Refina dan Rio mendadak jadi saudara tiri, Kebahagiaan yang terus yang didapat kan hari-harinya, sampai membuat Refina jatuh cinta pada saudara tirinya.
Percintaan seperti apa yang akan mereka jalani?, Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5 | Alter Ego
Sebelumnya Rio melihat Anisa yang tergeletak dijalan dan membawa dia pulang ke rumahnya
Anisa dalam keadaan pingsan membuat Rio bertanya-tanya ke ibu nya kemana dia pergi dan dengan siapa.
"Ferdi" Ibu Retno menjawab
Ferdi selepas kau pergi dari rumahnya dia mengintai dengan wajah luka dan masuk ke rumah setelah ibu mengijinkan nya
Ferdi saat itu tengah memberi kado ulang tahun, makanya ibunya membuka kan pintu untuknya kalau itu untuk bahagiakan anaknya .
Anisa keluar dari kamar dengan wajah senangnya membawa boneka pemberian dari Rio hal itu membuat Ferdi mengajaknya untuk keluar
"Ibu dari bawah denger mereka diatas berdebat sampai teriak-teriak" Ucap sang ibu
Rio yang penasaran itu menanyakan ke ibunya "Apa yang di ucapkan mereka"
"Kau telah asik-asik dengan temanmu Sekarang waktunya bersamaku berdua" Jawab ibu Retno
Tetapi setelah Ferdi bilang itu Anisa bilang kita sudah bukan siapa-siapa lagi jadi jangan pernah mengaturnya.
"Lalu Ferdi memberi kado ulang tahun nya dan memeluk Anisa setelah itu Anisa luluh dengan pemberian kadonya dan ikut bersama Ferdi" Lanjut ibu Retno bercerita.
"Terus mereka keluar dan membuat Anisa pingsan seperti ini?" Jawab Rio dengan santai sambil melirik Anisa yang terbaring di sofa ruang tamu
Ibu Retno hanya mengangguk kepala sambil menunjukan wajah sedih.
Rio menoleh ke arah ibunya tetapi ibunya membuang muka sedihnya ke samping.
Tiba-tiba Rio menggendong Anisa ke kamarnya "Bu izin aku mau bawakan dulu Nisa ke kamar tidurnya" Kata Rio yang meminta izin
"Iya Rio makasih" Jawab Bu Retno
Saat menggendong dan berada di tangga tiba-tiba Anisa terbangun melihat wajah Rio yang sedang menggendong nya "Terima kasih" Ucap Desis Anisa
Reflek Rio mendelik ke wajah anisa setelah mendengar ucapan terima kasih "Ya terima kasih juga telah meludahi wajahku" Ucap konyol Rio yang membuat Anisa terbahak-bahak
Ibu Retno dari bawah melihat Anisa tertawa bersama Rio, kondisi itu adalah hal langka bagi ibunya semenjak pacaran Ferdi, Anisa tidak pernah bahagia tertawa seperti itu.
"Semoga kalian berjodoh" Ucap batinnya seorang ibu kandung gadis yang tengah di gendong Ferdi
Di rumah Rio terlihat sopan begitupun di sekolah, tapi kalau sudah di jalanan rio menjadi seseorang misterius di balik topeng tengu nya.
Aksinya kini telah membuat warga sekitar resah. Rio mempunyai 3 ajudan dan fasilitas mobil mewah berwarna hitam yang dia tutupi di markas besar nya, Rio bekerja sama dengan seseorang mafia besar dalam aksinya selalu dapat bagian untuk menculik orang.
Dan kini bos nya menyuruh Rio untuk membunuh seorang pria yang telah membuat anaknya menderita, Tertulis di situ namanya adalah Ferdi
Ternyata bos nya selama ini adalah ayah dari Anisa. Rio seakan tidak percaya sampai geleng-geleng kepala dan tersenyum licik.
Rio yang heran saat pertama kali ke rumah Anisa melihat besarnya rumah Anisa, ternyata itu milik bos nya sendiri.
Dengan topeng tengu dan jubah hitam yang di kenakan nya, rio memantau gerak gerik Ferdi yang sedang mabuk parah
Dia menyuruh ajudan nya untuk memancing Ferdi ke sebuah tempat sepi dengan membuat provokator yang memancing amarahnya.
Saat Ferdi sudah terkena umpan. sampai Di tempat yang sepi dan gelap. Rio melakukan aksi brutal nya.
DOR
DOR
Terdengar suara tembakan dari arah lorong yang membuat Ferdi terkena jebakan itu tewas ditempat terkena tembakan.
Rio meninggalkan jasad Ferdi sendirian disana dan berbalik arah ke tempat ajudannya yang tengah berjaga, Pergi dengan santai memakai mobil hitam mewah sampai ke tempat markas dimana ada ayahnya Anisa
"Permisi pak saja sudah jalankan perintah anda" Ucap Rio sambil membungkuk
"Kerja bagus" Jawab Pak Rizal yang kebetulan itu adalah ayah Anisa.
Lalu pak Rizal memberi Rio sebuah uang tapi dia menolaknya "Tidak usah pak kalau bapa mau aku bisa bahagiakan anak bapa yang hari ini berulang tahun" Ucapnya
DEG
Pak Rizal lupa kalau putrinya berulang tahun dan dari mana dia bisa tahu kalau putrinya lagi berulang tahun
Rio menjawab kalau dia adalah teman sekelas nya di sekolah sambil tersenyum lebar.
Pak Rizal tertawa terbahak-bahak "Dunia ini sempit sekali ya" Ucap nya.
Setelah semua selesai Rio pulang ke rumahnya dan mendapatkan sebuah berita di televisi atas pembunuhan gelap yang kerap terjadi akhir-akhir ini, Rio terlihat santai tanpa menunjukkan ekspresi berlebih sambil melihat film langganannya dan meminum secangkir kopi.
Yang kebetulan ayahnya Fina adalah Ketua kepolisian di daerah setempat membuat Rio ketar ketir saat melihat ayahnya pulang dinas memakai seragam polisi.
"Selamat malam ayah" Ucapnya santai
Pak Ahmad melirik raut wajah Rio yang sedang gelisah tentang kehadirannya. "Rio ikut ayah sebentar" Ucapnya
Dia di interogasi oleh ayahnya diruangan pribadi dekat kamar Refina.
"Dari raut wajahmu apa kamu tau sesuatu tentang pembunuhan gelap tentang temanmu di dekat sungai?" Tanya pak Ahmad sambil lirikan mengintimidasi
Rio terlihat santai disini berusaha untuk mengendalikan ekspresi berlebih guna menghindari pertanyaan jebakan dari sang ayah "Tidak yah" Elaknya
Pertanyaan demi pertanyaan tak membuat Rio mengalami tekanan berlebih dan sebuah pertanyaan terakhir.
"Kalau kamu jujur kau akan di bebaskan dari masalah ini, namun untuk kedepannya tolong jangan berurusan dengan mafia itu" pertanyaan itu membuat dia mati kutu
"Kalau ayah mau penjarakan aku, silahkan" Pasrah Rio yang akhirnya mengaku
Pak Ahmad menggelengkan kepala nya dan menanyakannya lagi "siapa bos kamu yang sudah melakukan ini"
"Bu citra" Jawab bohong Rio yang membuat pihak kepolisian mengunjungi rumah kepala sekolah dari sekolahnya.
Bu citra adalah bos mafia lain yang merebut kekuasaan di wilayahnya.
Setelah itu Rio menghubungi pak Rizal kalau dia akan keluar dari pekerjaan nya sambil menyuruh beliau untuk pergi jauh dari kota ini. "Untuk anakmu biar Rio yang jaga aku janji" Kata manis nya Rio
Pak Rizal hanya terkekeh tentang perkataan Rio saat di telepon nya. Dia justru senang mendengar Anisa akan di jaga oleh Rio sesuai janji nya barusan.
"Oke Nanti tolong sampaikan ke Anisa — Hm iya biar om saja, makasih infonya Rio, untuk masalah itu kamu jangan buru-buru keluar oke" Kata pak Rizal sambil mematikan telepon.
Esok nya di sekolah nya semua guru dan murid berduka cita atas meninggalnya murid sekaligus mantan ketua Osis yang dikenal ramah baik namun dibelakang busuk.
Dua kepribadian itu masih tertanam dari tubuh Rio hingga sekarang.
Rio mengajak Fina ke kantin tapi disana terlihat ada Anisa yang sedang bersedih
Kehilangan orang tersayang bukanlah hal yang mudah dilupakan untuknya, Rio menghampiri Anisa dan mengajak makan bersama bertiga di kantin