Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.
Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.
Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.
"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~
"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
"Aku sudah siap, dimana kamu?" Bella berbicara dengan seseorang di ponselnya. Sesekali Bella melihat kiri kanannya untuk memastikan tidak ada orang yang mengikutinya.
"Kamu dimana aku akan menjemputmu?" Suara seorang laki-laki yang menyahut Bella.
"Aku ada di ujung jalan sebelum sampai ke butik ku, pastikan kamu jangan sendiri. Bisa jadi mereka lebih cerdik dari kita!!" Bella terlihat mulai cemas.
"Tenang saja, aku sidah membawa anak buah ku untuk mengikuti kita dari belakang" Si pria itu tampak tenang jika di dengar dari suaranya.
"Bagus, cepatlah aku takut ada yang melihatku!!"
"Sebentar lagi sampai!!" Percakapan itu berakhir setelah Bella mengenali sebuah mobil yang mendekat ke arahnya.
"Ayo masuk!!" Perintah seseorang berkacamata hitam di bagian kemudi itu.
Dengan cepat dan tanpa menunggu lama lagi Bella masuk ke dalam mobil. Bella sudah tidak sabar lagi menemui seseorang yang sudah sejak lama ia cari. Kunci dari semua kejadian-kejadian di dalam hidupnya, termasuk kunci dari kepergian kedua orang tuanya.
"Kamu yakin rencana kita ini akan berhasil?" Bella kembali ragu dengan rencana yang sudah di depan matanya.
"Tentu saja, kita sudah mempersiapkannya dengan matang setelah kita menangkap anteknya. Maka induknya juga akan kita tangkap!! Jangan menyerah apapun yang terjadi. Kita sudah berjuang sejauh ini!!" Pria berkaca mata itu mengepalkan satu tangannya di depan mata.
"Demi orang tua kita!!" Bella menatap pria itu dengan tatapan penuh dengan emosional.
Pria itu mengangguk dengan semangat dan senyuman lebar.
-
-
-
"Siapa kalian sebenarnya? Mau apa kalian?" Teriak seorang pria paruh baya bertubuh kurus itu.
Di ruangan yang gelap dan lembab, hanya di terang cahaya dari lampu kecil berwarna kuning tepat di atas pria itu. Pria yang di ikat di sebuah bangku kecil terus saja berteriak mencari jawaban kepada beberapa orang yang berdiri di kegelapan.
Sementara seorang wanita muda yang terus saja menangis juga terikat di sebelah pria itu.
"Kau bisa diam tidak? Jangan menangis terus!! Kepalaku pusing, lebih baik kau cari cara agar kita bisa keluar dari sini!" Bisik pria itu membuat wanita itu menatap tajam pira yang sudah seumuran Ayahnya itu.
"Aku rasa ini semua gara-gara kau dan bos mu itu kita jadi berakhir di tempat seperti ini!!" Teriak wanita itu.
"Kenapa kau jadi menyalahkan ku? Bukannya kau juga menikmati uang yang dia berikan!!"
"DIAM!!" Teriak seorang pria dari kegelapan.
"Sebentar lagi bos kami akan datang, jadi kalian tidak perlu bertengkar lagi. Kalian akan tau sendiri siapa orang yang ingin menemui kalian!!" Suara berat yang terdengar sangat kejam itu menghentikan pertengkaran dua orang yang sedang terikat itu.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka dan derap langkah beberapa orang yang mendekat. cahaya di ruangan itu sangat minim sehingga tidak bisa melihat siapa yang akan muncul dari kegelapan itu.
Tuk.. Tuk.. Tuk..
Suara sepatu milik perempuan yang bergesekan dengan lantai mulai mendekat, sedikit demi sedikit semakin jelas seorang perempuan berambut panjang mendekat ke arah dua orang yang terlihat ketakutan itu.
"Halo Om Santoso? Apa kabar? Tentu masih mengenaliku kan?" Suara yang lembut namun terdengar angkuh menyapa pria yang di panggil Santoso itu.
Santoso mengernyit memperhatikan detail wajah yang amat cantik di depannya.
"Be Bella?" Mulut Santoso bahkan menganga lebar melihat sosok Bella berdiri di depannya.
"Ternyata aku masih belum terlupakan di ingatanmu yang sudah mulai menua itu walau sudah bertahun-tahun tidak bertemu ya?" Bella menarik sebuah bangku tak jauh darinya. Dengan gaya angkuhnya Bella duduk menyilangkan kakinya.
"Apa maksudmu Bella? Kenapa ka-kamu memperlakukanku seperti ini? Apa salahku?" Santoso terlihat sangat gugup.
"Apa kau merasa tidak punya salah?" Tanpa melihat Santoso, Bella memainkan kuku jarinya yang cantik.
"Te-tentu saja Om tidak merasa, karena memang Om tidak melakukan apapun padamu!!" Bola mata Santoso bergerak tidak tenang karena kegugupannya.
"Begitukah?" Bella tersenyum sinis.
"Padahal aku hanya ingin memberimu tawaran yang sangat menguntungkan untuk mu. Tapi kalau kau tidak mau ya sudah, mereka yang akan memberikan hadiah untukmu" Bella mengisyaratkan beberapa orang untuk maju yang masing-masing membawa senjata tajam.
"Se-semua bisa di bicarakan baik-baik Bella. Apa yang kau tawarkan?" Santoso sudah berkeringat dingin hanya dengan melihat senjata-senjata itu.
"Lalu bagaimana dengan simpanan mu ini?" Bella beralih pada wanita yang terus menunduk itu.
"Dia pasti mengikuti keinginanmu, kau tidak udah khawatir tentang dia Bella!!" Santoso meyakinkan Bella.
"Bagus!!" Seringai Bella.
"Sekarang, berikan aku sesuatu yang berharga sebagai penebus mu!!" Bella menatap tajam pada Santoso
"Sesuatu apa Bella, Om tidak punya apa-apa!!" Santoso berwajah melas.
"Saya juga Nona, saya tidak punya uang sedikitpun!!" Ucap wanita itu dengan bibir bergetar.
"Ha ha ha ha!!" Bella tertawa terbahak-bahak.
"Kau pikir aku percaya!!" Bella masih tenang meghadapi orang bebal di hadapannya.
"Sungguh Om tidak tau apa yang kau maksud sedangkan Om saja tidak punya batang yang berharga sama sekali Bella"
"Benarkah kau tidak tau apa yang aku maksud?" Delik Bella.
"Sungguh Om tidak tau!!" Santoso masih saja mengelak.
"Sudahi sandiwara mu Santoso!!" Suara laki-laki menyambar begitu saja.
Seseorang mendekat dengan menarik tongkat besi hingga bunyinya nyaring di telinga karena bergesekan dengan lantai.
"Siapa kau!!" Tanya Santoso bergidik ngeri melihat tongkat yang di bawa pria itu.
"Kau tidak ingat denganku?" Tanya sinis pria bertubuh tinggi itu.
"Ka-kau?" Santoso terbelalak.
"Benar, aku Dito purnomo!! Anak dari seorang polisi yang kau lenyapkan 10 tahun yang lalu!!" Dito tersenyum miring melihat reaksi Santoso yang menegang.
"Ma-mau apa kau?" Tanya Santoso dengan tubuh tuanya yang mulai bergetar.
"Kau harusnya sudah tau mau ku apa!!" Dito memutar mutar tongkat besinya.
"Tentu saja mngh*bisi mu!! Mengirim mu pada Ayahku!!" Dito memukul kan tongkat besi itu pada tulang Kaki Santoso.
"Akhhhhh!!!" Teriak Santoso kesakitan.
"Anggap itu hadiah untuk pertemuan pertama kita. Aku bisa memberikanmu hadiah yang lebih dari ini jika kau mau. Kemari Kalian!!" Teriak Dito membuat anak buahnya hang berbadan besar keluar dari kegelapan.
Santoso dan wanita simpanannya semakin ketakutan melihat mereka semua memegang senjata.
"Apa yang kau inginkan dariku?" Teriak Santoso.
"Ampun Tuan jangan b*hun saya, saya hanya menuruti semua perintah dia saja!!" Wanita yang bersama santoso itu sudah histeris.
"Aku akan melepaskan kalian asalkan kalian bisa memberiku bukti atas kejahatan wanita itu!! Kalian pasti tau siapa yang aku maksud!!" Dito menekan ujung tongkat besinya di dada Santoso.
"Apa benar kau akan melepaskan aku jika aku memberikan bukti kekejaman ibu dan anak itu?" Tanya Santoso dengan penuh harapan.
"Dia juga anakmu b*doh!!" Sungut Bella.
"Aku sudah tidak menganggapnya anak sejak mereka menjadikanku umpan!!" Balas Santoso dengan sengit karena mengingat Anak satu-satunya yang durhaka.
"Lalu apa yang bisa aku dapat darimu pria tua?" Sahut Dito lagi.
"Aku punya rekaman suara saat dia menyuruhku melakukan hal keji itu. Aku selalu merekam semua percakapan kita sebagai senjataku untuk melawannya kelak"
"Hanya itu?" Dito menginjak jari kaki Santoso.
"Akkhhhh, ada satu lagi" Dito menjauhkan Kakinya.
"Rekaman cctv saat aku memutus kabel rem mobil milik Satya" Santoso tertunduk melihat Bella yang sudah berdiri di depannya.
BUGGGHHH..
Satu pukulan dari Bella tepat mengenai ujung hidung milik Santoso, hingga tetesan darah mulai mengalir di salah satu sisi lubang hidungnya.
"Kurang aj*r!! Dasar manusia keji!! Kalian menghilangkan nyawa orang lain hanya karena harta yang bukan hak kalian!!" Mata Bella sudah penuh dengan kilatan amarah yang tidak dapat di tahan lagi.
"Dito!! Cepat ambil semua bukti darinya, kita harus cepat membuat manusia-manusia berhati ibl*s itu membusuk di penjara!!"
Bella meninggalkan ruangan pengap itu dengan amarah yang masih menguasai dirinya.
-
-
-
-
-
-
Happy reading, semoga kalian suka dan jangan lupa tinggalkan jejak mu 😘😘
smoga bella ,dito n mita gak diapa2in mak lampir
byk juga ya yg menginginkan nyawa bella.
seprtinya dr kel angkatnya yg tdk terima klo warisan jatuh ke bella semua
jgn2 donor ke elang ya atau ke nadia ya.
nadia pasti tahu siapa yg mengincar nyawa bella
justru nanti elang yg bakal bucin akut
sepertinya bella menyelidiki sebab kematian ortunya..
tetep aja bell.. siapa yg ga sewot tau atu dikirim surat cerai..