NovelToon NovelToon
Aku Memang Wanita Murahan

Aku Memang Wanita Murahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Konflik etika / Selingkuh / Romansa / Suami ideal / Penyelamat
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Syah🖤

Lara telah menghabiskan tiga belas tahun hidupnya sebagai wanita simpanan, terperangkap dalam cinta yang terlarang dengan kekasihnya, seorang pria yang telah menikah dengan wanita lain. Meski hatinya terluka, Lara tetap bertahan dalam hubungan penuh rahasia dan ketidakpastian itu. Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Firman, seorang pria yang berbeda. Di tengah kehampaan dan kerapuhan emosinya, Lara menemukan kenyamanan dalam kebersamaan mereka.

Kisahnya berubah menjadi lebih rumit saat Lara mengandung anak Firman, tanpa ada ikatan pernikahan yang mengesahkan hubungan mereka. Dalam pergolakan batin, Lara harus menghadapi keputusan-keputusan berat, tentang masa depannya, anaknya, dan cinta yang selama ini ia perjuangkan. Apakah ia akan terus terperangkap dalam bayang-bayang masa lalunya, atau memilih lembaran baru bersama Firman dan anak mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah🖤, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22

Jangan lupa like komen dan votenya yah

Terimakasih

_

Beberapa minggu berlalu, dan satu malam, mereka duduk di tepi danau yang sama tempat mereka berbicara sebelumnya. Suasana malam itu tenang, dengan bintang-bintang berkilau di langit.

“Lara,” kata Firman, suaranya lembut namun serius. “Aku ingin berbicara tentang perasaan kita lagi. Aku tahu kita telah melangkah perlahan, dan itu baik. Tapi aku merasa kita bisa melangkah lebih jauh jika kamu mau.”

Lara menatap Firman, merasakan detak jantungnya semakin cepat. “Apa maksudmu?”

“Saat aku melihatmu bahagia, aku merasa sangat bersyukur. Aku ingin berbagi lebih banyak momen bersamamu. Aku ingin kita menjadi lebih dari sekadar teman,” jelas Firman, matanya penuh harapan.

Lara terdiam, berusaha mencerna perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya. “Aku juga merasakan hal yang sama, tetapi aku masih ragu. Rasa sakit dari masa lalu masih membekas, dan aku takut jika aku terbuka, aku akan terluka lagi.”

Firman mengangguk, memahami kekhawatiran Lara. “Itu wajar, Lara. Namun, aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak akan pernah menyakitimu. Aku hanya ingin memberi yang terbaik untukmu. Maukah kamu memberiku kesempatan untuk membuktikannya?”

Setelah beberapa saat terdiam, Lara merasakan dorongan untuk jujur pada dirinya sendiri. “Aku ingin mencintaimu, Firman. Aku benar-benar ingin. Tapi aku juga butuh waktu untuk sepenuhnya siap.”

Mendengar itu, Firman tersenyum dengan lembut. “Itu sudah cukup bagiku. Yang terpenting adalah kita jujur satu sama lain. Kita bisa menjalani ini dengan santai dan melihat ke mana perasaan ini membawa kita.”

Lara merasa lega mendengar respons Firman. Dengan ketulusan di antara mereka, ia merasakan beban di hatinya sedikit terangkat.

Malam itu, mereka berbicara lebih banyak, menjelajahi perasaan dan harapan masing-masing. Saat mereka pulang, Lara merasa bahwa ia tidak hanya menemukan seorang teman, tetapi juga seseorang yang dapat dipercaya untuk menjalin cinta yang tulus.

***

Beberapa minggu kemudian, saat Lara berkunjung ke rumah Firman, mereka menemukan diri mereka dalam suasana yang hangat dan intim. Firman menyiapkan makan malam sederhana namun penuh perhatian, dan mereka menghabiskan waktu berbincang tentang impian masa depan masing-masing.

“Jika kamu bisa pergi ke mana saja, ke mana kamu ingin pergi?” tanya Firman, mata penuh antusiasme.

Lara berpikir sejenak. “Aku ingin pergi ke tempat yang tenang, mungkin ke pantai atau pegunungan. Tempat di mana aku bisa merasakan kedamaian dan kebebasan.”

Firman tersenyum, membayangkan betapa indahnya pengalaman itu. “Bagaimana jika kita merencanakan perjalanan ke tempat itu suatu saat nanti? Hanya kita berdua.”

Lara terkejut, tetapi hatinya berdebar penuh semangat. “Itu terdengar luar biasa.”

Sejak saat itu, mereka mulai merencanakan perjalanan bersama. Momen-momen kecil ini semakin mendekatkan mereka, dan Lara merasa semakin yakin dengan perasaannya terhadap Firman. Ia tahu bahwa membuka hatinya bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan Firman di sampingnya, segalanya terasa mungkin.

Akhirnya, pada suatu malam yang cerah di tepi danau, saat bulan bersinar terang, Lara merasakan dorongan untuk berbagi sesuatu yang telah mengganjal di hatinya. “Firman,” katanya, suaranya bergetar sedikit, “aku ingin kamu tahu bahwa aku mulai merasakan cinta untukmu.”

Mata Firman melebar, senyumnya merekah. “Lara, itu adalah hal terindah yang pernah kudengar.”

Lara melanjutkan, “Aku masih dalam proses, tetapi aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi untuk mengakui apa yang kurasakan.”

Dengan penuh kehangatan, Firman menggenggam tangan Lara. “Aku akan menunggu kamu, apapun yang terjadi. Kita akan berjalan bersama, perlahan namun pasti.”

Di bawah cahaya bulan, mereka saling menatap dengan penuh harapan. Mereka tahu bahwa cinta yang sedang tumbuh di antara mereka adalah sesuatu yang spesial, dan dengan saling mendukung, mereka siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.

***

Setelah malam yang penuh kejujuran di tepi danau, hubungan mereka semakin mendalam. Lara mulai membuka hatinya sepenuhnya, dan Firman, dengan kesabaran dan kasih sayang yang tulus, semakin dekat dengannya.

Hari itu, mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan singkat ke sebuah villa di pegunungan yang tenang. Tempat itu dipilih karena Lara ingin merasakan kedamaian dan kebebasan yang sering ia impikan. Firman dengan senang hati mengatur semua, ingin memberikan Lara pengalaman yang penuh kenangan indah.

Setibanya di villa, udara segar pegunungan menyambut mereka. Pemandangan hijau yang terbentang luas, serta suara gemericik air dari sungai kecil di dekat sana, menciptakan suasana yang damai. Lara berdiri di teras villa, memandang ke arah cakrawala dengan senyum yang tak bisa disembunyikan.

“Tempat ini sempurna,” ujar Lara sambil menarik napas dalam, menikmati udara bersih yang memenuhi paru-parunya.

Firman menghampirinya dari belakang, ikut memandang ke arah yang sama. “Aku tahu ini akan menjadi tempat yang tepat untukmu. Kamu butuh suasana seperti ini—tenang, indah, dan jauh dari hiruk-pikuk.”

Lara menoleh dan tersenyum. “Kamu benar. Aku merasa lebih damai di sini. Seolah semua beban hilang.”

Mereka menghabiskan hari itu menjelajahi sekitar villa, berjalan di antara pepohonan pinus, dan menikmati keindahan alam yang begitu mempesona. Setiap langkah yang mereka ambil bersama, setiap tawa yang mereka bagi, semakin memperkuat ikatan di antara mereka.

Saat malam tiba, mereka kembali ke villa dan menikmati makan malam di bawah langit yang dihiasi bintang. Suara api dari perapian menghangatkan suasana, sementara Firma dan Lara duduk bersebelahan, berbicara tentang kehidupan, dan masa depan mereka.

Di tengah obrolan yang hangat, Firman merasa saat yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu yang telah ia pendam. Ia menatap Lara dengan serius, dan suaranya lebih dalam saat ia mulai berbicara.

“Lara, ada satu hal yang sudah lama ingin aku katakan, tapi aku menunggu waktu yang tepat. Aku merasa sekarang adalah saatnya,” kata Firman sambil menggenggam tangan Lara.

Lara menatap Firma dengan penuh perhatian, merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. “Apa itu, Firman?”

Firman menghela napas sejenak sebelum melanjutkan. “Aku mencintaimu, Lara. Bukan hanya karena aku merasa terhubung denganmu, tetapi karena aku melihat siapa dirimu—seseorang yang kuat, lembut, dan penuh kasih. Kamu adalah wanita yang luar biasa, dan aku ingin menjalani sisa hidupku bersamamu.”

Lara terkejut dengan pengakuan itu. Ia tahu bahwa perasaan Firman kepadanya tulus, namun mendengarnya secara langsung membuat perasaannya bergejolak. Ia menatap mata Firman, mencari kejujuran dan ketulusan, dan ia menemukannya di sana.

“Aku…” Lara terdiam sejenak, mencoba merangkai kata-kata. “Aku mencintaimu juga, Firman. Aku butuh waktu untuk sampai di titik ini, tapi sekarang aku yakin. Kamu telah menjadi bagian penting dalam hidupku, dan aku tidak ingin kehilanganmu.”

Mendengar pengakuan Lara, Firma tersenyum lebar. Ia merasakan beban di hatinya terangkat, dan kebahagiaan yang luar biasa mengalir dalam dirinya. “Lara, kamu tidak tahu betapa bahagianya aku mendengar itu.”

Mereka saling menatap dalam keheningan yang penuh makna. Di bawah langit malam yang penuh bintang, mereka tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Mereka memutuskan untuk menghadapi masa depan bersama, apa pun yang mungkin terjadi.

Firman lalu menarik Lara ke dalam pelukan hangat, dan Lara merasa aman di dalam genggamannya. Perasaan damai yang luar biasa menyelimuti mereka berdua, seolah dunia di luar tidak lagi penting. Mereka hanya memiliki satu sama lain.

“Apakah kamu siap umenjalani hidup bersama?” tanya Firman pelan, suaranya penuh dengan harapan.

Lara mengangguk, air mata kebahagiaan mengalir di wajahnya. “Aku siap. Bersamamu, aku merasa bahwa aku bisa menghadapi apa pun.”

~

Salam Author;)

1
Didah Saadah
yu Thor semangat upnya
Didah Saadah
si David nyebelin banget jadi cowo
Didah Saadah
si Lara bucin abis yah dia kaya obsess banget sama si David sampai rela ga nikah demi David yang ga ngasih kepastian
Didah Saadah
Alurnya mantep semangat up thor
Zihan vahira
Hadeh lagi lagi lu serakah banget jadi manusia yang ini pengen yang itu pengen kenapa ga minta poligami aja sih sama si Arini biar kelar
Zihan vahira
please deh lu bertele tele banget jadi orang terus aja minta waktu
Syaquela yu
speechless
Zihan vahira
Alur ceritanya bagus sampai saat ini aku masih penasaran sama pilihan si David
Zihan vahira
Fiks sih ini novel seru wkwkw jangan lama lama yah Thor up nya
Zihan vahira
Aaaaaaa🙊
Zihan vahira
Gila sih si David bisa bisanya dalam keadaan kaya gitu gituan sama si Lara
Zihan vahira
Apa ini resiko punya suami lebih muda thor?
Zihan vahira
Tapi mau bagaimana pun bergaya aku rasa Arini bakalan tetep kelihatan tua kaya yang ada di cover novel nya
Zihan vahira
Gila 13 tahun mereka berzina ga ketauan lagi parah sih🤦
Itswyhi
Novel ini rekomen banget sih menurut aku cerita tentang cinta antara manta kekasih yang belum selesai membuat satu ruang dalam sebuah hubungan pernikahan yang melibatkan orang lain
Syah: Makasih atas penilaian yang kaka berikan Author senang jika kaka menyukai kaya author:)
total 1 replies
Itswyhi
Arini yang malang😕
Itswyhi
Vid kenapa lu ga kawin lari aja sih waktu itu sama lara mungkin sekarang lu ga nyakitin dua hati
Itswyhi
Sedih juga sih jadi lara
Syaquela yu
David masih muda Arini udah jadi nenek nenek😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!