NovelToon NovelToon
Apakah Ini Obsesi Ku?

Apakah Ini Obsesi Ku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Kehidupan di Kantor / Fantasi Wanita
Popularitas:480
Nilai: 5
Nama Author: 'yura^

Reintara Narendra Pratama adalah CEO muda yang dikenal dingin dan penuh wibawa. Di usia 25 tahun, ia sudah membangun reputasi sebagai pria yang tajam dalam mengambil keputusan, namun sulit didekati secara emosional. Hidupnya yang teratur mulai berantakan ketika ia bertemu dengan Apria—seorang perempuan penuh obsesi yang percaya bahwa mereka ditakdirkan bersama.

Awalnya, Reintara mengira pertemuan mereka hanyalah kebetulan. Namun, semakin hari, Ria, sapaan akrab Apria, menunjukkan sisi posesif yang mengerikan. Mulai dari mengikuti setiap langkahnya, hingga menyusup ke dalam ruang-ruang pribadinya, Ria tidak mengenal batas dalam memperjuangkan apa yang ia anggap sebagai "cinta sejati."

Reintara, yang awalnya mencoba mengabaikan Ria, akhirnya menyadari bahwa sikap lembut tidak cukup untuk menghentikan obsesi perempuan itu. Dalam usaha untuk melindungi dirinya, ia justru memicu konflik yang lebih besar. Bagi Ria, cinta adalah perjuangan, dan ia tidak akan menyerah begitu saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 'yura^, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

jebakan di tengah perang

Reintara tersenyum tipis. “Karena aku tahu kelemahannya. Dia terlalu percaya diri.”

Jebakan di Tengah Perang

Strategi Reintara

Reintara kembali ke apartemennya dengan rencana yang semakin matang. Dia tahu, untuk melawan Ria, dia harus berhati-hati. Setiap langkah yang dia ambil harus terencana dengan sempurna. Kali ini, dia memutuskan untuk menggunakan strategi yang memanfaatkan kelemahan terbesar Ria: obsesinya terhadap dirinya.

Reintara mulai bertindak lebih ramah terhadap Ria, membuatnya merasa aman. Ia kembali berbicara lembut, bahkan mulai mengundang Ria untuk makan malam di restoran favorit mereka. Namun, di balik semua itu, ia menyimpan sebuah tujuan.

“Jika dia merasa sudah menang, dia akan lengah,” pikir Reintara.

Malam yang Hangat

Malam itu, Reintara dan Ria duduk berdua di balkon apartemen, menikmati pemandangan kota yang berkilauan. Ria tampak sangat bahagia, sementara Reintara menyembunyikan kebencian di balik senyum tipisnya.

“Rein, aku senang kita bisa seperti ini lagi,” ujar Ria sambil menggenggam tangan Reintara.

Reintara mengangguk kecil. “Aku hanya butuh waktu untuk menerima semuanya, Ria. Kau tahu, hidupku berubah sejak kau masuk ke dalamnya.”

Ria tersenyum bangga. “Aku hanya ingin memastikan kau selalu aman, Rein. Aku ingin kau tahu bahwa aku satu-satunya orang yang bisa kau andalkan.”

Reintara menatapnya dalam-dalam. “Aku mengerti, Ria. Aku tahu kau selalu ada untukku.”

Namun, dalam hatinya, ia berpikir, Aku akan menghancurkanmu dengan caramu sendiri.

Ria yang Semakin Percaya Diri

Dengan sikap Reintara yang tampak lebih terbuka, Ria semakin merasa mengendalikan situasi. Ia bahkan mulai membagikan rencana besar berikutnya kepada Reintara, percaya bahwa pria itu sudah menyerah melawan dirinya.

“Kita bisa memperluas bisnis ini, Rein. Aku punya beberapa ide baru untuk menguasai pasar internasional,” ujar Ria penuh semangat.

Reintara hanya mengangguk sambil mendengarkan, mencatat setiap informasi yang diberikan Ria. Dalam pikirannya, semua ini adalah bukti yang bisa ia gunakan untuk melawan Ria di masa depan.

Pertemuan Rahasia

Di belakang Ria, Reintara mulai menghubungi jaringan lamanya. Ia bertemu kembali dengan Adnan dan Maya di lokasi rahasia.

“Apa kau yakin rencanamu akan berhasil?” tanya Maya dengan nada ragu.

“Ria terlalu percaya diri sekarang. Dia pikir aku sudah menyerah. Itu kelemahannya,” jawab Reintara dengan yakin.

Adnan mengangguk. “Baiklah, kami akan membantumu. Tapi ingat, ini bisa sangat berbahaya.”

Reintara tersenyum tipis. “Aku sudah terjebak cukup lama. Kali ini, aku yang akan memegang kendali.”

Jebakan Reintara

Beberapa minggu kemudian, Reintara memutuskan untuk melancarkan langkah pertamanya. Ia mengundang Ria untuk menghadiri peluncuran produk terbaru perusahaannya. Acara itu diadakan di sebuah hotel mewah, dengan banyak tamu penting yang hadir.

“Acara ini akan menjadi awal dari semuanya,” pikir Reintara.

Saat acara berlangsung, Reintara berpura-pura menunjukkan ketertarikan pada ide-ide Ria, bahkan memintanya untuk memberikan pidato singkat di depan para tamu.

“Ini semua berkat kerja keras Ria,” ujar Reintara di atas panggung, sambil tersenyum manis ke arah Ria.

Ria, yang tidak menyadari jebakan itu, dengan senang hati mengambil alih panggung. Ia berbicara tentang visi dan misinya, tanpa menyadari bahwa setiap kata yang diucapkannya direkam oleh tim Reintara.

Langkah Mengejutkan

Setelah acara selesai, Reintara diam-diam menyerahkan rekaman itu kepada tim hukumnya. Rekaman tersebut menunjukkan bahwa banyak keputusan strategis perusahaan telah dimanipulasi oleh Ria untuk kepentingannya sendiri.

“Dengan ini, kita punya bukti cukup untuk melaporkannya,” ujar pengacara Reintara.

Namun, Reintara menggeleng. “Belum. Aku ingin dia merasakan apa yang telah dia lakukan padaku.”

Ria Menyadari Bahaya

Beberapa hari setelah acara, Ria mulai merasakan ada yang tidak beres. Ia menemukan beberapa email aneh di inbox-nya, yang menunjukkan bahwa seseorang telah mengakses data pribadinya.

“Siapa yang berani menyentuhku?” gumam Ria dengan penuh kemarahan.

Ia langsung menghubungi tim IT-nya, memerintahkan mereka untuk melacak sumber kebocoran tersebut. Namun, semua upayanya gagal. Reintara telah menutup semua jejaknya dengan sangat rapi.

Ria mulai merasa terpojok, tetapi ia tidak akan menyerah begitu saja. “Jika dia ingin bermain, aku akan memastikan dia tidak bisa keluar hidup-hidup.”

Kemenangan yang Tertunda

Reintara Bergerak Cepat

Malam itu, Reintara kembali ke kantornya dengan rencana besar yang telah ia susun selama berminggu-minggu. Bukti-bukti tentang manipulasi Ria kini sudah lengkap. Ia memegang semua kendali dan hanya menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan serangan terakhir.

Reintara memanggil tim hukumnya untuk rapat tengah malam.

“Kita sudah memiliki cukup bukti. Besok pagi, kita akan mengajukan laporan ini ke pihak berwenang,” ujar Reintara dengan nada tegas.

Adnan, yang duduk di seberangnya, mengangguk. “Langkah ini cukup berisiko, Tuan. Jika Ria tahu apa yang sedang Anda lakukan, dia mungkin akan mencoba sesuatu yang lebih berbahaya.”

Reintara tersenyum tipis. “Itu tidak penting. Kali ini, dia tidak akan punya jalan keluar.”

Ria yang Mulai Merasakan Tekanan

Di sisi lain, Ria mulai merasakan keanehan. Aksesnya ke beberapa data perusahaan Reintara mulai diblokir. Orang-orang di sekitarnya juga terlihat semakin menjaga jarak.

“Mereka mulai mencium sesuatu,” pikir Ria sambil menggigit bibirnya.

Namun, ia masih yakin bahwa Reintara tidak akan bisa mengalahkannya. Dengan segala pengaruh yang ia miliki, Ria percaya bahwa ia masih memiliki kartu truf yang bisa membuat Reintara bertekuk lutut.

Ria kemudian menghubungi salah satu bawahannya. “Pastikan semua cadangan dataku aman. Jika ada sesuatu yang terjadi, aku tidak akan membiarkan mereka menang.”

Langkah Terakhir Reintara

Keesokan harinya, Reintara melancarkan serangan terakhirnya. Ia menggelar konferensi pers mendadak, mengumumkan perubahan besar dalam struktur manajemen perusahaannya.

“Mulai hari ini, perusahaan ini akan beroperasi dengan transparansi penuh. Kami juga akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan semua aktivitas bisnis kami berjalan sesuai hukum,” ujar Reintara di hadapan para wartawan.

Pernyataan itu langsung memancing perhatian media. Berita tentang kemungkinan adanya manipulasi di perusahaan tersebut mulai menyebar luas.

Ria, yang menyaksikan konferensi pers itu dari apartemennya, tersenyum masam. “Jadi ini caramu menyerangku, Rein? Kau pikir aku akan menyerah begitu saja?”

Namun, senyuman itu hilang ketika ia menerima panggilan dari salah satu mitra bisnisnya.

“Kami mendengar kabar buruk, Ria. Jika ini benar, kami tidak bisa melanjutkan kerja sama denganmu.”

Ria mencoba menjelaskan, tetapi panggilan itu terputus sebelum ia selesai berbicara.

Konfrontasi Terakhir

Malamnya, Ria mendatangi Reintara di kantornya. Ia masuk tanpa diundang, dengan raut wajah penuh amarah.

“Kau pikir kau bisa menang dariku dengan cara ini?” serunya sambil menatap Reintara dengan tajam.

Reintara, yang duduk di kursinya dengan tenang, hanya tersenyum tipis. “Aku tidak hanya berpikir, Ria. Aku tahu aku sudah menang.”

“Kau tidak akan bisa menghapusku dari hidupmu, Rein,” jawab Ria dengan nada dingin. “Aku akan selalu menemukan cara untuk kembali.”

Reintara berdiri, menatap Ria dengan pandangan penuh ketegasan. “Kau mungkin punya banyak cara, Ria. Tapi aku sudah cukup. Ini adalah akhir dari permainanmu.”

Ria mendekat, mencoba mengendalikan situasi. “Kau tahu aku melakukan ini karena mencintaimu, Rein. Semua ini demi kita.”

“Cinta tidak pernah seperti ini,” jawab Reintara dengan tegas. “Cinta tidak merusak, tidak menghancurkan. Kau tidak mencintaiku, Ria. Kau hanya mencintai kendali.”

Ria terdiam, tetapi matanya menunjukkan bahwa ia tidak akan menyerah.

Akhir yang Manis untuk Reintara

Keesokan harinya, Ria resmi ditahan atas tuduhan manipulasi data dan penyalahgunaan informasi bisnis. Media penuh dengan berita tentang skandal tersebut, tetapi nama Reintara tetap bersih.

1
Fathi Raihan
Ganti tanggal jadi sekarang ya thor!
Codigo cereza
Terharuuu, endingnya sedih tapi indah.
oddee
Ini bukan cerita lagi, tapi candu, tolong jangan terlambat update thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!