Eca Permatasari janda ditinggal mati yang harus berjuang untuk meneruskan hidup tanpa suami tercinta.
Dikenalkan dengan Eldhin, pria muda yang mengalami nasib serupa ditinggal pasangan nya.
Namun Eldhin ditinggal karena kekasih nya menikah, membuat sifatnya menjadi dingin karena frustasi yang dia rasakan.
Disaat Eca sudah mencintai Eldhin, ada sebuah kejutan besar yang terjadi di kehidupan pernikahan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Kencan.
Siang itu, Eldhin bersama Eca sudah berada di lobby bioskop, hari ini mereka akan menonton bioskop sekedar mengisi waktu weekend nya.
Tiket juga sudah dipegang masing-masing, film yang akan ditonton pun bergenre romantis, Eca memilih film itu karena ingin mengajarkan apa artinya romantis kepada Eldhin. Yang Eca pikirkan adalah Eldhin selalu bersikap dingin dan tak pernah romantis sama sekali.
"Nonton ginian buat apa?" Tanya Eldhin dengan tatapan ke arah tiket bioskop, sampai dia membolak-balik tiket itu.
"Ngajarin si kulkas berjalan jadi bucin" Jawab Eca sambil terkekeh.
Eldhin mendongak kepala sambil menaikan satu alis, itu hanya singkat, dia kembali menatap tiket itu yang penuh dengan rasa penasaran.
Saat pintu bioskop telah terbuka dan lampu telah dimatikan, Eca dan Eldhin duduk di kursi sweet box, mereka dengan tenang melihat film London Love Story.
Sepanjang film itu berlangsung, Eca terus berada di samping tubuh Eldhin, memeluknya lengan nya penuh keharuan, Tatapan Eldhin fokus ke layar kaca, entah suka atau tidak nya yang penting wajah nya itu sangat datar dan terpaksa.
"Bagus kan film nya, aku sampe mewek tau lihat nya" Kata Eca dengan nada manja, kepala nya terus menyender di pundak Eldhin. Eldhin menoleh singkat ke arah Eca, sebelum akhirnya dia kembali menatap layar kaca bioskop. Hening, tanpa ada jawaban dan reaksi berlebihan dari Eldhin selain datar dan terpaksa. Siklus itu berlangsung selama film romance itu di putar sampai lampu ruangan bioskop telah di nyalakan kembali.
"Sedih banget..." Kata Eca, ia sekarang sudah berani merangkul lengan Eldhin, tubuhnya nempel terus seperti perangko. Wajah Eldhin hampir saja melukis senyuman tapi dia tahan, dia fokus berjalan menatap ke depan, kini giliran Eldhin mengajak Eca untuk pergi ke restoran ramen.
Sampai di sana, Eca yang sangat-sangat tidak suka dengan bau ramen memprotes keras ajakan Eldhin. "Ke restoran lain aja yuk" Kata Eca menolak halus.
"Aku suka ini" Jawab Eldhin dengan tatapan datar.
"Ih aku gak suka" Kata Eca sambil menutup hidung dan tahan napas.
Eldhin tidak mendengarkan jawaban dari Eca, dia tetap kekeh masuk ke dalam restoran itu.
"Din ayolah ke resto lain aja ih" Kata Eca terus merayu Eldhin. "Ngapain sih kesini, aku tuh gak suka sama makanan ini" Sambungnya.
"Kamu juga yang tadi ngapain bawa aku nonton film bucin-bucinan begitu?" Kata Eldhin.
"Ya, kalau itu tujuan aku sih buat kamu sedikit romantis ke aku" Kata Eca.
"Emang kita pacaran?" Kata Eldhin dengan tatapan dingin.
"Ih sumpah kok kamu jadi ngeselin gini sih? Tau ah" Kata Eca sambil mengerucut bibir.
Eldhin menarik nafas panjang, balik badan untuk berpindah lokasi makan di gerai KFC.
Sampai di sana, Eca langsung menaikan dua sudut bibir nya, namun Eldhin tetap dengan stay cool nya, yang datar tanpa reaksi lebih.
Mereka makan dengan sangat menikmati, tak banyak obrolan dari mereka.
Tiba-tiba ada Nafa yang kebetulan datang bersama teman-teman nya yang bermana Cintya dan Ana.
Awalnya Nafa tidak tahu kalau ada Eldhin, berkat tepukan pundak dari Ana yang melihat keberadaan Eldhin, ia langsung merasakan aura kecemburuan.
"Loh kamu sudah punya pacar baru?" Kata Nafa dengan nada tinggi.
Eldhin dan Eca kompak mendongak kepala, Mereka juga kompak menaikkan satu alis. Dalam hati Eca berkata "Siapa nih cewek?"
Eldhin hanya menatap sejenak, sebelum akhirnya dia kembali menikmati sepotong daging ayam krispi yang begitu renyah dan enak.
"Ternyata alasan putus kaya gini, kamu lebih milih orang miskin dari pada anak orang kaya, selera kamu aneh ya Din" Kata Nafa.
Eca terkena distraksi dari Nafa, hampir saja dia menggebrak meja karena tidak terima, namun ditahan lengan nya oleh Eldhin.
Eldhin menggeleng kepala memberi kode kepada Eca untuk tidak menanggapi nya.
"Sumpah hoki banget tuh cewek bisa dapatin Eldhin" Timpal Ana dengan suara tertahan, namun di dengar sangat baik oleh Eca dan Nafa.
"Hoki?... Hah" Jawab Eca yang tersentak, begitu juga dengan Nafa yang ada di samping nya. "Kamu tuh ya Na, seneng banget kalau saya putus dari Eldhin... Heran" Protes Nafa tidak terima.
"Ya wajar lah, kan aku fans berat dia" Jawab Ana sambil memutar kepala malas.
Eldhin yang dari tadi nama nya disebut, pandangan dia hanya terpaku pada makanan di piring, menurut Eldhin kaum-kaum hawa di sekitar nya sangat berisik. Ingin sekali Eldhin pergi dari sisi mereka, tapi ia sadar setelah matanya melihat makanan Eca masih sisa setengah, jadi dia memutuskan untuk diam dan mendengar burung beo yang lagi beradu mulut.
"Dengar ya cewek miskin, saya gak rela kalau Eldhin bersama dengan cewek miskin kaya kamu, kamu mau nyuri harta Eldhin kan!" Kata Nafa. Eldhin yang dari tadi asik makan, akhir nya mendongak kepala setelah Nafa bilang itu. Raut wajah nya yang biasa datar, berubah menjadi dingin yang tak terkontrol.
"Bawa minum kamu" Kata Eldhin menatap ke Eca, tangan nya pun memegang pergelangan tangan Eca, karena mereka sendiri akan pergi dari sisi Nafa yang sudah mengganggu ketenangan nya. Eca menuruti keinginan Eldhin, dia mengambil dan pergi jauh dari Nafa dan kedua teman-teman nya.
Sampainya di parkiran.
"Masuk" Titah Eldhin menyuruh Eca untuk masuk kedalam mobil. Eca kembali menuruti, kali ini dia benar-benar takut dengan ekspresi wajah Eldhin yang sedang memerah.
"Kamu gak terima saya dikatain miskin?" Kata Eca dengan kerutan kening.
"Ya" Jawab singkat Eldhin.
"Loh, tapi kenapa kamu gak labrak balik aja tuh cewek kalau gak terima?" Kata Eca.
Sambil menjalankan mobil untuk keluar dari mall, Eldhin menjawab "Gak minat ribut-ribut gak jelas" Katanya dengan aura dingin.
"Dingin banget sih sifat kamu" Kata Eca.
Eldhin tidak merespon lagi ucapan dari Eca, yang dia fokuskan adalah menyetir mobil untuk kembali ke rumah Eca. Hanya butuh waktu setengah jam mereka sampai. Eca masuk dan merebahkan diri di atas sofa empuk, sedangkan Eldhin menyalami tangan Bu Idah dengan sopan.
"Eca kamu beri contoh yang baik lah untuk Eldhin, malah kamu nunjukin sifat buruk kamu ke Eldhin, ngaco kamu nih" Protes Bu idah dengan suara serak nya.
"Lagi capek hati nek" Kata Eca mengeluh dan bangkit dari sofa untuk menyalimi tangan nenek nya.
"Loh kenapa, kalian sedang berantem?" Kata Bu Idah yang mulai merasakan kepanikan.
"Enggak kok nek, cuma gimana ya... Eca masih belum bisa mencairkan hati cowok pilihan nenek, yang ada mantan-mantan nya ngamuk semua ke Eca" Keluhnya. Dan Eldhin menoleh tipis dengan alis terangkat satu.
"Pelan-pelan aja nanti kalian juga saling mencintai" Kata Bu Idah memberi semangat, hanya saja Eldhin sekarang tiba-tiba menghela nafas panjang.
Dipikiran Eldhin, kalau Eca banyak kemiripan dengan Aulia, tapi Eca belum sepenuhnya sempurna dengan apa yang di inginkan pria itu.
Cinta bertepuk sebelah tangan
Disaat Eca telah menganggap Eldhin sebagai pengganti suami nya, disana Eldhin menganggap Eca sebagai bahan eksperimen untuk memuaskan hatinya.