semoga suka ya novel yang aku tulis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arvilia Agustin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. Baikan
"Gilang....bapak keluar dulu ya." Mau ikut ga?mau cari makanan. Ucap Irwan sedikit mencibir Alia
"Ga ah pa, Gilang mau dirumah aja, Gilang nitip sosis di Alfamart ya pak! jawab Gilang
"Dalam beberapa jam kemudian Irwan tak kunjung pulang, Alia masih memikirkan nya. Kemana dia pergi sampai mau magrib tidak kunjung pulang.
"Mas Irwan ko belum pulang ya?" gumam Alia yang masih aja sempat mikirin Irwan. Namun tak lama. Irwan datang.
~
Allahuakbar... Allahuakbar..
"Adzan magrib telah berkumandang, waktu nya untuk melaksanakan shalat magrib" Alia yang sedang duduk asik bermain bersama anaknya bangun langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat magrib bersama putri.
"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di kehidupan selanjutnya, rasa suka cita telah di takdirkan oleh Allah yang maha kuasa. Alia hanya bisa pasrah berserah diri dalam menjalankan kehidupannya. Selesai menjalankan shalat wajib Alia merasa lebih tenang, damai menyelimuti hati dan jiwa nya.
"Terima kasih ya Allah kau telah memberikan tubuh ini kuat, sabar, dan ikhlas, walau aku di landa banyak ujian yang tiada henti. Ucap syukur Alia kepada Allah. Kemudian Alia mengambil kitab suci Al-Qur'an untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan suara lembut dan fasih yang penuh dengan ketenangan.
Ya Allah aku lupa menyiapkan makan untuk anak-anak. Dengan segera Alia pergi ke dapur untuk mengambil makanan. Namun dia teringat suaminya yang sudah seharian tidak aku kasih makan, ya walau bagaimanapun dia manusia, butuh makan, gumamnya. Namun di sisi lain Alia bodo amat.
"Al, kasihkan nasi ini sama Irwan," ucap Ibu nya yang selalu peduli.
"Tok..tok..tok..
"Mas...mas...ini nasi buat makan!" sahut Alia mulai mencoba komunikasi lagi. Karena Alia dari dulu tidak bisa lama-lama berdiam diri untuk tidak komunikasi walau belum bisa melupakan. Karena komunikasi penting baginya.
"Dengan segera Irwan membuka pintu dan mengambilnya dari tangan Alia, sambil memegang tangan Alia sebelahnya."
"Mau apa kamu mas?"
"Malam ini kamu tidur di rumah ya! kita baikan jangan bertengkar lagi, aku kangen ..." Ucap Irwan dengan nada lirih
"Ga aku mau tidur di rumah ibu sama anak-anak." sebenarnya Alia merasa bersalah jika berlama-lama pisah ranjang walau bagaimanapun dia masih istrinya dan punya kewajiban untuk melayani nya, karena takut dosa. Akhirnya Alia malam itu pulang tapi anak-anak masih tidak mau pulang, mereka sudah betah di rumah neneknya.
"Mas minta maaf yang sebesar-besarnya, mas banyak salah, khilaf dan sudah membuat mamah sakit menderita dan terluka." Mas bukan suami yang baik untuk mamah dan anak-anak. Irwan memohon untuk bisa di maafkan kembali dan memohon untuk pulang kembali kerumahnya.
"Gimana ya mas, aku sudah benar-benar tidak percaya lagi dengan maaf mu. Kau sudah sering membohongi, menipuku. Dan membuat aku sakit oleh perlakuan mu, kamu seperti anak kecil rumah tangga ini di anggap permainan. Tidak bisa saling berbagi kasih sayang. Kamu orang nya pengen enak saja, Coba kamu ada di posisi aku, udah cape ngurus anak, rumah, pekerjaan, biaya hidup sehari-hari, tapi di bohongi, dikhianati lagi. Hidup ku tertekan mas, jiwaku gundah tak berarah, hancur, kecewa. Apapun aku lakukan demi menjaga keutuhan rumah tangga ini, aku setia menemani mu dan menerima kamu apa adanya tanpa menuntut apapun dari kamu. Tapi semua pengorbanan ku tidak pernah kau hargai kamu hancurkan lagi-hancurkan lagi, aku Cape dan lelah mas. Sakit mas. Dan...
Aku sudah pasrah sama yang maha kuasa. Mau di bawa kemana rumah tangga ini. Dan aku ini bukan pembantu yang seenaknya kau suruh ini, suruh itu sedangkan kamu pekerjaan nya hanya melototi hp aja main perempuan aja. Tak seharusnya aku menanggung semua beban rumah tangga ini Aku bukan kepala rumah tangga disini, aku hanya membantu suami di kala suami tidak mampu. Bukan berarti kau terus-terusan menyiksa batinku seperti ini. Untung aku masih ada rasa kasian sama kamu mas, walaupun kamu sering nyakitin hati aku. Sadar...sadar...kamu mas. Tobat.!
"Ia, ia ..mas paham dan ngerti perasaan mu, tapi jangan berlarut-larut menginap di rumah ibu sambil memeluk Alia dengan erat. Mas kangen."
"Ih..apa-apaan kamu mas, awas mas, lepasin mas.. !" Alia berusaha berontak melepaskan tangan Irwan tapi Irwan tetap memeluk nya sambil berkata
"Sekarang kita baikan ya, kita perbaiki semua hubungan ini dari nol.
***