seorang pemuda berusia 18 tahun bernama Dylan Hopkins, adalah seorang dokter magang yang rajin, berwajah tampan dan berkharisma. ditengah kesibukannya, dia tiba-tiba mendapat telpon dari orang yang tak dikenal untuk menginformasikan bahwa
wanita yang dia pacari selama tiga tahun tiba-tiba melangsungkan pertunangan dengan pria lain.
wanita itu mengkhianatinya hanya karena dia miskin dan bukan dari keluarga kaya.
Yang lebih menyakitkan lagi, ditengah rasa sakit hati karena dikhianati sang kekasih,
Dia malah dipecat dari pekerjaannya.
namun suatu ketika, dia tiba-tiba mendapat kekuatan misterius dari cincin yang pernah dia berikan pada mantan pacarnya sebagai hadiah.
cincin tersebut merupakan cincin peninggalan yang ditinggal oleh orang tua kandungnya.
sejak saat itu kehidupan Dylan mengalami peningkatan baik ekonomi, ilmu medis, bela diri dan kekuatan super lainnya. bagaimana kisah selanjutnya nongkrong terus ya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tolong Selamatkan Hidup Saya Dan Keluarga Saya
Kamu benar guru Brian, Martin mengangguk pelan, tapi dia masih sedikit ragu dengan kemampuan Dylan seperti yang Edgar katakan, Dylan Masih terlalu muda, namun demi guru Brian dia pun bertanya, "Nak, dimana kamu belajar keterampilan medismu? Sudah berapa lama kamu menjadi dokter?"
Martin tampak pucat, karena penyakit yang dideritanya, namun martabatnya tetap ditakuti orang. Sikap yang mengesankan layaknya orang yang memiliki kedudukan tinggi.
"Anda tidak perlu tahu berapa lama saya telah menjadi dokter, tapi yang perlu anda ketahui adalah anda akan segera mati jika anda tidak segera mengobati penyakit anda ke dokter."
Dylan tidak menunjukan rasa takut sedikitpun, dia bicara dengan tenang, seolah-olah semua dibawah kendalinya.
Dia tahu bahwa Martin tidak mempercayainya, jadi diapun bertanya, "Dada anda sesak disiang hari dan sakit dimalam hari, Anda bahkan muntah jika anda terlalu banyak bicara, anda merasa mual setiap saat dan sekarang tidak bisa makan, minum atau bahkan tidur."
"Namun anda tidak bisa menemukan penyebabnya saat anda menjalani pemeriksaan menyeluruh dirumah sakit, bukankah begitu?"
"Saya menduga, kalau gejala-gejala ini umumnya dialami oleh keluarga anda! Beberapa dari mereka bahkan lebih parah dari anda, yaitu ada yang kehilangan kesadarannya!"
"Apa?"
Tiba-tiba Martin berdiri dari tempat duduknya, saat dia mendengar apa yang dikatakan Dylan dan terus menatap pria muda itu. Kalau pengawal dibelakangnya tidak menahannya, dia pasti sudah terjatuh.
"Anak muda, berhentilah berbicara omong kosong!" Edgar berdiri dan berseru. "Keluarga tuan Scott sedang bepergian keluar negeri, mereka cukup sehat! Beraninya kamu mengatakan itu? cepat usir bocah ini Dari sini!"
Rasakan itu, berani-beraninya kamu mengutuk tuan Scott dan keluarganya? Robert ikut mencibir, "Tuan Edgar, sepertinya anda melakukan kesalahan." kata guru brian
"Tuan Hopkins, apakah anda melakukan kesalahan?" Guru Brian berbisik disamping Dylan.
Semua orang mengira kalau Dylan salah, Martin tidak menderita penyakit menular atau Edgar dokter pribadinya tidak akan duduk disini dalam keadaan sehat, selain itu keluarga Scott bepergian keluar negeri dan tidak mungkin sakit.
Saat Martin berdiri, para pengawal disekitar segera mengepung Dylan.
Jenny jadi khawatir sehingga dia mengerutkan kening.
Untuk merendahkan ketegangan, guru Brian melangkah maju dan berkata, "Martin jangan marah padanya, tuan Hopkins memang berbakat, tapi mungkin kali ini dia sedikit ceroboh! Tuan Hopkins, kemarilah minta maaf pada tuan Scott."
"Minta maaf padanya? Tapi kenapa?" jawab Dylan dengan tenang.
Saya! Saya ... Martin melenguh, karena mendadak berdiri, dia membutuhkan waktu cukup lama untuk kembali sadar, dia menolak untuk ditopang oleh anak buahnya, lalu kemudian dia berjalan menghampiri Dylan, Martin menatap Dylan beberapa detik dan menangis tersedu-sedu.
"Master Hopkins, tolong saya!"
Setelah mengatakan itu, dia membungkuk pada Dylan, Martin telah mengalami pasang surut kehidupan, tapi kali ini matanya berkaca-kaca sambil berkata dengan ekspresi memohon, "Master Hopkins, tolong selamatkan saya dan keluarga saya!"
Perkataan Martin membungkam seisi aula vila. Guru Brian, Edgar, Robert dan semua pengawalnya tercengang.
Apa yang sedang terjadi?
Mereka semu telah mengenal Martin selama bertahun-tahun, bahkan kalau group perusahaannya berada diujung kehancuran, dia tidak akan meneteskan air mata, apa lagi menundukkan kepala pada orang lain!
Ditambah lagi dia tunduk kepada seorang pemuda belasan tahun?
Tuan Hopkins?
Apakah yang dikatakan Dylan, benar? Para dokter yang hadir terkejut dan bingung.
Martin terus membungkuk dengan bercucuran air mata, tubuhnya gemetar karena merasa gembira dia bisa merasakan secercah harapan pada Dylan, saking gembiranya dia seolah-olah akan terjatuh kapan saja, jenny adalah orang pertama yang kembali sadar dan hendak menghampiri Martin untuk menopangnya, namun, belum sempat mendekat Martin langsung berteriak, "Jangan mendekat!"
Jenny seketika berhenti melangkah.
Kenapa sikap Martin jadi seperti ini?
Perkataan Dylan bisa terkonfirmasi dari perubahan sikap Martin.
Dylan sedikit tahu kondisi Martin dari cerita guru Brian padanya. Namun, bagaimana dia mengetahui kalau seluruh anggota keluarganya mengalami gejala yang sama? Dia bahkan tahu kalau sudah ada seorang yang lebih parah dari Martin dan hampir sekarat, kondisi ini sangat rahasia, tidak ada pihak lain yang mengetahui kondisi ini.
Bahkan jenny dan dokter pribadinya yang begitu dekat dengan keluarga Martin tidak mengetahuinya.
Memang anggota keluarga Martin sedang keluar negri, mereka keluar negeri bukan untuk tur, mereka sedang mencari kesempatan untuk bertahan hidup.
Dan tujuan sebenarnya adalah untuk menyembunyikan rahasia ini dari seseorang yang mungkin sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup keluarga Martin.
Istri Martin lah yang sebenarnya sekarat, saat ini dia sedang koma di unit perawatan intensif dirumah sakit di kerajaan lain. Dia bisa bertahan hidup dengan berbagai alat-alat yang dimasukkan kedalam tubuhnya! Meski begitu, dokter sudah memvonisnya kalau dia tidak akan hidup lama.
Selain itu, ibu Martin juga memiliki gejala yang sama seperti istrinya. Tiga anak, dua menantu perempuan dan dua cucu laki-lakinya juga menderita penyakit ringan.
Martin tidak memberitahu siapapun disini selama ini, kecuali para dokter yang ada diluar negeri dan itu harus menjadi rahasia keluarganya.
Dylan, pria yang bertemu Martin untuk pertama kalinya, menceritakan dengan benar dan tegas membuat Martin sangat terkejut.
Pria itu bisa melihat apa yang terjadi dengan Martin hanya dengan melihat penampilannya saja, karena itu bisa dipastikan, dia adalah dokter yang handal. Martin menangis karena telah menemukan harapan untuk bertahan hidup.
Saat berusia enam belas tahun, Martin datang kekota white Bear sendirian, dia telah bekerja keras selama hampir tiga puluh tahun, Untuk mendapatkan apa yang dia miliki saat ini.
Saat kehidupannya sedang bahagia, takdir lain ingin membunuh semua anggota keluarganya dengan penyakit yang mengerikan.
"Master Hopkins, tolong saya!"
"Tolong ..."
"Saya minta maaf atas sikap dan perkataan saya sebelumnya, tolong selamatkan saya dan keluarga saya!"
Martin hendak berlutut karena Dylan tidak memberikan tanggapan.
Dengan cepat Dylan melangkah maju dan menahan Martin lalu berkata, "Sudah manjadi tugas seorang dokter untuk menyembuhkan dan menyelamatkan pasien, saya bisa membantu anda, tapi dengan satu syarat!"
"Master Hopkins, saya akan memberikan apapun yang anda inginkan, kalau anda bisa menyelamatkan keluarga saya!" Martin terengah-engah sambil terus terbatuk-batuk.
Dylan menoleh kearah Robert dan berkata, "Suruh dia keluar!"
"Dylan, kamu hanya pecundang, beraninya kamu suruh saya keluar?" Robert jadi bingung dan menjadi marah karena malu.
"Tuan Martin jangan percaya padanya, dulu dia karyawan saya dia bahkan membantu saya mencuci pakaian dalam saya. Selama magang, dia benar-benar diperlakukan seperti budak."
"Bagaimana dia bisa menjadi dokter yang terampil, sementara magangnya saja belum selesai! Bahkan kalau benar, itu hanya tebakan beruntung."
"Tuan Martin ..."
Martin mengernyit dan menatap Robert dengan tatapan tajam, Robert ketakutan melihat tatapan tajam itu, suaranya semakin pelan. Sampai akhirnya dia diam, Robert merasa tertekan sampai tidak bisa bernafas ...
**********