Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Seperti perkataan keduanya kemarin, Meyra dan Sera pergi ke fakultas bisnis, fakultasnya Nathan. Sepanjang jalan menuju ke fakultas bisnis banyak yang menyapa keduanya. Walau baru di Princeton, tapi kedua gadis tersebut sudah memiliki banyak fans.
"Itu tuh yang rambutnya blonde. Tan skin kan ? Terus badannya juga keliatan macho banget." Meyra berbisik ke Sera, karena didepannya kini sudah ada Gale, Felix, dan juga Caden.
"Wah, lo bener Mey." bisik Sera dengan mata yang menatap Gale penuh binar.
"Halo" sapa Caden pada Meyra dan Sera. Meyra hanya mengangguk sembari tersenyum.
"Hai" Sera membalas sapaan Caden.
"By the way kenalan dong, kita belum tau nih nama kalian." ujar Felix yang diangguki Caden juga Gale.
"Gue Sera. Kalo ini Meyra, sahabat gue." tunjuk Sera pada dirinya sendiri, lalu menunjuk Sera.
"Kalo gue Felix. Ini disamping gue Gale, disamping Gale namanya Caden." jelasnya
"Salam kenal ya" seru Felix dan Caden bersamaan.
"Salam kenal juga" balas Meyra dan Sera berbarengan.
"Kalian gak ke kantin nih ?" tanya Caden
"Nggak"
"Iya"
Jawaban yang diberikan Meyra berbeda dengan Sera.
"Jadi yang bener mana ?" Felix bertanya pada keduanya.
"Aku nggak ke kantin, kamu aja Sera."
"Kenapa ?" tanya Gale
"Iya kenapa gak ke kantin Meyra ? Ayo kesana bareng kita." ajak Caden yang diangguki Felix.
"Please..." pinta Sera dengan raut muka memohon sangat.
"Huft" batin Meyra menghela nafas.
"Baiklah, ayo ke kantin." Meyra akhirnya menyetujui ajakan mereka. Dirinya tau pasti Sera sangat ingin pdkt dengan Gale.
"Yey, makasih Mey." Sera sontak memeluk Meyra erat. Caden tiba-tiba mendekat ke arah mereka berdua dengan merentangkan tangannya.
"Ngapain ?" seru Meyra dan Sera bersamaan sembari melepas pelukan keduanya.
"Mau ikut peluk juga hehehe" cengirnya
"Heh... Gak boleh ya." ucap Sera
Gale lantas menarik baju Caden dibagian belakang lehernya.
"Eh, eh, eh..." Caden berjalan mundur karena ditarik Gale.
"Dasar playboy" kata Felix
"Pantes" sahut Meyra
"Pantes kenapa ra ?" tanya Caden penasaran
"Keliatan dari muka kamu" sontak saja jawaban Meyra tersebut mengundang tawa dari Sera, Gale, dan Felix. Caden sendiri mendengus mendengarnya.
*
Kini ramai bisik-bisik saat para most wanted memasuki kantin bersama dua mahasiswi baru. Para fans Gale, Vardhan, Felix, dan Caden yang membahas ketampanan mereka. Ada juga yang bilang kalo Meyra dan Sera cocok jika menjadi pasangan dari salah satu ke empat cowok tersebut.
Posisi duduknya, Meyra berada di tengah Vardhan dan Caden. Sedangkan Sera berada di tengah Gale dan Felix. Untuk memesan makanan bagian Caden, dan Felix membantu untuk membawakan makanannya.
"Kalian pindahan darimana by the way ?" tanya Vardhan
"Dari Stanford" jawab Sera
"What, terus kenapa malah pindah ke Princeton ?" kini Caden yang bertanya.
"Tau tuh Meyra" seketika ke empatnya menatap Meyra menanti jawaban dari gadis itu.
"Ya gak apa-apa sih, pengen suasana baru aja." balasnya santai
Mereka berbincang-bincang dengan Sera yang terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Gale. Sedangkan Meyra sendiri sebenarnya merasa tidak nyaman berada di circle yang katanya most wanted tersebut.
Tiba-tiba saja datang tiga orang gadis ke arah mereka. Kedua gadis menyiram Meyra dan Sera dengan es jeruk. Mereka adalah Fiona dan Iris. Fiona tidak terima Sera duduk di sebelah Gale, begitu pula Iris tidak terima dengan Meyra yang duduk di sebelah Vardhan.
"What the fuck, apa-apaan sih ini ? Kenapa kalian nyiram es jeruk hah ?" geram Sera, membuat Fiona tersenyum mengejek.
"Makanya jadi cewek jangan kegatelan. Gak ada cewek yang boleh duduk sama Gale, Vardhan, Felix, Caden, kalo bukan kita." Iris dan Tiana mengangguk setuju.
"Lo siapa heh ngelarang-ngelarang Meyra sama Sera. Dasar nenek lampir." balas Caden
"Gak tau malu emang. Udah ditolak Gale, masih aja ngejar-ngejar. Sadar diri dong tante." kata Felix tak kalah pedasnya.
"Kalian diem, gak usah ikut campur." marah Fiona pada Caden dan Felix, tak terima dengan ucapan keduanya.
"Ayang Felix jangan ngomong kayak gitu dong ke Fio" ujar Tiana yang membuat Sera berlagak seolah mual mendengarnya.
"Ayang ayang pala lo peyang" Tiana mencebikkan bibirnya mendengar balasan pedas dari Felix.
Meyra mengambil minuman miliknya yang masih ada lalu menyiramnya balik pada Iris. Sera juga melakukan hal yang sama pada Fiona.
"Dasar bitch" Fiona ingin menampar Sera tapi dihalangi oleh Gale. Gale segera menangkap pergelangan tangan Fiona dan mencengkram nya erat. Fiona berusaha melepaskan cekalan tangan Gale yang membuatnya merasa sakit. Gale langsung menghempaskan cekalannya dengan kasar.
"Awh" erang Fiona kesakitan, sembari mengelus pergelangan tangannya yang kini memerah.
Iris mencoba menjambak rambut Meyra namun terhalang juga oleh Vardhan. Vardhan meraih tangan Iris lalu menghempaskannya.
"Pergi dari sini" suruh Gale pada Fiona, Iris, dan Tiana.
"Se.ka.rang." Gale kembali bersuara dengan menekankan kata-katanya karena tiga serangkai itu tidak kunjung pergi juga.
"Ayo cabut. Awas aja kalian berdua." ajak Fiona pada Iris dan Tiana, tak lupa memberikan ancamannya.
"Dih, dasar tante girang." Sera berkata dengan raut muka kesal.
"Emang kayak tante-tante sih hahaha" sahut Caden yang diangguki Felix dan Vardhan.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
"Loh, kalian kenapa disini, nggak ambil mobil di parkiran ?" tanya Caden
"Lagi nunggu taksi hehehe, soalnya ban mobil gue bocor." jawab Sera
"Bareng kita aja" tawar Felix pada Meyra dan Sera.
"Iya bareng kita aja, kita anterin pulang sampe rumah dengan selamat dan sentosa."
"Halah, dasar buaya. Omongannya manis banget." Felix menyahuti perkataan Caden barusan.
"Emang boleh ?" tanya Sera
"Boleh dong" Gale, Felix, dan Caden mengangguk mengiyakan ucapan Vardhan.
"Gue bareng lo dong Gale, gak apa-apa kan ?" Gale mengangguk menyetujui permintaan Sera.
"Makasih" Sera tersenyum senang.
"Meyra biar sama gue aja" Vardhan menawarkan diri untuk mengantar gadis imut itu pulang.
"Um, gak usah deh. Aku nunggu taksi aja." tolaknya
"Gak apa-apa Meyra, bareng gue aja ayo." ujar Vardhan meyakinkan Meyra agar mau diantar pulang olehnya.
"Iya ayo Mey" Sera mengiyakan perkataan Vardhan barusan.
Tiba-tiba muncul Nathan yang juga membawa motor. Tak membuang waktu, Meyra langsung saja meminta tumpangan pada Nathan.
"Athan... Aku bareng kamu ya." pintanya
"Gak, Nathan pulang sama aku." lagi-lagi kedatangan tamu tak diundang. Siapa lagi kalo bukan Fiona.
"Athan... Please." Meyra memohon dengan sangat. Ia juga mengeluarkan puppy eyes andalannya. Membuat beberapa orang disekitarnya gemas.
"Ya udah ayo naik"
"Makasih Athan" dalam hati, Meyra berteriak kesenangan.
Dilain sisi ada beberapa cowok yang menatap kesal karena Meyra lebih memilih pulang dengan Nathan.
"Nath, kok kamu gitu si."
"Udah, aku bareng Nathan ya. Kalian duluan aja."
"Ya udah deh kalo gitu. Nathan, gue titip sahabat gue ya. Hati-hati bawa motornya." pinta Sera yang diangguki Nathan.
"Iya pasti"
"Ih... Awas aja lo bitch." Fiona menghentakkan kakinya kesal karena tidak ada yang menggubrisnya.