Air Mata Istri

Ilustrasi Adam.

"Senyumannya, membuatku tenang. Ya Allah, aku harap dia adalah anakku," batin Yusuf. "Aku ingin kembali dengan wanitaku, sungguh aku tak ingin berpisah dengannya."

Yusuf dalam lamunan.

Yusuf menatap ke penjuru ruang kerjanya, dia teringat tentang Adam. "Aku yakin kamu anakku, karena aku merasa ada sesuatu hal yang mengikat antara kamu denganku, Nak," ucapnya lirih.

[CKLEK]

Suara pintu terbuka.

[TUK]

Suara orang berjalan.

"Suf, kamu sampai kapan nunggu wanita nggak jelas itu. Kamu lebih baik fokus masa depanmu dengan Gea."

Yusuf tersentak lamunan, dia berusah mengontrol emosinya.

"Ma, please. Menikah adalah ibadah seumur hidup, jadi aku nggak bisa menikah lagi, apalagi Fatimah masih istriku."

"Halah, buat apa kamu mempertahankan pernikahanmu itu."

"Karena aku bukan mama, yang meninggalkan papa."

"Tutup mulut kamu!" Bentak Desi. "Papamu itu nggak berguna, jadi buat apa mama pertahankan. Dia nggak bisa kasih mama uang! Dia kerjaannya nggak jelas!"

"Mama, kenapa baru mengeluh? Apakah karena papa bangkrut usahanya?"

"Aduh, nggak usah bahas papamu itu. Dia cuman kerjaannya ngelukis, bahkan dia nggak pernah ngasih apa yang mama inginkan."

"Ma, menikah bukan hanya materi, tapi menikah itu ibadah untuk Allah semata."

"Halah, nggak usah sok bijak, kamu pakai nasehati mamamu ini. Lagian kamu bisa seperti ini karena harta almarhum kakekmu. Papamu bisa apa?!"

Yusuf hanya menggelengkan kepalanya. Dia terlalu lelah untuk berdebat dengan ibunya.

"Lagian perempuan itu nggak bakalan balik lagi ke sini. Buat apa kamu mempertahankan perempuan itu untuk menjadi istrimu?"

"Mama nggak usah khawatir untuk hal itu. Yusuf akan membawa Fatimah kembali ke keluarga ini. Karena dia masih istri Yusuf. Dan satu hal lagi, Yusuf nggak akan mungkin menikah lagi dengan wanita lain. Cukup Fatimah yang menjadi istri Yusuf satu-satunya," tegas Yusuf.

"Dasar kamu anak durhaka! Kamu nggak pernah dengerin apa kata ibumu ini! Dia itu nggak pantas untuk dijadiin istri! lebih baik kamu Ceraikan dia, nikahin Gea! Mama lebih setuju, jika kamu bersama dengan Gea, dibandingkan dengan Fatimah!"

"Ma, ini sudah keputusan bulat Yusuf. Karena Yusuf nggak akan mungkin mengkhianati Fatimah. Yusuf akan mengundurkan diri dari perusahaan ini. Mulai detik ini juga. karena Yusuf tidak membutuhkan harta, bagi Yusuf cukup Fatimah istri yang sholeha."

"Baiklah, jika itu menjadi keputusan kamu. Mama akan coret kamu dari daftar warisan keluarga Cempaka Putih!"

Yusuf tersenyum. Lalu dia mengembalikan seluruh harta dari keluarga Cempaka Putih. Dia menaruh semua kartu kredit fasilitas dari keluarganya. Lalu dia segera untuk meninggalkan ruang kerjanya.

Yusuf berjalan keluar dari ruang kerjanya. Beberapa karyawan menatap Yusuf. Sebagian dari mereka pun mulai berbisik, karena mendengarkan sebuah kabar tentang Yusuf.

Yusuf langsung keluar dari perusahaan. Dia menggunakan taksi online. Dia langsung menuju ke rumah sakit tempat Adam dirawat.

"Aku yakin semuanya ini adalah keputusan yang tepat. Karena aku nggak mau sama sekali kehilangan mereka berdua," Yusuf mengumam dalam hati kecilnya. Dia duduk di bangku belakang taksi online. "Aku akan berjuang untukmu Fatimah. Dan aku yakin hasil tes DNA itu menyatakan bahwa Adam adalah anak kandungku."

Kedua mata Yusuf menatap suasana jalanan dari kaca mobil. Dia memejamkan matanya sejenak lalu dia menarik nafas dan mengembuskannya dengan perlahan-lahan.

...****************...

Di ruang rawat inap VIP, Gea masih terbaring lemas di atas ranjang kamarnya. Dia masih tidak bisa untuk menggerakkan kedua kakinya.

"Aku nggak boleh lumpuh seperti ini. Karena aku nggak mau terlihat seperti wanita nggak berguna. Aku nggak mau sama sekali, jika mas Yusuf menganggapku sebagai wanita cacat," gumam Gea.

Dokter pun datang memeriksa kondisi Gea. Sementara suster yang mencatat setiap perkembangan kesehatan dari Gea.

"Bagaimana kabarnya hari ini Nona Gea?"

"Biasa saja. Tapi sampai kapan saya harus lumpuh, Dok?"

" Anda harus menjalani proses terapi setiap tiga kali dalam seminggu. Insya Allah, kalau dilakukan secara rutin akan mempercepat proses penyembuhannya."

"Berapa lama, Dok?"

"Saya tidak bisa memprediksikan atau menentukan kapan sembuhnya. Tapi nona harus tetap berusaha dan berpikiran positif tentang kesembuhan kaki nona," balas Dokter.

"Tapi sampai kapan saya harus seperti ini, Dok? Saya nggak mau harus duduk di kursi roda."

"Sabar, Nona. Anda pasti sembuh, kalau begitu saya tinggal dulu. karena saya harus mengecek beberapa pasien lainnya."

...****************...

Fatimah melamun di ruang rawat Mawar 3. Sementara Adam yang masih tertidur di atas ranjang kamarnya. Dia menatap wajah Adam. sesekali dia mengecup kening kepala Adam.

"Ya Allah, sungguh aku tidak ingin ada hubungannya dengan keluarga Cempaka Putih. Tapi aku nggak tega melihat Adam yang selalu bertanya tentang ayahnya. Haruskah aku jujur dengan Mas Yusuf, kalau Adam adalah anaknya, tapi aku nggak mau jika ada diambil oleh mereka," batin Fatimah.

Wajah Adam mewarisi ketampanan dari Yusuf. Setiap kali dia melihat Adam, dia merasa melihat Yusuf yang ada di hadapannya. Bahkan semua tingkah laku Adam mirip sekali dengan Yusuf.

"Fat?"

"Mas Damar."

"Astaga! Aku sangat cemas sekali sama kamu dan Adam."

"Maaf, tadi baru bisa hubungin kamu. Karena ponselku baterainya habis. jadi aku baru bisa hubungi kamu tadi."

"Nggak apa-apa. Terus gimana kondisi dari Adam? Apakah dia baik-baik saja?"

" Iya dia baik-baik saja. Dokter bilang kalau ada mengalami alergi makan kacang. Karena setiap dia alergi makan kacang, dia akan merasa dadanya sangat sesak sekali. Alhamdulillah kondisinya sudah stabil sekarang."

"Syukurlah kalau begitu."

...****************...

Di kedai ayam goreng, Pukul 12.00, Alicia yang sedang duduk-duduk santai. mendadak dia melihat kedua pasangan yang sedang bermesraan. dia merasa hatinya sangat panas sekali.

"Kenapa sih ketika lagi galau gini, malah Ada yang lagi mesra-mesraan?" Alicia menunggu dengan sangat kesal sekali. Dia sambil memakan habis ayam crispy dan nasi.

tiba-tiba, Alicia melihat Vika dan alArgantara Yang bergandengan tangan. dia merasa hatinya begitu sangat sesak sekali melihat kemesraan antara mereka berdua.

"Aduh, Sial! Kenapa harus ketemu mereka?" Desis Alicia. "Bete rasanya!"

...****************...

Yusuf berjalan menuju ke koridor rumah sakit. dia begitu sangat cemas dan khawatir dengan kondisi Adam. Dia merasa tidak tenang sama sekali. Dia juga sudah membawakan makanan dan cemilan untuk Adam.

kedua langkah kaki Yusuf pun berhenti di depan kamar. Dia melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri, kalau di sana ada seorang pria di ruangan tersebut. Dia juga pernah bertemu dengan pria tersebut tidak sengaja di supermarket saat itu.

Yusuf merasa cemburu.

"Kelihatannya mereka akrab sekali. Apakah mereka ada hubungan spesial?"

Kedua surat mata Yusuf tidak terlepas dari pandangan mereka berdua. Dia merasa hatinya sangat terbakar.

"Siapa dia?"

...****************...