NovelToon NovelToon
Bukan Mantan

Bukan Mantan

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:928.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: nenah adja

Bukan Mantan, tapi pernah berarti.
Saat rasa cinta datang kita tak tahu dimana dia akan berlabuh, kita bahkan tak bisa menolak perasaan yang mencokol dan mendamba ingin memiliki.
Lalu bagaimana jadinya jika perasaan tersebut tak bersambut? berjuang mungkin salah satu jalannya.
Namun, bagaimana jika kita sudah berjuang cinta itu tetap tak bersambut? menyerah, mungkin yang terbaik.
Tapi bagaimana jika disaat kita menyerah, cinta itu justru memberi luka yang mendalam hingga berbalik menjadi benci.
Nizar Raksa Darmaji cowok yang dicintai Anggun, merenggut kesuciannya hanya karena salah paham, dan karena itu Anggun harus menanggung kesedihan yang teramat dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: CCTV

Sudah hampir satu tahun Nizar berada di luar Negeri untuk menuntut ilmu, dan selama itu pula Nizar tak pernah tenang dan terus terbayang akan dosa yang telah dia lakukan pada seorang gadis yang dia nodai, Anggun Prilly Parasya.

Gadis yang amat dia benci karena tingkahnya yang centil dan terus merayunya, tapi setelah hari itu, hari dimana dia menodai Anggun, kenapa Nizar terus terbayang raut wajah Anggun yang menangis dan memohon untuk dia lepaskan, juga tatapan Anggun yang penuh kekecewaan sekaligus kebencian terus memenuhi benaknya, apalagi setelah hari itu Ibra mengatakan sesuatu yang menurutnya janggal, tentang siapa yang menjual Arumi hari itu.

Di bandara beberapa bulan lalu, Egi dan Ibra mengantar Nizar ke bandara untuk berangkat ke luar Negeri, sambil menunggu keberangkatan Nizar ketiganya menunggu di sebuah cafe dan berbincang bersama mengingat Nizar yang akan pergi ke luar Negeri dalam waktu yang cukup lama, hingga saat Egi pergi membeli makanan Ibra bicara dengan serius pada Nizar "Zar semalam lo apain Anggun?" tanyanya pada Nizar.

Nizar berdehem dengan gugup lalu menggeleng "Nggak ngapa ngapain kok, cuma ancem dia," ucap Nizar menelan ludahnya kasar, tapi meski begitu raut wajah Nizar nampak biasa saja hingga Ibra menghela nafasnya lega.

"Gue cuma takut lo melewati batas Zar," kata Ibra. Mengingat bagaimana Nizar dikuasai emosi saat melihat Anggun.

"Maksud lo?"

"Gue tanya Arumi tentang siapa sebenarnya yang jual dia, dan dia bilang beneran Anggun, tapi wajah Arumi justru ketakutan pas gue tanya kayak gitu."

"Ya, mungkin karena dia takut sama Anggun."

"Bukan, tapi wajah Arumi tegang seolah dia menyembunyikan sesuatu, tapi yang kita lupa kenapa kita gak cek cctv hotel." ucapan Ibra seolah menyadarkannya dari hal bodoh yang sudah dia perbuat, tapi Nizar masih berusaha mengelak jadi dia berkata ...

"Tapi Arumi gak mungkin bohong," elaknya.

Ibra berdecak, "Gak ada yang gak mungkin Zar, Arumi bukan malaikat kali,"

"Kalau gitu kenapa Anggun yang Arumi tuduh?" tanya Nizar.

"Itu ... mungkin Arumi gak suka Anggun, lagian kalau pun iya kok bisa Anggun baru datang saat kita mau anter Arumi pulang?"

"Terus kenapa juga Arumi harus gak suka Anggun?"

"Mungkin karena Anggun pernah jahatin dia, atau mungkin karena Anggun suka sama lo ... ."

Sejak perbincangan terakhir dengan Ibra, Nizar jadi merasa bodoh, karena tak berpikir jernih saat itu. Benar, harusnya dia mencari tahu lebih dulu, atau bahkan melihat cctv untuk melihat yang terjadi sebenarnya. Dan kenapa sampai sekarang dia tak mendengar kasus itu bergulir ke meja hijau bukannya pria hidung belang itu juga sudah dia serahkan ke pihak keamanan, dan bukankah harusnya dia di proses secara hukum.

Nizar tidak bisa tenang, jadi dia putuskan untuk pulang bulan depan untuk mencari tahu semuanya.

...

Satu bulan berlalu dengan cepat dan Nizar benar- benar pulang.

"Kamu sudah datang?" Tisa Mama Nizar menyambut putranya di rumah.

"Mama kira kamu baru sampai besok, seingat mama libur kamu mulai hari ini kan?"

"Iya, tapi gak ada jadwal di kampus jadi aku terbang lebih awal." Nizar memeluk mamanya, tentu saja Mamanya selalu tahu jadwal kegiatan Nizar selama di luar Negeri, wanita paruh baya itu selalu memastikan anak- anaknya berada di jalur yang sudah dia buat untuk masa depannya, terutama sang papa yang memiliki watak keras dalam mendidik kedua anaknya.

"Hoo, anak kesayangan sudah pulang." Anna muncul dengan seringaian di bibirnya.

"Duh, ngapain anak manja mama ada disini," keluh Nizar.

"Oh, mentang- mentang kakak udah nikah jadi gak boleh datang kesini gitu," dengusnya sebal.

Nizar terkekeh lalu memeluk sang kakak, suasana nampak hangat antara ketiganya hingga seseorang muncul dari luar dan membuat ketiganya terdiam.

"Pa," sapa Nizar, lalu menyalami sang papa.

"Gimana kuliah kamu?" tanya Pramono Reksa Darmaji, ayah Nizar.

"Lancar Pa."

"Bagus, pertahankan, dan papa harap kamu jangan terlalu sering pulang, fokuslah untuk belajar, ingat ada perusahaan kita yang harus kamu pimpin nanti." Anna hanya bisa menatap Nizar prihatin, sejak Sekolah menengah Nizar selalu di tekan untuk mendapat nilai terbaik sebab dia akan meneruskan perusahaan mereka.

Beruntung dia seorang perempuan hingga Papanya tak terlalu menekannya.

Dan itu yang membuat Nizar kadang iri pada hidup Anna yang seolah sudah tertata untuk bahagia, dia bisa hidup tanpa tekanan karena akan menjadi pemimpin nantinya karena dia seorang wanita, lalu kekasihnya yang dari kalangan yang sama dengan mereka, menjadikan hidup Anna semakin bahagia karena tak perlu ada pertentangan lagi untuk menikah.

Sedangkan dirinya ... .

"Iya, pa," ucap Nizar dengan tersenyum.

Pramono mengangguk lalu menepuk pundak Nizar. "Bagus, kamu harus bisa jadi kebanggaan papa."

Nizar mengangguk, lalu Pramono menepuk pelan kepala Anna,"Jangan terlalu sering pulang, temani suami kamu dirumah," ucapnya sambil berlalu masuk, raut wajah Pramono tetap dingin hingga Anna dan Nizar menghela nafasnya.

"Mama masuk dulu, kamu istirahat ya," kata Tisa pada Nizar dan melangkah masuk menyusul sang suami ke dalam kamar.

Nizar mengangguk. Setelah Tisa pergi Nizar kembali menatap Anna "Sana pulang, udah di usir juga," ucapnya penuh cibiran.

"Iya, deh yang anak kesayangan."

Nizar menunduk "Mau tukeran posisi gak?"

Anna menggeleng pelan lalu memeluk Nizar "Yang kuat ya Zar, kamu pasti bisa, mental seorang pria itu ditakdirkan untuk menjadi kuat." tentu saja Anna tidak akan sanggup jika menjadi Nizar.

...

"Boleh masuk?" Anna melongokan wajahnya di celah pintu kamar Nizar.

"Bukannya udah di usir, kok masih ada." Anna mencebik dan tetap masuk meski Nizar tak mempersilahkan.

"Kamu tahu maksud papa bukan begitu ..." Nizar mengedikan bahu lalu kembali fokus pada laptopnya.

"Apaan tuh?" tanya Anna yang duduk di sebelah Nizar.

"Rekaman cctv." Anna mengerutkan keningnya.

"Bukannya itu gak boleh ya?" Anna menatap serius pada layar laptop yang sedang Nizar perhatikan.

"Aku kan Reksa Darmaji," kata Nizar bangga, sebenarnya itu juga alasan Nizar pulang lebih awal, dia harus datang ke hotel untuk meminta rekaman cctv dari hotel tersebut, beruntung dia juga dapat bantuan dari Asisten papanya jadi dia bisa dapat dengan mudah. Ya, Nizar bahkan datang ke hotel lebih dulu sebelum dia pulang ke rumah, hanya demi rekaman cctv ini.

Anna mendengus, memang benar nama besar mereka yang membuat beberapa orang takut, sebab perusahaan mereka adalah perusahaan terbesar di Indonesia, jadi hampir semua jaringan mengenal mereka, dan mereka bisa menggunakan itu untuk menggertak mereka.

"Bukannya itu hotel xxx ya," kata Anna lagi.

"Iya, aku mau lihat kejadian pas hari kelulusan."

Anna mengerutkan keningnya "Buat apa lihat kejadian satu tahun lalu?"

Nizar tak lagi menjawab dia semakin fokus saat cctv menampilkan Arumi menghampiri Renata, lalu Renata menggandeng Arumi untuk masuk.

Meski kejadiannya satu tahun lalu, Nizar masih ingat gaun Arumi yang menurutnya kurang pantas, dan meski memakai topeng Nizar tahu jelas itu Arumi.

Lalu untuk apa Arumi menemui Renata, seingatnya Arumi tidak akrab dengan Renata, tapi itu belum bisa membuktikan jika Anggun tidak bersalah, bukankah Renata teman Anggun, bagaimana jika Anggun memerintahkan Renata untuk menjual Arumi, dan seperti biasanya Renata menjadi kaki tangan Anggun.

Sebenarnya Nizar sedang menyangkal pikirannya yang berkata jika Renata sudah memutuskan hubungannya dengan Anggun sejak hari itu, saat Anggun membongkar semua keburukan Anggun tentang siapa yang menyuruhnya mengurung Arumi di gudang.

Anna masih ikut fokus menatap layar laptop Nizar, hingga Anna berseru saat melihat seseorang yang di kenalnya.

"Itu temen kamu yang namanya, siapa ya ... Aku lupa ... ah iya, Anggun."

1
melting_harmony
Luar biasa
Rahmawati
bagus bgt
Rahmawati
ih knp harus cerai, gk rela anggun nanti ketemu nizar terus nikah sama dia
Rahmawati
aduh ternyata rizki punya pacar, gmn ya kelanjutan sama anggun
Rahmawati
rizky km baik bgt
Rahmawati
😭😭😭😭
Rahmawati
ahhhh aku nehem nafas bacanya
Rahmawati
aduh salah faham dah ni si nizar
Rahmawati
papanya anggun beneran bangkrut ato hanya sandiwara utk menyadarkan anggun ya
Rahmawati
Arumi ini kayaknya gk bener-bener polos deh kayaknya
Rahmawati
ya ampun renata mitnah anggun
Rahmawati
renata suhu keknya
Rahmawati
anggun punya sahabat penjilat😝
Laut Biru
p
Cis Siu
ohh
Santi Siti Sadiah
Luar biasa
Nur Syamsi
Dasar Nizar egois, seharusnya dekatin aja dulu Gionya mpe Gionya nyaman jgn main ngancam, enak saja nggak tahu perasaan ..
Nur Syamsi
Memang penyesalan slalu datang belakangan bang Nizar
Anonymous
Maunya nizar anggun aja
Tiwi
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!