikah, kau sudah gila Della." Arham mengusap wajahnya dengan kasar.

"Menikahlah dengannya... a--aku ingin melihatmu bahagia sebelum aku pergi." Napas Della mulai tersengal, dan semakin erat menggenggam tangan Dara. Dara menggelengkan kepalanya sambil menatap Della lekat.

"Maaf, aku tidak bisa." Ucap Dara begitu pelan.

"Aku mohon. Menikahlah dengan suamiku. Berjanjilah untuk membuatnya bahagia bersamamu. Begitupun dengan kamu, Kak. Berbahagialah bersamanya. Aku yakin dia jodoh terbaik yang Allah kirimkan untukmu." Della terus memohon seraya menatap Dara dan Arham penuh harap.

Della berani mengatakan hal itu karena ia punya alasan sendiri. Sebelum kecelakan itu, Della sempat berdoa dan meminta petunjuk pada Sang Maha Kuasa agar mengirimkan seorang wanita solehah untuk suaminya. Della mengalami pendarahan saat itu dan hendak ke rumah sakit. Arham tak mengetahui jika Della sedang hamil. Oleh karena itu Della mengemudikan mobilnya sendiri menuju rumah sakit. Hingga kecelakaan naas itu pun terjadi. Dan saat Della membuka mata, wajah Dara lah yang terekam jelas di memorinya. Ia berpikir, jika tuhan mengabulkan doanya. Mengirimkan seorang biadari cantik, yaitu Dara.

Sejak awal Della memang berniat untuk pergi dari kehidupan Arham. Rumah tangga mereka tak sebaik yang orang lain pikirkan. Pernikahan atas dasar perjodohan tak selamanya berjalan baik. Termasuk pernikahan mereka saat itu.

Dara tercengang, ia bingung harus bicara apa. Bahkan mulutnya terasa kelu.

Ya Allah, apa rencanamu sebenarnya? Dara berkata dalam hati, jujur ia masih belum siap untuk menikah diusianya yang baru menginjak 19 tahun ini. Ditambah lagi ia tak mungkin menikah dengan lelaki yang notabennya dosen killer yang sangat ia hindari.

"Saya tidak bisa, Mbak. Saya belum siap untuk menikah. Saya minta maaf ." Ujar Dara mencoba untuk menolak. Ia juga berusaha melepaskan genggaman tangan Della. Dan hendak pergi dari sana.

"Please...." Suara Della terus melemah sejalan dengan suara alat pendeteksi jantungnya.

"Baiklah, aku akan menikah dengannya. Kau puas Della? Aku mohon bertahanlah, aku akan memenuhi keinginanmu." Arham bicara dengan lantang. Tentu saja ucapannya berhasil menahan Dara yang hendak membuka pintu.

Gadis itu menoleh dan cukup terkejut saat mendapatkan tatapan tajam dari Arham.

"Aku akan menikahinya." Arham terus mengulangi ucapannya dengan tatapan tak lepas dari Dara.

Dara menggeleng kuat. "Tidak, saya tidak mau."

"Aku akan menikahinya, Della. Aku akan menikahinya tepat di depan matamu." Ulang Arham yang berhasil membuat Della tersenyum bahagia. Dengan amarah yang memucak, Arham pergi meninggalkan tempat itu. Namun, sebelum itu ia sempat memberikan tatapan tak bersahabat pada Dara. Dan itu membuat tubuh Dara mundur perlahan.

Gadis itu menyandarkan punggungnya di daun pintu setelah kepergian Arham. Matanya juga terpejam, seakan tak mampu menerima kenyataan yang tengah menimpanya. Ia berharap semua ini hanya mimpi dan segera terbangun.

"Kenapa mbak melakukan ini?" tanya Dara seraya membuka matanya dan menghampiri Della. Ia sangat sadar, jika ini bukan sekadar mimpi belaka. Dara memberikan tatapan penuh selidik pada Della. Namun wanita itu malah tersenyum seraya memejamkan matanya.

"Takdir," jawab Della tanpa membuka matanya. Bahkan suaranya semakin tenggelam hampir tak bersuara.

"Takdir apa, Mbak? Tidak ada takdir seperti ini. Yang tahu takdir manusia hanya Allah, Mbak."

Dan lagi-lagi Della diam tak memberikan jawaban. Kemudian seorang dokter dan beberapa perawat pun masuk untuk memeriksa kondisi Della.

Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan? Dara benar-benar bingung dengan semua yang terjadi. Ia menatap Della yang terbaring lemah, ada sedikit getaran dalam hatinya saat melihat kondisi Della saat ini.

Jika ini takdir untukku, aku akan menerima dengan hati yang ikhlas ya Allah. Tapi tolong tunjukkan secara jelas, takdir seperti apa yang Engkau gariskan untukku? Kini Dara benar-benar dirindung pilu. Hati kecilnya tak berdaya. Bagaimana jadinya jika ia menolak keinginan wanita itu? Mungkin ia harus menanyakan semua ini pada Sang Pemilik Hati. Agar mendapat jawaban yang pasti.

1
Umi Maryam
ih aku ko benci banget yah ama org yg sombong ilmu tinggi jabatan di sen tapi ahlak maines ,kenapa ga kroscek dulu main di tnah org aja .
Ayu galih wulandari
Laki laki ,suami DZOLIM itu cocok buat kamu Arnold semoga kamu masuk neraka 😡😡
Ayu galih wulandari
manusia iblis alex 😜😜😜
Ayu galih wulandari: Maaf maksudnya Arnold manusia iblis itu kakaknya Alex ,mana ada kaka yg nyiksa adiknya 😭
total 1 replies
Ayu galih wulandari
Lanjuuut kak😘😘
Ayu galih wulandari
Lanjuuut kak🤗🤗😘😘😘😘
Ayu galih wulandari
Lanjuuut doong kak Author ,masak ceritanya bgt aja langsung end ke gantung kyk jemuran blm keriiing krg seruuu mana kita tahu kelanjutannya.Hayooo SEMANGAT DOONG kak ...💪💪💪💪💪
Gavra Ariella
Kecewa
Gavra Ariella
Buruk
Ayu galih wulandari
lanjuuut
dalla.dalla
gimane mau 'pulang',kan dia kagak tahu alamat lo udin...
Yanti86
Luar biasa
sharvik
aduh in tdk shrus y d lkukn arham . . jhat mu tdk ad obat y lg . .wlpun prank ttp kau jhat
sharvik
jd kesal dg dara trlalu mmpertahan kn khmilan y it . .
Ayu galih wulandari
Suatu saat Arham akan menyesal seumur hidupnya ,sdh ada bidadari tk bersayap dibrmhnya msh jahat ,arigon 😏😏
Anonymous
ok
sri Hartati_
untuk2 bagus bikin penasaran. Lanjuttt❤️
Ayu galih wulandari
😝😝😝 msh aja atigan si arkham
Ayu galih wulandari
Dara sakit krn Arkham bercocok tanam terus
Ayu galih wulandari
Giliran begini kyk orang bodoh su Arkhan
Ayu galih wulandari
Bagus alur ceritanya karyamu kak author Semangat...😍😍😍😍
Lsnjuuuut tentang anaknya Dara di Ara syantiik ...😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!