Dara Svaroski adalah seorang wanita yang terbunuh dalam sebuah konspirasi kecelakan yang di dalangi sang suami dan ibu tiri nya.
Dara terbangun dan mendapati dirinya kembali di kehidupan sepuluh tahun silam.
Apakah ini adalah kesempatan kedua bagi Dara untuk memperbaiki takdir kejam dari kehidupan sebelumnya ?
"Banyak musuh yang harus aku singkirkan, demi menyelamatkan nyawa orang yang paling aku sayangi.." -Dara-
Akankah Dara berhasil membalas dendam terhadap para penjahat yang berkedok orang terkasih ?
Lalu , bagaimana jika dalam perjalanan balas dendam itu Dara bertemu seorang pria yang mencintainya penuh kelembutan ? akan kah pria itu mampu menghentikan tekadnya ?
Mari simak kisah Dara dan perjalanan asmaranya dalam mengubah takdir~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweet_mochi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 BERSAING PROPOSAL
Dara baru menunggu sekitar lima belas menit saat seorang pria berseragam keamanan menghampiri dirinya yang tengah duduk diruang tunggu.
"Nona Dara Svaroski ? " tanya petugas dengan sopan.
"Iya, benar. Bagaimana pak ?"
"Berkas anda sudah direspon oleh atasan, mari ikuti saya untuk menemui kepala divisi."
"Baiklah."
Petugas itu mempersilahkan Dara untuk mengikuti dirinya menuju ke lantai tempat atasan divisi berada.
Rasa senang bercampur gugup mengaduk jadi satu di dalam diri Dara. Sama sekali tidak menyangka jika dirinya bisa dengan mudah meloloskan proposalnya.
Kedua orang tersebut masuk ke dalam lift, begitu pintu lift hampir menutup tiba tiba saja tangan seseorang menahan pintu lift hingga kembali membuka.
"Huft~ syukurlah masih sempat. " ucap seorang wanita berpenampilan begitu rapih dengan make up cantik.
Sial~ perusak mood muncul. Batin Dara tidak suka saat melihat Sofia dengan penampilan paripurna nya berdiri di barisan depan .
Sofia tampak begitu percaya diri dan cuek, sama sekali tidak ada ucapan permintaan maaf karena sudah menahan pintu lift dan masuk begitu saja.
Meski tidak dipungkiri jika penampilan Sofia benar benar sempurna. blazer serta rok sepan diatas lutut, sepatu heels yang melekat indah di kaki jenjang nya. Sungguh seperti sekretaris seksi.
Jauh berbeda jika di bandingkan dengan Dara yang mengenakan rok plisket panjang dengan flatshoes. Atasan blazer lengan panjang dan rambut di kuncir satu, tanpa make up tebal karena Dara cuma pakai bedak dan lipgloss.
Apa ada aturan tertentu jika masuk ke perusahaan harus berdandan sesempurna itu ? Aarrgghhh~ apa aku salah kostum ? Bagaimana ini !! Huhuhuu~
Rasa insecure kembali melanda kepercayaan diri Dara, dia takut jika benar Sofia juga mengejar stempel dan tanda tangan CEO perusahaan Gu seperti dirinya. Tentu saja Sofia yang bakal di jamin lolos.
Aku tidak mau kalah !! Tapi bagaimana bisa aku bersaing dengan Sofia ??
Huft~ Dara hanya bisa menelan ludahnya kasar. Kini pintu lift sudah terbuka dan Sofia berjalan keluar pertama dengan begitu anggun.
Sepertinya Sofia sudah hafal betul di mana ruang kepala divisi. Sedangkan Dara masih harus berjalan di belakang petugas yang menjadi penunjuk jalan.
"Silakan masuk nona Dara, kepala Divisi sudah siap." ucap petugas sopan saat membukakan pintu untuk Dara.
Pintu yang sama seperti yang sofia lewati beberapa detik lalu.
"Baik , pak. Terima kasih." ucap Dara sopan.
Cekelek~
Suara pintu membuka lalu menutup dan kini Dara berdiri di dekat pintu sambil memberi salam untuk pria kepala divisi yang tengah duduk di kursi kerjanya.
"Selamat pagi tuan Andrew. Perkenalkan nama saya Dara.." ucap Dara sopan.
"Silakan duduk." Tuan Andrew mengangguk sebagai reaksi atas perkenalan Dara lalu mempersilakan Dara duduk di kursi yang bersebelahan dengan Sofia.
"Punya nyali juga kamu ya, bi tch !" ucap Sofia pelan tapi tajam sesaat setelah Dara duduk.
"Aku tidak takut padamu Sofia. Kali ini aku pasti menang." jawab Dara tak kalah pelan.
"Cih~ berani sekali ! tentu saja aku yang akan menang, dan aku akan pastikan kamu menyembah meminta maaf padaku di hadapan seluruh kampus besok . Hahaha.." tawa Sofia pelan.
"Kita lihat saja , siapa yang akan menang hari ini." Dara memilih untuk tidak meladeni Sofia yang sombong.
"Eghem~ baiklah nona nona. Mari kita mulai presentasi hari ini." ucap tuan Andrew yang ingin segera memulai penilaian untuk kedua proposal yang diajukan mahasiswi dari kampus yang sama.