Tidak selamanya jodoh itu datang sendiri, terkadang datang satu paket dengan anaknya.
Di usinya yang sudah matang, Arjuna belum juga menemukan tambatan hatinya. Padahal Arjuna dikenal sebagai seorang playboy di masa remajanya dulu.
Namun siapa sangka, takdir malah mempertemukannya kembali dengan sang mantan kekasih yang kini telah berstatus sebagai janda beranak satu.
Akankah mereka bersatu kembali dan hidup bahagia untuk selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesan Terakhir
Acara inti, dari pesta pernikahan Arjuna dan Rinjani telah usai dilaksanankan.
Para tamu undangan yang hadir pun dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang telah disediakan.
Beberapa tamu yang hadir bahkan ada yang memberi hadiah pernikahan untuk Arjuna dan Rinjani berupa sebuah lagu.
I have died every day waiting for you
Darling, don't be afraid I have loved you
for a thousand years I'll love you for a thousand more
Suara merdu dari sahabat Rinjani itu mengalun lembut ketika ia menyanyikan lagu berjudul 'A Thousand Years by christina perri. Lagu wajib yang selalu ada hampir di setiap acara Wedding.
Maya menyanyikan lagu tersebut dengan sangat apik, Arjuna dan Rinjani sampai terhanyut dalam suasana syahdu karna Maya menyanyikan lagu tersebut penuh penghayatan.
Lirik dari lagu tersebut menggambarkan kisah cinta Arjuna dan Rinjani dari sejak awal mereka pacaran hingga sekarang.
Arjuna dan Rinjani berdansa bersama diikuti pula oleh pasangan-pasangan yang lainnya.
***
***
"Hadirin yang berbahagia sekarang mari kita sambut kedua pasangan pengantin kita untuk naik ke atas panggung dan menyanyikan sebuah lagu, beri tepuk tangan yang meriah pada Arjuna dan Rinjani.."
Ucap Rama Mc di acara pernikahan Rinjani dan Arjuna.
"Uhuk..uhuk!!!"
Arjuna sampai terbatuk ketika mendengar namanya di sebut.
"Ayo sayang"
Ajak Rinjani sembari menarik tangan suaminya untuk naik ke atas panggung.
Rinjani yang sudah terbiasa karaoke dengan Maya dan Mila, tampak antusias untuk menyanyikan sebuah lagu.
Semua mata kini tertuju pada Arjuna dan Rinjani sekarang, mau tidak mau akhirnya suami Rinjani itu ikut pula naik ke atas panggung bersama sang istri.
"Kamu mau nyanyi lagu apa sayang?"
Tanya Rinjani antusias.
"T-terserah kamu saja Rin"
Balas Arjuna tergugup.
"Ok!"
Lagu My Heart by Acha septriasa feat Irwansyah akhirnya menjadi pilihan Rinjani.
Arjuna memang cukup lihai dalam bermain gitar, tapi tidak dalam hal bernyanyi. Jadilah duet diantara mereka menjadi duet yang gagal.
Dari awal hingga akhir lagu Rinjani sukses menahan tawanya ketika mendengar suara Arjuna sedang bernyanyi.
"Ternyata cowok seperti Arjuna punya kelemahan juga" Batin Rinjani.
"Shit!! Awas kau Rama!" Hardik Arjuna dengan wajahnya yang memerah. Ia begitu kesal dengan Rama karna menyuruhnya bernyanyi di atas panggung dengan tiba-tiba.
"Sabar...sayang"
Ucap Rinjani menenangkan suaminya, namun sembari menahan tawanya agar tak bersuara.
Semua terlihat bahagia malam itu, tak terkecuali pak Sarif Ayahnya Rinjani. Pria paruh baya itu jadi orang yang paling bahagia malam itu, tak henti-hentinya senyum mengembang dari bibirnya.
Saking bahagianya sampai dadanya terasa sesak dan secara tiba-tiba Pak Sarif kehilangan kesadarannya.
Pandangan Pak Sarif menjadi gelap kemudian pria paruh baya itu jatuh tersungkur ke atas tanah dengan tangannya yang memegang bagian dada.
"Ada yang pingsan! Ada yang pingsan!"
Teriak seseorang yang melihat pak Sarif terjatuh.
"BAPAK!"
Teriak bu Dewi ketika melihat suaminya pingsan.
Seketika suasana yang membahagiakan itu berubah jadi menegangkan.
***
***
"Hiks...hiks"
Bu Dewi menangis sesenggukan di depan ruang ICU, sudah berjam-jam suaminya di rawat secara intens di ruangan tersebut.
"Bu, sebaiknya ibu pulang dulu saja. Istirahatlah di rumah"
Ucap Rinjani pada bu Dewi.
Sejak semalam mereka berada di rumah sakit. Bahkan mereka masih mengenakan pakaian yang sama dengan pakain saat pesta pernikahan Arjuna dan Rinjani berlangsung.
"Gak bisa nak, mana bisa ibu istirahat dalam keadaan seperti ini. Ibu mau di sini saja jagain bapak kamu. Kamu saja yang pulang"
Jawab bu Dewi, matanya terus meneteskan cairan bening.
"Lebih baik Ibu saja yang pulang. Istirahat dulu sebentar, Kalau ibu sakit bagaimana? kasian juga Alena sendirian di rumah bu. Biar Arjuna dan Rinjani saja yang akan jagain bapak di sini"
Pinta Rinjani dengan sangat, ia begitu mengkhawatirkan ibunya.
"Iya Bu, Rinjani benar. Lebih baik ibu pulang saja. Saya akan antar ibu pulang, sekalian saya mau ambil barang-barang yang mungkin dibutuhkan bapak dan ambil baju ganti buat Rinjani juga"
Ajak Arjuna pada sang ibu mertua.
"Baiklah kalau begitu, ibu akan pulang sekarang"
Akhirnya bu Dewi setuju untuk pulang.
"Kalau ada apa-apa hubungi ibu ya Rin"
Ucap bu Dewi lagi.
"Iya bu, ibu tenang saja. Rin pasti kabarin ibu jika bapak sudah sadar nanti"
Balas Rinjani sembari memeluk tubuh sang ibu.
Bu Dewi akhirnya pulang, ia juga kepikiran dengan Alena yang di titipkan pada kerabatnya.
Sejak bayi Alena memang lebih dekat dengan bu Dewi daripada ibu kandungnya sendiri.
Karna Rinjani sibuk mencari nafkah untuk dirinya dan Alena, jadi mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk bersama.
***
***
"Rinjani? gimana keadaan pak Sarif sekarang?" Tanya Emily.
Tak lama setelah bu Dewi dan Arjuna pergi, mom Shana dan Emily datang untuk menjenguk pak Sarif.
"Belum ada perkembangan kak, bapak masih dirawat di ruang ICU, dia juga belum sadar"
Jawab Rinjani, netranya mulai berkaca-kaca.
"Sabar ya sayang"
Ucap mom Shana mencoba menenangkan sang menantu dengan cara memeluk Rinjani dengan penuh kasih.
"Iya mom. Makasih" balas Rinjani.
"Permisi, apa yang bernama Rinjani ada disini?"
Tanya seorang perawat.
"Iya, saya sus!"
Jawab Rinjani seraya berjalan menghampiri perawat tersebut.
"Bu Rinjani mari ikut saya ke dalam, pasien sudah sadar dan ingin berbicara dengan anda"
Ucap perawat itu.
"Baik Sus"
Balas Rinjani yang kemudian mengikuti perawat tersebut masuk ke ruang ICU tempat ayahnya di rawat.
"Bapak.."
Rinjani menatap nanar keadaan ayahnya yang nampak lemah tak berdaya. Tangis Rinjani akhirnya pecah tak terbendung lagi.
"Bapak? Bapak kenapa jadi kayak gini pak?"
Lirih Rinjani sembari memeluk ayahnya.
"Rin, sepertinya bapak tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Sebelum Bapak pergi Bapak punya satu permintaan untuk kamu"
Ucap pak Sarif.
"Astagfirullah...! J-jangan bicara seperti itu pak! Bapak pasti sembuh"
Ucap Rinjani sesenggukan.
"Tolong kabulkan permintaan terakhir bapak nak. Bapak minta kamu hidup bahagia dengan suami kamu sekarang. Jaga keutuhan rumah tangga kalian"
Pesan pak Sarif pada putrinya Rinjani.
Usai mengucapkan kalimat tersebut pak Sarif kembali tak sadarkan diri lagi.
"Dokter! Suster!"
Rinjani yang panik hanya bisa berteriak memanggil dokter.
"Maaf bu, sekarang ibu tolong tunggu di luar ya. Pak Sarif harus segera mendapat penanganan"
Ucap seorang perawat.
Dengan berat hati Rinjani meninggalkan ruang ICU, karna pak Sarif membutuhkan perawatan intensif dari dokter.
Dengan wajah sendunya Rinjani kembali menghampiri mom Shana dan Emily.
"Kenapa sayang? Pak Sarif baik-baik saja kan?"
Tanya mom Shana dengan cemas.
Rinjani menceritakan kondisi pak Sarif pada mom Shana.
"Sabar sayang. Kita berdoa saja supaya pak Sarif cepat sembuh"
Kata mom Shana sembari terus memeluk Rinjani yang tak henti-hentinya menitikan air mata.
***
Kondisi pak Sarif sempat membaik, jadi dia di pindahkan dari ruang ICU ke ruang rawat inap.
"Arjuna, tolong jaga Rinjani dan Alena ya. Saya titipkan mereka pada kamu sekarang"
Ucap pak Sarif kepada Arjuna yang ada di hadapannya.
"Iya pak, pasti saya akan menjaga mereka dengan baik. Bahkan tanpa bapak minta sekalipun"
Jawab Arjuna diiringi senyum getirnya.
Pak Sarif sempat tersenyum saat mendengar jawaban Arjuna. Tak lama kemudian kondisi pak Sarif kembali memburuk dan ia menghembuskan napas terakhirnya dalam damai.
sakit nih ryan
kelakuan astaghfirullah.
healjng ke gunung bs2 hilang.. bnr jg 😀
jika suami setia seribu pelakor dtg aman RT