NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: RahmaYesi.614

Caca terpaksa harus menikah dengan suami adiknya yang tengah terbaring sakit di salah satu kamar rumah sakit.

"Kak, aku mohon, menikahlah dengan abang Alden!" Ucap Lisa, sang adik di waktu terakhirnya.

Caca menggeleng tak setuju. Begitu juga dengan Alden. Tapi mendengar Lisa terus memohon dengan suara seraknya yang nyaris hilang dan dengan raut wajahnya yang menahan segala rasa sakitnya, Caca pun akhirnya menyetujui permohonan terakhir adiknya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Yuk langsung saja intip serial novel terbaru Author!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Hanya kebetulan

Usai sholat subuh, Caca sudah bersiap untuk berangkat kerja. Dia ingin keluar dari rumah tanpa harus berpapasan dengan mertua dan iparnya.

Tok

Tok

"Non Caca!" Seru Yuni dari luar kamar.

Setelah mendengar suara Yuni, Caca pun segera membuka pintu kamarnya.

"Loh non sudah rapi saja. Sudah mau berangkat ya non?"

Yuni masuk dengan membawa semangkuk macam macam buah yang sudah dikupas dan dipotong potong dicampur bumbu untuk sarapan pagi.

"Mama sudah bangun belum bik?"

"Belum, non. Nyonya biasanya bangun jam tujuh. Sekarang jam enam saja belum." Sahutnya.

"Syukurlah." Gumamnya.

"Sarapan dulu non. Ini bibik bawakan salad buah."

Caca melirik mangkok berisi salad buah yang dibawakan Yuni.

"Bibik tahu dari mana aku suka salad buah?" Bisik Caca dalam hati.

Hanya Lisa dan Loli yang tahu kalau Caca sangat suka sarapan salad buah. Atau jangan jangan sarapan di keluarga Adnan memang selalu salad buah.

"Den Alden pagi pagi sudah nelpon bibik. Katanya buatkan sarapan salad buah untuk non Caca. Non Caca katanya paling suka kalau sarapan pakai salad buah. Untung masih ada stok buah di kulkas."

Yuni menjelaskan seakan dia tahu apa yang sedang dipikirkan Caca.

"Alden yang nyuruh bibik buat salad buah untuk aku?"

"Iya." Sahut Yuni tersenyum penuh arti.

Lalu tanpa pamit lagi dia pun keluar dari kamar itu.

"Apa mungkin Lisa memberitahu Alden juga tentang sarapan kesukaanku?" Gumam Caca bicara sendiri.

"Aaa, terserah. Yang terpenting aku harus pergi sekarang."

Dia meraih tas laptopnya, lalu membawa serta mangkuk salad itu.

Dengan langkah yang sangat pelan, Caca menuruni anak tangga. Lalu dia pun membuka pintu dengan sangat perlahan lahan agar tidak kedengaran oleh Yuni.

Akhirnya, Caca bisa keluar dari rumah itu tanpa harus berpapasan dengan mama mertua dan iparnya.

"Non Caca. Sudah mau berangkat kerja non?" Sapa satpam.

"Iya, pak." Sahutnya agak kaget.

Tanpa banyak tanya, pak satpam membukakan pintu gerbang dan diluar gerbang sudah ada taksi yang sopirnya berdiri menyambut Caca dengan membukakan pintu mobilnya.

"Silahkan non Caca. Saya yang memesan taksinya atas perintah den Alden. Dan jangan takut pada sopirnya, karena mulai hari ini sampai seterusnya mas ini yang akan mengantar jemput non Caca kemanapun non Caca mau." Tutur pak satpam menjelaskan.

"Tidak usah khawatir soal ongkosnya juga, karena tagihannya langsung dibayar oleh den Alden." Sambungnya.

Caca tidak tahu kata apa yang tepat untuk menggambarkan rasa yang dia rasakan saat ini. Perlakuan Alden terkesan berlebihan padanya.

"Mungkin, Alden menganggap aku Lisa kali ya, karena kejadian tadi malam. Ya, aku rasa Yuni, pak satpam atau mungkin malah mama sendiri yang melaporkan tentang aku yang pura pingsan dan mengaku kalau aku adalah Lisa.." Pikir Caca dalam kebingungannya.

"Alasan itu jauh lebih masuk akal untuk mengartikan perlakuan Alden padaku." Gumamnya dalam hati.

Tanpa sadar Caca manggut manggut dihadapan supir taksi dan pak satpam.

"Non Caca!" Panggil pak satpam.

"Iya pak." Sahut Caca cepat.

"Silahkan naik non. Kita akan segera berangkat."

Sopir taksi itu mempersilahkan Caca.

Mau tidak mau, suka tidak suka Caca pun masuk ke taksi itu.

Taksi melaju sangat pelan. Sengaja agar Caca yang sedang menyantap sarapannya bisa menikmati dengan nyaman.

"Minumnya non?"

Mas sopir mengulurkan sebotol teh pada Caca.

"Terimakasih, mas. Tapi saya tidak suka teh." Sahut Caca berbohong.

"Loh tapi kata pak Alden, non Caca suka teh ini."

Lagi lagi Caca harus terheran heran dan bingung. Tidak mungkin juga Lisa menceritakan semua makanan dan minuman kesukaannya pada suaminya itu. Apa ini hanya kebetulan, atau apa?

Tidak ada yang bisa menjawab kecuali Alden. Ya, hanya dia yang tahu kenapa dia bisa tahu semua kesukaan Caca.

...🍂🍂🍂...

Hari ini Caca tidak bertemu Loli karen Loli tugas di luar kota.

"Hai, Ca." Sapa Robi.

"Iya, pak Robi. Ada yang bisa saya bantu?" Sahut Caca ramah seperti biasanya.

Jabatan Robi tentu lebih tinggi darinya. Makanya Caca bicara formal padanya.

"Kamu sudah makan?"

"Belum."

"Mau makan siang bareng?"

"Boleh." Sahut Caca.

Mereka pun menuju kantin kantor untuk makan siang. Dan ini pertama kalinya Caca makan siang bareng Robi tanpa Loli.

Menu hari ini berbeda dari biasanya. Biasanya menu tetap itu selalu ada goreng lele, oseng daging, rendang dan semur ayam. Tapi hari ini, semua menu itu tidak ada.

"Aduh, kok nggak ada lele sama oseng daging sih mbak hari ini." Ucap seorang karyawan saat mengambil makan siang yang disusun ala prasmanan.

"Lele sama oseng daging akan dijadikan menu dua kali dalam seminggu saja, pak."

"Loh bukannya itu menu tetap ya, mbak?"

"Mulai hari ini menu tetap sudah diganti pak. Menu tetap kita telur balado, ayam bakar, ayam penyet sama ikan bakar." Sahut petugas makanan yang menunggu stand makanan.

"Loh kok gitu?"

"Kami hanya menjalan perintah atasan, pak."

Robi dan Caca yang berbaris menunggu giliran hanya bisa saling menatap dan tersenyum menanggapi pembicaraan rekan kerja mereka saat memilih menu makan siang.

"Kamu mau makan apa, Ca? Menunya serba ayam." Bisik Robi.

"Aku sih suka semua menu hari ini." Sahut Caca senang.

Ya, menu tetap sebelumnya menyulitkan Caca memilih menu makan siang. Biasanya dia lebih memilih makan tanpa embel embel lauk, karena Caca tidak suka, lele dan tidak begitu suka daging.

Dan dulu pun jarang sekali ada menu ayam bakar atau ikan bakar. Paling dua kali dalam sebulan. Nah sekarang semua menu kesukaannya itu dijadikan menu tetap. Betapa bahagianya Caca karena dia bisa menikmati makan siang dengan lahap.

Kini mereka sudah berada di meja makan, menikmati makan siang ditemani segelas es teh manis.

"Kamu lahap makannya hari ini, Ca?" Ujar Robi yang sengaja ingin memulai percakapan dengan Caca.

"Ya, karena lapar kali." Sahutnya tanpa mau memberitahu bahwa dia suka menu hari ini.

"Ca, boleh tanya sesuatu nggak?"

"Boleh, memangnya mau tanya apa?"

Robi minum sebentar sebelum mulai bicara. "Kamu tinggal di mana sekarang?"

Pertanyaan itu sangat membuat Caca tidak nyaman. Ya, dia tidak begitu dekat dengan Robi tapi si Robi malah menanyakan hal yang menurutnya lumayan privasi.

"Kenapa?" Tanya Caca datar.

"Ya, karena sebenarnya aku pindah ke apartemen yang sama dengan kamu. Tapi, setiap pulang kerja dan pagi pagi pun aku nggak lihat kamu. Padahal apartemen kita hanya jarak satu pintu."

Caca mencoba untuk terlihat santai menanggapi itu. Padahal dia mulai takut pada Robi. Ya, Loli pernah mengatakan padanya bahwa Robi pernah terlihat beberapa kali mengikuti Caca. Loli juga mencurigai bahwa Robi punya niat terselubung pada Caca.

"Aku tinggal di rumah orangtuaku, sekarang. Sejak adikku meninggal, mereka merasa kesepian. Jadi aku memilih tinggal sama mereka sekarang." Sahut Caca berbohong.

"Oh gitu ya. Kamu tinggal sama orangtuamu."

"Iya."

Robi menatap Caca dengan tatapan aneh, seperti mengejek atau mungkin malah dia tahu kalau Caca sedang membohonginya.

1
A Yes
cuekin ajah Ca ,,, Duda Labiillll bin nyebelin
A Yes
emang kamu yang labil dan suka memaksakannkehendak ,,, gak jelas ,,, sebentar lembit, sebentar arogant hiufft
A Yes
sakit jiwa ,,, aneh iihh ,,, jd serem, apa dia punya 2 kepribadian ,,, keluarga toxic
A Yes
yeeyyy gimana toh pak, yabtinggal kelasin dan bela anak mantumu toh ,,, aneh senangnya oada main batin, jd dukun semua apa yak🤣🤣🤣
A Yes
sokoriiin ,,, anak loe yg kedua kagak panjang umur dan hanya bisa sah secara raga dg Al tapi bukan hati Al🤪🤪🤪🤪🤪🤪
A Yes
yakin Al ,,,, sementara keluargamu ajah benci Caca
A Yes
kedua kalinkan, yg pertama waktu awal2 si jambak ama mak tiri and than jatuh dari tangga🤭✌️ trus Alden bantuin mau bawa ke RS tp hak jd
A Yes
jd bapak koq pilih kasih, dah mana dulu Istri pertamanya dimadu, bukannya menebus dg lebih mebyayangi Caca yg piatu, malah condong ke Lisa yg jelas2 masih lrngkap ortu nya ada kamu samanibunya
A Yes
jangan kan waktu makan sate kak @Qaisaa ,,, di Bab Awal waktu Lisa diujung usia mau sakaratul maut ajah Alden ngomong klo Lisa satu2nya iatri yg bakalan jd Khatidjah nya ,,, preeet laki2 yak🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣🤣🤣
A Yes
lah kocak ,,, padahal dia ada disaat anaknya memohon suami anaknya buat nikahin kakak nya
A Yes
laki laki klo dah dapet perhatian dan pelayanan dr wanita lain, juga bakalan lupita ama yang lama🤭✌️🤪🤪🤪
A Yes
yakin bet ke Surga🤭✌️🙏
Dulkarim Muda
2 orang perempuan bersaudara dinikahi
Odhe Canang
Biasa
Odhe Canang
Kecewa
Reni Fitria Mai
betul mbak rumah aja harganya 16m masa nyuci sendiri masak sendiri CEO ter besar pula😄
Qilla
permintaan yg mncekik ,dikahih hati malah minta jantung sama usus ususnya ini mah
jeje
Luar biasa
Ristieriswanharti
panjang banget bab nya
Rasni Saldi
is is is modus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!