NovelToon NovelToon
Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / BTS / Blackpink / CEO / Percintaan Konglomerat / Ibu Tiri
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: zahra xxx

Victor Winslow, seorang CEO sukses, terlibat dalam kecelakaan tragis saat terburu-buru menjemput anak-anaknya, menabrak seorang wanita yang kehilangan ingatannya dan tidak memiliki identitas. Sementara itu, putrinya Kayla mengalami penurunan kesehatan yang drastis dan menginginkan seorang ibu. Victor, dengan keputusan yang ekstrem, memberikan ingatan dan informasi palsu kepada wanita itu agar bisa menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zahra xxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 18

Daniel keluar dari lobi rumah sakit dengan langkah cepat. Di dekat parkiran, matanya tertuju pada seorang pria dengan setelan jas navy yang sedang berjalan bersama seorang wanita berpakaian formal. Pria itu adalah wakil pimpinan Kim, targetnya. Tanpa membuang waktu, Daniel berlari menuju mereka.

"Tuan, boleh saya berbicara dengan Anda sebentar?" pinta Daniel sopan, suaranya terengah-engah akibat berlari.

Wanita di samping wakil pimpinan Kim menoleh ke arah pria tersebut, menunggu reaksinya. Wakil pimpinan Kim menatap Daniel dengan ekspresi tak sabar. "Aku tidak punya waktu untukmu," jawabnya ketus, sembari melangkah lebih cepat menuju mobil Porsche yang telah menunggu.

Merasa putus asa, Daniel mengambil risiko. Saat wakil pimpinan Kim hampir masuk ke dalam mobil, Daniel memegang tangannya dengan tegas. "Kumohon, Berikan saya waktu," desaknya, matanya memohon pengertian.

Wakil pimpinan Kim menarik tangannya dengan kasar, wajahnya menunjukkan ketidaksabaran yang semakin besar. "Tak ada yang perlu dibicarakan. Kami, Kim Grup, tidak tertarik dengan kerja sama itu," ujarnya dengan nada tegas, lalu melepaskan tangan Daniel dari genggamannya.

Daniel berdiri terpaku, merasa frustasi saat menyaksikan wakil pimpinan Kim masuk ke dalam mobilnya dan menutup pintu dengan cepat. Mesin mobil menderu dan dalam sekejap, mobil Porsche itu melaju keluar dari parkiran, meninggalkan hotel dengan kecepatan tinggi.

Di dalam mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi, seorang wanita bernama Park Chaeyoung duduk di sebelah Wakil Pimpinan Kim. Chaeyoung menoleh ke arah pria itu dan berkata dengan lembut, "Kau tidak perlu sekasar itu, oppa."

Wakil Pimpinan Kim, yang bernama Kim Haru, hanya fokus ke arah jalan, mengabaikan perkataan Chaeyoung. "Manusia seperti dia tidak penting," gumam Haru dengan dingin sambil terus mengemudi.

Haru kemudian bertanya, "Apa mereka masih belum selesai?"

Chaeyoung mengalihkan pandangannya ke luar jendela, mengamati pemandangan yang berlalu dengan cepat. "Mereka masih berusaha memperbaiki sistemnya. Sepertinya benda itu rusak cukup parah, jadi perlu waktu lama," balasnya dengan suara yang tenang.

Haru Menggerutu dengan kesal, "Suruh mereka cepat. Kita tidak punya banyak waktu. Untuk apa kita menggaji mereka sebagai tim IT kalau tidak bisa melakukan tugas sederhana seperti itu?"

Keduanya berbicara dalam bahasa Korea, dan suasana di dalam mobil terasa tegang. Haru terus mempercepat laju mobilnya, sementara Chaeyoung berusaha menenangkan pikirannya meski merasa cemas dengan situasi yang mereka hadapi.

Di dalam mobil yang melaju cepat, suasana terasa tegang. Park Chaeyoung menatap Haru dengan penuh keraguan, "Apa ini adalah keputusan yang benar, oppa? Membatalkan kerja sama dengan Victoria Group?"

Kim Haru, yang sedang mengemudi dengan penuh konsentrasi, mengangkat salah satu tangannya dari setir dan memijat pelipisnya. "Entahlah," jawabnya dengan nada lelah. "Ini adalah keputusan Ketua Kim, dan kita tidak bisa membantah."

Chaeyoung menarik napas dalam, merenungkan kata-kata Haru. Dia tahu bahwa keputusan ini akan memiliki dampak Besar pada perusahaan. "Apa kau yakin ini langkah yang tepat?" tanyanya lagi, berharap mendapatkan jawaban yang lebih meyakinkan.

Haru tetap fokus pada jalan di depannya, matanya tajam menatap lalu lintas yang sibuk. "Kita harus mematuhi perintah Ketua Kim. Dia pasti punya alasan yang kuat untuk itu," katanya dengan nada yang tegas, meski ada keraguan yang tersirat dalam suaranya.

Kemudian, Haru mengalihkan topik pembicaraan. "Dan suruh mereka selidiki siapa yang akhir-akhir ini membeli saham perusahaan kita. Itu mencurigakan. Orang-orang asing membeli saham kita dalam waktu yang berdekatan dengan rusaknya benda itu," ujar Haru, menunjukkan kekhawatirannya yang mendalam.

Chaeyoung mengangguk, memahami keprihatinan Haru. "Akan kukatakan kepada mereka," balasnya dengan serius. Dia tahu bahwa ini adalah tugas penting dan harus segera disampaikan kepada tim mereka.

Mereka berdua kemudian terdiam, masing-masing tenggelam dalam pikirannya. Chaeyoung merenung tentang situasi yang semakin rumit dan penuh intrik, sementara Haru tetap fokus pada mengemudi, berusaha menenangkan pikirannya yang penuh kekhawatiran.

Mobil Porsche itu melaju melewati jalanan berliku yang dikelilingi hutan lebat, hingga akhirnya tiba di sebuah mansion yang tersembunyi di tengah rimbunnya pepohonan. Mansion itu tampak tua, dengan dinding yang mulai berlumut, namun masih terawat dengan baik, menunjukkan kejayaan masa lalunya.

Park Chaeyoung melihat sekeliling dengan penuh rasa ingin tahu. "Apa Ketua Kim ada di sini?" tanyanya.

Kim Haru keluar dari dalam mobil dan menghirup udara segar. Ia menatap bangunan tua itu sejenak, kenangan masa kecilnya yang suram kembali menghantui. "Entahlah, ada sedikit kemungkinan dia di sini," jawab Haru sambil berjalan menuju mansion. Chaeyoung mengikuti di belakangnya, merasa cemas namun juga penasaran.

Mereka berdiri di depan pintu utama mansion tua itu. Chaeyoung mencoba menggoyangkan pintu, namun tetap terkunci. "Dikunci," serunya, mengerutkan kening.

Haru mengamati sekitar sejenak, lalu berbelok meNuju bagian belakang mansion. Langkah-langkahnya mantap, seakan mengenal setiap sudut tempat ini. Matanya tertuju pada pintu kolam renang yang tampak usang. Ia memutar kenop kunci itu ke kiri dua kali dan ke kanan empat kali, dengan gerakan yang familiar dan terampil.

Chaeyoung tiba tepat saat pintu itu terbuka. "Bukannya pintu itu rusak dan tidak bisa dibuka?" tanyanya bingung.

Haru tersenyum tipis, "Ini adalah pintu rahasia yang hanya bisa dibuka oleh aku dan dia," ujarnya sambil melangkah masuk. Chaeyoung mengikuti, rasa penasaran semakin membuncah dalam dirinya.

Di dalam, mansion itu terasa lebih hidup daripada penampilannya dari luar. Meski gelap, interiornya tetap terawat. Mereka melintasi lorong-lorong yang dipenuhi dengan lukisan-lukisan tua dan perabotan antik. Aroma kayu tua dan debu menyelimuti udara.

Haru menuju sebuah ruangan yang tersembunyi di ujung lorong, pintunya terbuat dari kayu ek yang kokoh. Ia membuka pintu itu dengan kunci yang tergantung di didekat patung dewi hera. Di dalam, terdapat sebuah ruangan kerja yang tertata rapi. Meja kayu besar dan rak-rak penuh buku memenuhi ruangan itu.

"Ketua Kim pernah ada di sini," ujar Haru sambil mengamati setiap sudut ruangan dengan cermat. Ia merasakan kehadiran Ketua Kim seolah bayanganya masih tersisa di tempat ini.

"Aku juga berpikir hal yang sama. Parfumnya masih tercium," bisik Chaeyoun pelan. Aroma khas yang lembut namun kuat mengisi udara.

Mereka berdua mulai berkeliling mansion, menyisir setiap sudut untuk mencari jejak yang mungkin tertinggal. Haru membuka setiap pintu dengan hati-hati, memasuki ruangan demi ruangan, sementara Chaeyoung memeriksa detail kecil seperti meja, rak buku, dan perabotan lainnya.

Haru melangkah keluar dari mansion, menuju rumah kayu tua yang terletak tak jauh di belakangnya. Rumah kayu itu terlihat kuno, dengan dinding yang mulai memudar dan atap yang ditumbuhi lumut, namun tetap memberikan kesan tenang dan damai.

Setibanya di depan pintu rumah kayu, Haru membuka pintu dengan hati-hati, engselnya berderit pelan. Ia melangkah masuk, dan segera disambut oleh suasana yang kontras dengan penampilan luarnya. Di dalam, rumah kayu itu tampak bersih dan rapi. Perabotan kayu yang sederhana tertata dengan baik, dan aroma segar mengisi ruangan.

Haru berjalan pelan, mengamati setiap sudut dengan teliti. Perhatiannya tertuju pada lantai kayu yang terlihat mengilap, menunjukkan bahwa tempat ini baru dibersihkan. Ia melangkah lebih dekat ke meja kecil di tengah ruangan, matanya menangkap sesuatu yang mencurigakan. Di sela-sela papan kayu lantai, ia menemukan satu tetesan kecil air yang belum sempat mengering.

"Dia baru saja bermain di sini," gumam Haru, setengah berbicara kepada dirinya sendiri.

1
FeVey
wah... wah.... gak bahayata...??? ternyata victor punya niatan menjadikan korban kevelakaan mnjdi istrinya.... /Shy/
Dedi Aljufri
baru baca tp cerita nya buat penasaran .. . semangat Thor 😊
Dede Dedeh
okk masih nyimak!!
Anita Jenius
1 iklan buatmu
Mắm tôm
Mantap banget nih thor, jangan berhenti menulis ya!
Keyla: makasih, tenang aja gk bakalan berhenti
total 1 replies
Ryner
Ceritanya bikin nagih thor, terus lanjut ya!
Keyla: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!