NovelToon NovelToon
Tobatnya Sang Ketua Mafia

Tobatnya Sang Ketua Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta setelah menikah
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: chibichibi@

Max Stewart, yang merupakan ketua mafia tidak menyangka, jika niatnya bersembunyi dari kejaran musuh justru membuatnya dipaksa menikah dengan wanita asing malam itu juga.

"Saya cuma punya ini," kata Max, seraya melepaskan cincin dari jarinya yang besar. Kedua mata Arumi terbelalak ketika tau jenis perhiasan yang di jadikan mahar untuknya.

Akankah, Max meninggalkan dunia gelapnya setelah jatuh cinta pada Arumi yang selalu ia sebut wanita ninja itu?
Akankah, Arumi mempertahankan rumah tangganya setelah tau identitas, Max yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mafia 33

Terjadilah, pertarungan sengit antara dua kubu dari anak buah Max dengan komplotan penyusup yang datang secara diam-diam tersebut. Mereka masuk melewati sungai yang banyak buaya aligatornya. Entah bagaimana cara mereka menaklukkan mahluk buas itu.

Rupanya mereka memliki tekhnologi yang cukup canggih hingga mampu bergerak tanpa terbaca oleh sistem keamanan dari mansion Max ini. Mereka juga memiliki senyawa kimia yang dapat membunuh buaya-buaya raksasa itu dalam sekejap.

Rrrrrrr!!

Tiger menggeram ketika mahkluk berbulu itu menemukan sasaran. Seorang pria tengah bersembunyi di balik rimbunnya semak belukar.

"Sial! Kenapa tiba-tiba ada harimau," umpat pria dengan senjata yang berada dalam genggaman tangan kirinya. Sementara, tangan kanan memiliki luka yang terkoyak cukup lebar. Ia mencoba berlari dengan langkah yang terseok, karena amunisi dalam senjatanya tinggal satu.

Tiger mengejarnya, hingga tak ayal pria itu melepaskan tembakan dengan sisa pelurunya. Dorr!

Tiger melompat kesamping, mengelak dengan cepat lesatan dari peluru tersebut. Kemudian, kaki besar hewan itu bertumpu pada batang pohon hingga memantulkan tubuhnya ke depan.

Groaamm!

Tiger berhasil menerjang pria bertubuh tinggi besar dengan jubah serba hitam itu, hingga terjatuh dengan keras.

"Argggh!"

Tiger menggigit bahu kanan pria itu yang memang sudah terdapat luka tembak, hingga menciptakan koyakan yang lebih besar. Darah segar langsung mengalir melewati lengannya yang kekar dan berurat itu.

"Lepaskan aku kucing nakal, sialan!" umpat pria itu, berusaha mendorong Tiger dengan tangan kanannya. Entah karena ucapannya atau perbuatannya itu yang lantas membuat Tiger semakin marah. Harimau berbulu putih dengan belang keabuan itu, menggigit tangan kanan pria tersebut, hingga jari-jarinya patah.

Pria itu pun mengerang semakin keras. Mungkin ini arti kemarahan dari Tiger karena di bilang kucing. Padahal, sudah jelas jika dirinya adalah harimau langka.

Tiger menyeret tubuh pria yang sudah tak berdaya itu, membawanya ke hadapan Max.

Max tersenyum tipis, melihat Tiger datang dengan korban di mulutnya.

"Ternyata, dia anak angkat dari pria tua busuk itu rupanya. Oliver si tua bangka yang tak tau diri!" ujar Max.

Tiger melepaskan buruannya itu, membuat sang pria penyusup tergeletak dengan tubuh bersimbah darah.

"Apa begini caramu menghadapi musuh!Kau bahkan kalah cepat dari Tiger!" tegur Max, tepat di belakang tengkuk anak buah kepercayaannya itu. Hingga, Dave seketika itu juga merasakan gemetar di sekujur tubuhnya.

"Ma–maaf, Ketua," jawab Dave dengan suara dan tubuh yang bergetar. Pria ini tak takut apapun, akan tetapi jika berhadapan dengan pemimpin Black Hawk ini maka seluruh keberaniannya seakan tercabut hingga ke akarnya.

"Manusia brengsek! Kau bahkan menjadi pemimpin mafia karena kelicikan serta ketamakanmu!" teriak pria penyusup yang kedua tangannya sudah tak dapat di gerakkan lagi.

"Kurang ajar! Kau cari mati karena berani menyerang ku!"

Tanpa aba-aba, Dave menarik senjata apinya yang cukup besar itu dan ...

Dorr!

Kedua mata pria tersebut membesar, karena tak menduga jika timah panas tersebut memecahkan sebagian kepalanya. Tak ada lagi suara yang mampu keluar semarah apapun dia.

"Berani kau membunuh sampah itu di hadapanku. Berengsek!" seru Max dengan kilatan mata penuh amarah. Max, menendang Dave hingga sang anak buah tersungkur.

"Salah lagi, aku di matanya," batin Dave. Bukankah tadi ketuanya itu inginkan dirinya membunuh musuh yang merupakan anak angkat dari sang paman tak tau diri itu. Kini, dia pun marah ketika dirinya memutuskan untuk menuruti apa keinginan darinya.

Dave hanya bisa menunduk takut, ia tak mampu mengeluarkan sepatah katapun untuk membela diri. Lebih baik diam, daripada kepalanya terpisah dari badan. Menurutnya.

Tak lama kemudian para anak buahnya berhasil menangkap beberapa penyusup lainnya yang memang telah merencanakan penyerangan untuk menyabotase gudang bahan peledak. Untung saja rencana mereka belum matang. Sebagian besar bahan peledak ternyata berada di ruangan rahasia bawah tanah.

"SIAPA LAGI MEREKA!" kesal pemimpin mafia kejam dengan wajah bengis itu. Meskipun, dibalik wajah seram tersebut tersimpan cetakan mahakarya yang nyaris sempurna di sana.

"Siapa orang bodoh yang telah mengirim kalian ke tempatku? Katakan!" Terdengar Dave tengah menginterogasi pelaku penyerangan diam-diam di paviliun utara. Mereka tidak mungkin bergerak tanpa komando dan sokongan dari seseorang yang lebih kuat tentunya. Bahkan, letak mansion ini ketahuan juga. Sementara, Max sebagai pemimpin, terlihat terus melangkah tegap dan pasti. Dia menghampiri ruangan dimana Dave menyekap penyusup tersebut.

"Bunuh saja kami! Sebab kami tidak akan mengatakannya!" teriak salah satu dari penyusup itu.

"Mati itu terlalu enak bagi penyusup seperti kalian! Kalian nyatanya telah menyebabkan para pekerja serta beberapa anggota mati mendadak. Aku, akan membuat kalian terus memohon untuk mati!" bentak Max, hingga suaranya yang menggelegar itu sanggup membuat musuhnya gemetar.

"Baik. Ketua." Dave menundukkan kepalanya sesaat menyambut titah yang di bisikkan oleh Max.

Mereka anak buah Max, saat ini tengah memisahkan bom bunuh diri di tubuh masing-masing penyusup itu.

"Arrrgghh!"

Suara teriakan kesakitan pun menggema. Ketika, tim penjinak bom telah berhasil menonaktifkannya serta melepas material tersebut yang menyatu di dalam email gigi mereka. Karena itulah para penyusup, saat in tidak lagi memiliki gigi.

Satu hal yang tidak Max maupun anak buahnya duga sama sekali. Penyerangan tersebut bukan hanya sampai di situ.

Suara menggelegar kembali terdengar kali ini semakin dekat dengan mansion. Beranda dengan serangan bom sebelumnya yang cukup jauh di dalam hutan. Namun, kali ini bukan hanya lantai bergetar akan tetapi, alas yang di pijak oleh Max dan anak buahnya sudah terbelah. Sisi bangunan dimana terdapat pilar, retak.

Max, bahkan sempat terhuyung karena tubuhnya tak mampu seimbang ketika menerima getaran tersebut.

"Kurang ajar!" Max, menghentakkan kakinya dengan kedua tangan yang mengusap wajahnya kasar.

"Dave, cari tau siapa yang telah berani mengusik kediamanku dan berusaha menghancurkannya!" titah, Max.

Kemudian, Max berlari ke dalam mansion dan memasuki lift untuk menuju lantai atas. Max, sampai di depan kamarnya kemudian membuka pintu ruangan tersebut dengan kasar. Arumi yang sedang berlutut di atas sajadah pun, menoleh. Senyumnya terukir di balik wajahnya yang sembab. Dia berpikir, suaminya datang dengan tergesa-gesa lantaran menghawatirkan dirinya.

"Mas, kamu baik-baik saja?" tanya Arumi lembut seperti biasa.

"Bagaimana aku baik-baik saja ketika kediamanku di serang orang! Kembalikan cincin yang ku berikan sebagai mahar! Cepat!" sentak Max, seraya meminta dengan kasar.

"Mas, bilang akan menukarnya kan?"

Dengan geram, Max mengambil sebuah kotak yang berisikan beberapa batang emas murni dari dalam brangkasnya. Lalu menyerahkannya pada Arumi.

"Ini maharmu! Nilainya sama dengan harga cincin itu itu!" sergah Max.

Arumi, membuka kerudungnya lalu, mengambil cincin yang ia sematkan ke dalam kalung mas putih miliknya. Kemudian menyerahkannya pada, Max.

Max meraihnya dengan kasar seraya berkata. "Sejak cincin ini tidak berada bersamaku, beragam kesialan muncul."

"Mas, jangan menganggap benda sebagai jimat maupun benda keramat."

"Kau tau apa!" bentak Max, diiringi suara berdentum keras sekali. Hingga, atap di atas kepalanya runtuh.

"Mas!!"

1
Tika Rotika
aku suka cerita nya 🥰🥰🥰
Istri lipai:)
/Frown/
Ummu Faliha
Luar biasa
Vina Maudy
ada ga di dunia nyata yg tipe kayak gini ta rob....
Ari Randz
semoga mereka berdua juga mendapat hidayah seperti sang bos /Heart//Heart/
Ari Randz
gemessss dewe AQ Thor /Facepalm//Facepalm/
Ratna Wati
Jagan sekarang di asah max...tggu kering dlu,Bru bsa diasah .. sampai tajam....
Ari Randz
max darah tinggi Mulu /Grin//Grin/
Istri lipai:)
seru nih
Khusnul Khotimah
seru banget...
Shantyka Kusuma
ayo Thor cpt Adain audio nya please
Fauziah Yamien
/Good//Good/
Yuni Herwani
Luar biasa
Rahmaniar
seru cerita nya..bagus lagi
Rohma Wati Umam
Luar biasa
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍
Shyfa Andira Rahmi
masyaallah....
Shyfa Andira Rahmi
apa ini maksudnya thorrr....??
Shyfa Andira Rahmi
🤣🤣🤣🤣mantan mafia kena bentak....
Shyfa Andira Rahmi
haisss pasangan pengantin yg ANEHH🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!