Apa jadinya jika kamu diajak menikah kontrak oleh seorang pria tampan, kaya, tapi arogan? Apakah kamu mau? Tentu saja tidak ada yang ingin menolak tapi ternyata tidak bagi Serena Ibrahim. Gadis itu menolak karena ia bukan wanita gampangan meskipun ia sudah dikenal sebagai gadis rental.
Bimantara ARS tidak menerima penolakan. Pria arogan itu mempunyai banyak macam cara agar gadis ingusan itu mau menikah dengannya demi sebuah taruhan.
Berbagai macam intrik dan perangkap pun dilakukan oleh pria arogan itu agar bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.
Berhasilkah sang CEO arogan? Cuss ikuti, bagaimana kisah mereka selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 GRCA Sebuah Keputusan
Setelah bertanda-tangan sebagai bukti kalau Serena telah menerima paket dari kang kurir, gadis itu pun segera berlari ke kamarnya. Ia ingin membuka paket itu di tempat yang sangat pribadi untuk orang yang spesial di hatinya.
Tangan Serena cukup gemetaran saking senangnya menerima sesuatu dari pria yang telah menikahinya beberapa bulan yang lalu itu.
"Bismillahirrahmanirrahim," ucapnya sebelum membuka sebuah kotak berwarna biru lembut sesuai warna kesukaannya. Bibirnya mengembangkan senyum dengan dada berdebar kencang saat melihat isi kotak itu.
Selembar gaun cantik yang pernah ia pakai pada malam pertama ia menikah dengan Bima ada di dalam kotak itu bersama dengan semua perintilannya. Underwear nya juga ada di sana terlipat dengan rapi.
"Kenapa gaun ini dikembalikan padaku?" gumamnya dengan perasaan yang tiba-tiba gelisah dan khawatir.
"Apakah mas Bima akan menjemput aku dan meminta aku untuk memakainya?" tanyanya dengan tangan mengelus gaun cantik dan sangat mahal itu.
"Ah ya, mas Bima menatapku dengan tatapan yang terasa sangat asing saat aku memakai gaun ini. Aku yakin dia pasti ingin aku memakainya lagi," ucapnya berusaha menghalau pikiran-pikiran buruk dari dalam kepalanya.
Bergegas ia membuka kaos dan juga celana jeans yang sedang dipakainya kemudian ia mengangkat gaun itu untuk dipakainya. Akan tetapi sebuah amplop tiba-tiba jatuh dari balik gaun itu.
Penasaran, ia pun membuka amplop yang berisikan selembar kertas kecil di dalamnya.
Dear
Serena Ibrahim..
Aku pikir sekaranglah waktunya kita mengakhiri pernikahan kontrak ini karena aku sudah melalui turnamen ini dan Alhamdulillah, club kami menang.
Terimakasih atas waktu 24 jam yang kita lalui bersama. Kamu tahu? Itu sungguh sangat berkesan buatku.
Sayangnya, jodoh kita hanya sampai di sini. Aku akan menikah dengan gadis lain.
Jadi, lanjutkan hidupmu.
Bye
Bimantara ARS.
Serena membeku. Tangannya tak sadar meremas kertas kecil itu dengan perasaan yang kacau balau. Dadanya naik turun karena sebuah serangan dahsyat yang sangat menyakitkan.
"Egois kamu mas," lirihnya. Tapi kemudian ia menarik ujung bibirnya mengulas senyum terpaksa.
"Ya, ya aku hanya seorang gadis rental yang kamu sewa untuk kepentingan kamu sendiri," gumamnya dengan suara bergetar.
"Seharusnya aku tahu diri dan tidak kecewa," gumamnya.
"Toh aku sudah mendapatkan bayaran yang sangat mahal."
"Tapi aku sedih karena aku tak tahu malu telah mencintaimu Brengsek!"
Tak lama kemudian, ia pun merasakan kedua netranya berkabut, jebol sudah pertahanannya. Ia terisak dalam diam.
Sungguh, ia tak menyangka kalau Ia telah diputuskan saat cintanya sedang tumbuh subur pada pria itu.
Hatinya bagaikan diiris sembilu. Sakit sesakit-sakitnya.
"Baiklah mas Bim, terimakasih juga atas semuanya. Dan semoga kamu bahagia," ucapnya dengan dada masih terasa sangat sakit.
Airmata yang sejak tadi berderai, ia susut dengan punggung tangannya. Setelah itu ia mencium gaun itu dan berniat melanjutkan untuk tetap memakainya.
Ia pun masuk ke kamar mandi untuk mandi dan membersihkan dirinya. Betul kata Bima, ia harus melanjutkan hidupnya sendiri karena pria itu akan segera menikah resmi dengan gadis lain. Sedangkan dirinya hanya seorang istri kontrak yang sudah selesai masa kontraknya.
Setelah selesai menghibur hatinya yang sangat terluka, ia pun segera berdandan dan memakai gaun itu lagi.
Sore ini ada acara pesta pernikahan seorang sahabat, teman kerjanya di perusahaan tempat kerjanya dulu.
Zica akan menikah dan ia akan datang untuk menghibur dirinya sendiri.
"Life must go on!" teriaknya seraya meninju udara.
"Aku akan mencari pengganti kamu mas Bim. Aku yakin akan baik-baik saja setelah ini," ucapnya lagi untuk menyemangati hatinya. Tapi setelah itu airmata tiba-tiba keluar lagi dari pelupuk matanya.
"Kejam kamu mas. Kenapa kamu datang dan akhirnya menetap dalam hatiku heh!" isaknya dengan perasaan yang kembali sakit.
Ingin ia berpura-pura bahagia tapi kenyataannya, ia tidak bisa. Hati dan pikirannya tetap saja berada pada Bima dan Bima.
"Kak Rena? Apa kakak ada di dalam?" teriak Delana seraya mengetuk pintu dari luar. Serena buru-buru menghapus airmatanya dan memberikan foundation tipis pada pipinya agar ia kelihatan lebih segar.
Ia harus tampak cantik dan bahagia di depan adik-adiknya.
Segera ia keluar kamar dan membukakan pintu untuk ketiga adiknya yang baru pulang setelah ikut bimbingan belajar.
"Wah kak Rena kok cantik banget sih? Gaun baru ya?" ucap Delana dengan tatapan kagum pada sang kakak.
Serena tersenyum kemudian menjawab," Iya. Gaun baru. Ini aku udah mau berangkat ke pestanya Zizi."
"Ah ya hati-hati lho kak." Delana tersenyum.
"Hati-hati kenapa?" tanya Serena balik.
"Kakak terlalu cantik. Jadi plis untuk tidak membuat hati cowok jadi klepek-klepek hihihi."
"Ah asal kamu!" senyum Serena.
"Ya, udah aku berangkat sekarang ya, kalian hati-hati di rumah," lanjut Serena kemudian berlalu dari hadapan adik-adiknya.
Sebuah mobil sewaan ia hubungi untuk mendatangi tempat acara.
🌺
Bimantara menatap penampilannya di depan kaca. Tuksedonya ia rapikan kembali sebelum meninggalkan kamar itu. Setelah itu, ia segera keluar dan melanjutkan langkahnya ke arah garasi.
Mobil rubikon kesayangannya ia gunakan lagi untuk menghadiri pesta pernikahan Zica, salah satu karyawan di perusahaannya.
Dengan terkekeh kecil ia melempar kertas undangan dari calon pengantin itu ke arah jok belakang mobil nya.
"Ada-ada aja. Masak gak bisa datang kalau tanpa pasangan? Enak aja bikin aturan seperti itu," gumam Bima dengan wajah berubah kesal.
Sungguh, ia baru tahu ada aturan seperti itu pada pesta pernikahan seseorang.
"Memangnya kamu berani melarang aku datang padahal aku adalah bos kamu heh?!" ucapnya lagi dengan ujung bibir terangkat.
Kalau bukan karena undangan khusus dari Zica, sang sekretaris divisi, ia mungkin memilih untuk tidak datang. Tidak mempunyai pasangan sementara semua orang mungkin akan datang dengan pasangan masing-masing.
Aaaa andai Serena masih berada di sampingku, hidupku mungkin akan lebih lengkap.
Sial! Kenapa aku jadi ingat gadis rental itu lagi?
Papa sudah menentukan jodoh terbaik untukku, jadi harusnya aku tidak perlu mengingat gadis itu lagi meskipun ini sangat sulit.
Pria itu terus saja bermonolog dengan dirinya sendiri sampai tak sadar sudah sampai di sebuah hotel tempat acara resepsi berlangsung.
Memarkirkan mobilnya dengan benar, ia pun segera melangkahkan kakinya ke dalam loby hotel. Amar, sang asisten menjemputnya di depan pintu.
"Kok belum masuk? Gak bisa kalau tak ada pasangan ya?" ucapnya tersenyum meledek.
"Saya menunggu bapak, kita 'kan bisa jadi pasangan yang cocok," jawab Amar santai.
"Ih jijik!" erang Bima merinding.
Amar langsung tertawa terbahak-bahak tapi kemudian langsung diam saat melihat siapa yang ada di hadapannya.
"Ketawalah Mar, mumpung masih gratis!" ejek Bima seraya meninggalkan Amar di tempat itu, tapi langkahnya langsung terhenti karena tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Gilbert?
Serena?
🌺🌹🌺
*Tobe Continued.
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
Yg seriuslah....😭😭😭
Dah pegel ini thor dipojokan😢