Enggak dapet anaknya, Ayahnya pun jadi.
Begitu pula Isvara Kinandari Heksatama, gadis cantik patah hati karena pujaan hatinya menikah dengan wanita lain. Isvara atau yang kerap disapa Isva melakukan hal yang diluar nalar yaitu menikahi Ayah dari pria yang cintai yaitu Javas Daviandra Bimantara.
Keputusan terburu-buru yang diambil Isva tentu saja, membuat semua orang terkejut. Tidak terkecuali sang adik yaitu Ineisha Nafthania Heksatama, bagaimana tidak. Pria yang dinikai oleh Kakaknya adalah Ayah mertuanya sendiri, Ayah dari Archio Davion Bimantara.
Pria yang Isvara cintai memang menikah dengan adiknya sendiri, tentu hal itu membuatnya sangat sakit hati karena yang dekat dengan Archio adalah dirinya. Namun, Archio secara tiba-tiba malah menikahi Ineisha bukannya Isvara.
Demi menghancurkan pernikahan Ineisha dan Archio, Isvara harus tinggal bersama mereka. Salah satu caranya yaitu menikah dengan salah satu keluarga Archio, sedangkan yang bisa ia nikahi hanyalah Javas seorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1 | Dua Pengantin
"Selamat datang di kediaman keluarga Bimantara kepada kedua pengantin baru kita?" ujar seorang wanita paruh baya menyambut kedatangan kedua pengantin baru di rumahnya.
Pengantin pertama masuk ke dalam rumah, mereka berdua terkejut mendengar kata sambutan dari wanita paruh baya itu. Terlebih pengantin prianya, bagaimana tidak. Ia juga baru tau, jika bukan hanya dirinya anggota keluarga Bimantara yang menikah hari ini.
"Oma, maksud Oma apa? Memang selain aku siapa lagi yang menikah hari ini?" tanya pengantin pria yang tidak lain adalah cucu dari wanita paruh baya itu.
Sang Oma hanya memperlihatkan senyum manisnya, wanita paruh baya itu tidak langsung memberikan jawaban kepada cucunya.
"Apa Chilla juga menikah hari ini? Kenapa enggak ada yang kasih tau aku, kalo Chilla juga menikah hari ini? Aku 'kan kembarannya, Oma?" tanyanya sekali lagi.
"Nanti juga kamu tau sendiri, Chio," jawab sang Oma yang tidak lain adalah Tiana Larasati Bimantara yang biasa dipanggil Oma Tiana oleh cucunya. Sedangkan cucunya yang baru saja menikah adalah Archio Davion Bimantara yang dipanggil Chio atau Archi.
Tidak lama kemudian, muncul sepasang pengantin baru yang kedua. Pengantin prianya terlihat jelas yaitu Javas Daviandra Bimantara, sedangkan pengantin wanitanya belum ada yang tau siapa. Karena ia menutupi wajahnya dengan kain, seperti pengantin India.
"Papa?" panggil Chio dengan wajah terkejut yang tidak dapat disembunyikan.
"Papa? Beliau Papa kamu, yang?" tanya wanita yang baru beberapa jam dinikahi oleh Chio. Ineisha Nafthania Heksatama. Ineisha memang tidak pernah bertemu dengan Papa dari suaminya, bahkan bukan hanya Papanya. Mamanya juga sama, dari lamaran sampai pernikahan mereka hanya dihadiri oleh Tiana selaku Oma Chio.
Sejak dekat sampai menikah, Chio memang tidak pernah menceritakan tentang keluarganya terlebih kedua orang tuanya pada Ineisha. Bahkan sampai Ineisha mengira suaminya sudah tidak memiliki orang tua atau yang biasa disebut yatim piatu.
Bukan hanya Ineisha saja, bahkan keluarganya pun menganggapnya seperti itu. Tetapi mereka tetap menerima Chio dengan tangan terbuka.
"Iya, Yang," lirih Chio. Lelaki itu tampak sangat kecewa pada pria dewasa yang ada di hadapannya, pria yang tidak lain adalah Papa kandungnya sendiri.
Bagaimana tidak kecewa, Chio bahkan sangat memohon pada Papanya agar bisa menghadiri pernikahannya walau hanya sebentar, tetapi sang Papa tidak mengabulkan keinginannya.
Javas memang lebih banyak menghabiskan waktu bekerja di luar negri, pria itu sangat gila kerja. Gila tidak pernah mau memperdulikan siapapun termasuk sang Mama.
Namun, setelah pernikahannya selesai. Papanya baru pulang kini berada di hadapannya. Bukan hanya itu, yang membuat Chio tambah terkejut jelas saja saat dirinya tau papanya pulang setelah menikah. Bahkan membawa istrinya pulang ke rumahnya.
Walau Chio sangat berharap apa yang ada dipikirannya tidaklah benar, pria itu jelas tidak terima Papanya menikah lagi. Padahal istri papanya yang tidak lain Mamanya sendiri masih hidup, dan juga masih sehat.
"Pa? Ini enggak bener 'kan? Ini cuma prank 'kan? Papa nggak mungkin nikah lagi? Papa nggak mungkin khianatin Mama?" tanya Chio dengan penuh harap, bahwa yang terjadi hari ini bukanlah sebuah kenyataan.
"Papa dan Mama? Papa sama Mama kamu masih hidup, sayang? Terus kenapa mereka nggak ada di saat hari lamaran bahkan nikahan kita?" Inesha protes pada sang suami yang berada tepat di sampingnya.
"Nanti aku ceritain semua, yang. Sekarang biarin aku bicara dulu sama Papaku, tolong kamu diam dulu." Rasanya Chio ingin marah-marah sekarang, tetapi ia tidak mungkin melampiaskan amarahnya pada sang istri.
Dengan tatapan kecewa, Inesha hanya mengangguk paham. Ia merasa dirinya berserta keluarganya telah dibohongi oleh Chio dan keluarganya mengenai orang tua Chio.
Selain Chio sendiri, Tiana–Oma Chio juga selalu mengalihkan pembicaraan jika keluarga Ineisha membahas soal orang tua Chio. Keluarga Ineisha yaitu keluarga Heksatama tentu bukan orang sembarangan, sebelum memutuskan menerima pinangan Chio mereka juga mencari tahu tentang latar belakang Chio dan keluarganya.
Namun, mereka tidak mendapatkan apapun. Hingga mereka mengira Chio benar-benar hanya punya Oma saja.
Padahal Javaslah yang sengaja memprivat seluruh keluarganya, kecuali Chio dan Mamanya dari semua orang. Selain karena ingin melindungi keamanan keluarganya, karena ia sadar persaingan bisnis tidaklah bisa dianggap remeh.
Silain sisi Javas memang lebih banyak menghabiskan waktunya diluar negri. Perusahaan Bimantara memang sejak awal dipegang Chio dibantu Tiana–mamanya, dirinya sendiri pun sudah membuat perusahaan lain di luar negri.
Chio berjalan menghampiri sang Papa lalu berkata, "Pa kenapa diam aja? Aku dari tadi tanya? Semua ini nggak bener'kan?"
Dengan senyuman manisnya Javas menjawab pertanyaan putranya. "Seperti yang kamu lihat dan tahu, ini semua adalah kebenarannya."
Chio tidak tahan, ingin rasanya memukul sang Papa. Namun, Chio tidak memiliki keberanian itu. "Kenapa Papa tega sama Mama? Selama ini Mama udah berusaha jadi istri yang terbaik buat Papa, tapi Papa sekarang dengan teganya menduakan Mama."
"Kamu enggak tau apapun tentang Mama dan Papa, Chio! Jadi kamu nggak perlu ikut campur!" tegas Javas.
Tiana terlihat memijit kepalanya saat melihat pertengkaran anak dan cucunya, walau dirinya sudah memprediksi bahwa pertengkaran Ayah dan anak itu pasti terjadi.
Tentu Tiana sangat tahu, Chio yang begitu sayang pada mamanya tidak akan terima mamanya diduakan.
"Diam!" teriak Tiana menggelegar, untuk melerai pertengkaran Ayah dan anak itu. "Bisa kalian diam! Hari ini hari bahagia kalian berdua, kalian baru saja menikah. Kenapa kalian malah bertengkar seperti anak kecil sih?"
"Chio!" Mendengar panggilan dari sang Oma, Chio tersenyum penuh kemenangan didepan papanya. Tentu pria itu berharap dibela sang Oma, karena memang hanya Oma–nyalah yang ditakuti oleh Papanya.
"Iya, Oma."
"Kamu minta maaf sama Papa kamu sekarang juga! Kamu enggak seharusnya bersikap seperti itu sama Papa kamu," titah Tiana tidak dapat dibantah.
Kesenangan Chio langsung sirna, berganti dengan rasa kecewa karena harapannya dibela Omanya tidak menjadi kenyataan.
"Tapi, Oma," jawab Chio yang berusaha menolak perintang Omanya.
"Enggak ada tapi-tapian! Apapun yang dilakukan sama Papa kamu, kamu sama sekali enggak berhak ikut campur Chio. Kamu urus saja urusanmu sendiri, biar Papamu juga urus urusannya sendiri. Papamu sudah dewasa tentu tau apa yang terbaik untuknya. Termasuk menikah lagi, toh tidak masalah Papamu mempunyai istri lebih dari satu. Oma yakin Papamu bisa bersikap adil."
Dengan malas, Chio akhirnya tetap meminta maaf pada Papanya. Walau ia melakukannya dengan terpaksa.
"Kalila!" panggil Tiana berteriak.
Ineisha menatap sang suami dengan kebingungan, ia penasaran siapa itu Kalila. Karena Oma–Chio memanggilnya dengan berteriak.
Tidak lama kemudian muncul, seorang wanita yang berusia 40 tahun tampak dengan tampilan sangat biasa. Bahkan terlihat seperti gembel.
"Iya, Ma. Ada yang perlu saya bantu?" tanya wanita yang bernama Kalila itu pada Tiana.
"Kamu ini gimana sih, Kalila. Hari ini itu rumah ini kedatangan menantu dan madu kamu, tapi kamu malah nggak menyambut mereka," omel Tiana pada menantunya.
Wanita itu memang adalah menantu Tiana, istri Javas sekaligus Ibu dari Chio. Penampilannya jauh sekali dari Javas dan Tiana, wanita bernama Kalila Fattiya itu bahkan lebih cocok menjadi pembantu di kediaman keluarga Bimantara dibandingkan menjadi menantu.
Ineisha masih tampak terkejut melihat penampilan wanita yang ia tebak adalah Mama mertuanya, dari ucapan Tiana jelas Ineisha dapat langsung menyimpulkannya. Karena gadis itu tidaklah bodoh.
"Maaf, Ma," jawab Kalila sambil menunduk.
"Ineisha!"
"Iya, Oma."
"Ini Kalila, Mama mertua kamu. Kamu harus hormat padanya. Sekarang kamu dan Chio segera meminta restu padanya, walaupun hal itu harusnya dilakukan sebelum pernikahan kalian."
Mendengar titah Tiana, Chio langsung menggandeng istrinya untuk menghampiri sang Mama. Chio menyalami serta memeluk mamanya, diikuti Ineisha.
"Ma, ini Ineisha. Istri Chio."
"Sayang, ini Mamaku. Mama Kalila." Chio memperkenalkan sang istri kepada Mamanya, begitu pula sebaliknya.
"Ma, aku Ineisha. Menantu Mama. Senang akhirnya bisa ketemu sama Mama," ujar Ineisha dengan sopan, walaupun gadis itu kurang suka dengan penampilan Mama mertuanya yang seperti gembel. Padahal Mama mertuanya adalah Mama dari Chio yang menjadi Direktur Bimantara Grup, tentu masalah uang tidak akan membuatnya pusing.
"Ineisha kamu sangat cantik, Nak. Mama juga juga senang bisa bertemu dengan kamu. Semoga pernikahan kamu dan Chio selalu bahagia," do'a Kalila tulus untuk menantunya.
"Terima kasih, Ma." Ineisha tersenyum manis, walau penampilannya Mama mertua kurang bagus. Namun, ia bisa melihat mertuanya adalah orang yang baik. Dirinya termasuk beruntung mempunyai mertua yang baik, karena diluar sana banyak sekali mertua yang jahat.
"Sekarang kamu pergi ke Papa dan istri barunya bersama istri kamu Chio." Lagi-lagi Tiana memberikan titah yang tidak bisa dibantah, walaupun sangat malas Chio tetap melakukannya bersama Inesha.
"Ini Papa, Papa Javas." Chio menyalami Javas diikuti oleh Ineisha.
"Ineisha, kamu mendapatkan kesempatan untuk membuka kerudung yang menutupi wajah mertuamu yang baru. Jadi bukalah perlahan," titah Tiana. Dengan ragu-ragu Ineisha membuka kerudungnya. Hingga terlihat wajah wanita yang baru saja dinikahi oleh Javas.
"Kak Isva," lirih Ineisha dengan wajah terkejut yang tidak dapat disembunyikan.
"Kamu kenal sama istri baru saya?" tanya Javas dengan sengaja.
"Jelas saja Ineisha kenal, wanita yang Papa nikahi itu Kakak kandung Ineisha, Pa," jawabnya dengan kesal.
Sambil terisak, Ineisha menggoyangkan baru kakaknya. "Kak Isva, ini semua enggak benar'kan? Kakak enggak mungkin menikah dengan pria yang umurnya jauh lebih tau dari Kakak? Apalagi yang Kakak nikahi itu ternyata Papa mertuaku?"
"Ini semua benar, Nei? Memang kenapa kalo umur Mas Javas jauh lebih tua? Tapi yang Mas Javas lebih segalanya dari pada suami kamu, kamu perhatikan saja bahkan Mas Javas terlihat lebih muda dari pada umurnya dan lebih tampan juga dari suami kamu," balas Isvara tanpa takut.
Seketika Ineisha terdiam, yang dikatakan oleh Kakaknya memang adalah sebuah kebenaran. Dirinya pun mengakui, bahwa Papa mertuanya lebih tampan dari pada suaminya. Namun, ia jelas lebih mencintai suaminya sendiri yaitu Chio.
mampir juga dikaryaku yuk/Smile/