Kembalinya Gadis Cupu

Kiara menunggu kepulangan Kinara dari sekolah dengan gelisah, di satu sisi dia tidak berani mengatakan jika dirinya akan pergi dari kediaman Wijaya. Karena dia merasa tidak tega terhadap anak itu, Kiara sudah mulai menyayangi Kinara.

Namun, di sisi yang lainnya Kinara juga tidak bisa jika harus tetap tinggal di sana, karena masih ada misi yang harus dia selesaikan. Masih ada impian yang harus dia gapai, masih ada kehidupan yang ingin dia lanjutkan.

"Semoga saja Kinara mengerti dan mengizinkan aku untuk berhenti bekerja," ujar Kiara.

Pukul sebelas siang Kinara sudah pulang dari sekolahnya, sengaja Kiara tidak menjemput Kinara karena takut sedih. Kinara hanya dijemput oleh sopir saja.

Saat Kinara pulang, tentunya dia merasa begitu senang karena Kiara masih berada di sana. Kinara berpikir jika pengasuhnya itu tidak jadi pergi, tetapi akan menjadi ibunya. Sesuai dengan permintaannya terhadap sang ayah.

"Tante!" teriak Kinara seraya berlari dan menghambur ke dalam pelukan Kiara.

Kiara langsung memeluk anak itu dan mengecup keningnya, sayang sekali Kiara terhadap anak itu. Sayangnya tekadnya sudah bulat untuk tidak menjadi pengasuh lagi, tekadnya sudah bulat untuk melanjutkan hidupnya kembali.

"Kia sangat senang karena ternyata Tante enggak pergi, Tante nggak pergi karena mau jadi ibunya Kia, kan?" tanya Kinara dengan binar bahagia di matanya.

Kiara menurunkan Kinara ke atas sofa, lalu Kiara ikut duduk bersama dengan gadis kecil itu. Dia usap puncak kepala Kinara lalu dia berkata.

"Maaf, Sayang. Tapi Tante harus pergi, Tante ngga bisa jadi ibu kamu. Tante harus melanjutkan kehidupan Tante sendiri," ujar Kiara.

Kinara langsung sedih mendengar apa yang dikatakan oleh Kiara, dia bahkan langsung menunduk lesu karena harus kehilangan pengasuh sekaligus sosok ibu yang dia idam-idamkan.

"Maaf, Sayang. Tapi, Tante janji akan sering mengunjungi kamu. Kita bisa jadi friend, kan?" tanya Kiara.

"No! Aku tidak mau menjadi teman Tante, aku maunya Tante jadi ibu aku." Kinara mulai menangis karena sedih.

"Maaf, Sayang. Tante ngga bisa, Tante pamit ya. Jangan nakal, nanti daddy akan membawakan pengasuh yang baru untuk kamu. Tante pamit," ujar Kiara dengan berat hati.

"Pergilah, Tante. Kia tahu, jika selama ini memang tidak ada yang sayang sama Kia," ujar Kianra.

Setelah mengatakan hal itu, Kinara langsung menghempaskan tubuh mungilnya ke atas tempat tidur. Lalu, dia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Anak itu menangis dalam diam, Kiara tahu jika anak itu menangis. Kiara juga merasakan kesedihan melihat akan hal itu, tetapi dia tidak bisa tetap tinggal di sana.

"Tante pergi," ujar Kiara.

Setelah itu, Kiara langsung pergi dari kediaman Wijaya. Tentunya dia langsung pulang ke kediaman sederhana peninggalan dari kedua orang tuanya, karena memang Kiara belum sempat membeli apartemen seperti yang dia inginkan.

Selepas kepergian dari Kiara, Kinara langsung mengunci pintu kamarnya. Anak itu tidak keluar sama sekali dari dalam kamarnya, di saat pelayan ingin mengantarkan makanan pun, Kinara tidak membukakan pintu.

Anak itu melakukan mogok makan, pelayan yang ada di kediaman Wijaya sampai merasa khawatir dibuatnya. Terlebih lagi ketika mereka berusaha untuk menghubungi Keanu tetapi tidak bisa, para pelayan yang ada di sana benar-benar begitu khawatir.

Keanu memang sedang berada di puncak kejayaan, pria itu kini sedang banyak pekerjaan. Bahkan, sampai malam menjelang, Keanu masih berada di luar kota, pria itu yang baru tersadar karena seharian tidak menghubungi Kinara, dengan cepat mengambil ponselnya.

"Ya Tuhan! Kenapa begitu banyak panggilan tidak terjawab dari pelayan?" tanya Keanu.

Karena merasa begitu khawatir, dengan cepat Keanu menghubungi pelayan yang ada di kediaman Wijaya.

"Ada apa, Bi? Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Kia?" tanya Keanu dengan begitu khawatir.

"Anu, Tuan. Dari siang nona Kia tidak mau keluar dari dalam kamar, pintunya juga dikunci dari dalam. Saya sudah berusaha dengan kunci cadangan, tetapi tidak bisa," adu pelayan.

"Ya Tuhan! Kenapa bisa seperti itu?" tanya Keanu.

"Sepertinya nona Kinara merasa kecewa karena nona Kiara sudah pergi," ujar Bibi.

Keanu benar-benar merasa khawatir dibuatnya, karena dia masih membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai ke kediaman Wijaya.

"Dobrak pintunya, aku tidak mau sampai terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan terhadap putriku."

''Baik, Tuan," jawab Bibi.

Keanu benar-benar merasa gelisah, dia takut putrinya akan kenapa-kenapa. Keanu bahkan meminta sopir untuk melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena dia ingin cepat sampai di kediaman Wijaya.

Setengah jam kemudian, Keanu mendapatkan pesan chat dari bibi. Tentunya pesan itu membuat hati Keanu mencelos, karena bibi mengirimkan pesan berupa video Kinara yang tengah dilarikan ke rumah sakit.

"Ada apa dengan Kia?" tanya Keanu.

"Nona Kia demam tinggi, kami akan membawanya ke rumah sakit. Tolong Tuan langsung menyusul saja," jawab Bibi.

Oh Tuhan! Jantung Keanu rasanya seakan hendak copot saat mendengar jawaban bibi, putri tercintanya kini harus dilarikan ke rumah sakit. Rasanya sangat sedih sekali.

Trauma saat melihat istrinya meninggal di rumah sakit saja belum hilang, kini dia harus pergi ke rumah sakit untuk menemui putrinya yang sedang sakit. Rasanya Keanu harus benar-benar menguatkan dirinya.

Beberapa saat kemudian.

"Bagaimana keadaan putriku?" tanya Keanu ketika dia tiba di rumah sakit.

"Masih panas, dia juga mengigau terus," jawab suster yang sedang memberikan obat lewat selang infus.

Keanu mendekati putrinya, lalu dia menunduk dan mengecup kening putrinya dengan penuh kasih. Keanu langsung menangis, dia begitu sedih melihat kondisi kesehatan putrinya.

Satu hal yang membuat Keanu semakin merasakan kesedihan yang luar biasa, Kinara terus saja memanggil nama Kiara.

"Tante Kiara, jangan tinggalkan Kia. Kia sayang, Tante. Jadi ibu Kia aja, Kia sedih ngga punya ibu."

Mata anak itu memang terpejam, tetapi air matanya terus saja mengalir. Bibirnya tiada hentinya memanggil nama Kiara, tentu saja hal itu membuat Keanu benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa menahan Kiara.

"Aku harus menghubungi Kiara," ujar Keanu seraya mengambil ponselnya.

Dia mencoba mencari nomor ponsel milik mantan pengasuhnya itu, sayangnya dia tidak menemukan nama Kiara di sana.

"Sial! Aku tidak pernah meminta nomor ponselnya," ujar Keanu dengan kesal.

Keanu mencoba untuk memutarkan otaknya, dia berpikir dengan begitu keras Ke mana harus mencari Kiara. Tidak lama kemudian, dia teringat akan ibu-ibu yang katanya berasal dari tempat dia tinggal.

"Ah! Aku bisa mencari alamat Kiara dari data ibu-ibu itu," ujar Keanu.

Keanu menitipkan putrinya kepada suster jaga, setelah itu dia pergi ke perusahaannya untuk mencari data ibu-ibu yang dibawa oleh Kiara.

Walaupun hari sudah larut dia tidak peduli, karena yang terpenting saat ini dia segera menemukan alamat Kiara. Dia ingin mengajak wanita itu untuk menemui putrinya yang sedang sakit, sungguh dia tidak tega melihat putrinya dengan wajah yang pucat dan terus saja memanggil nama Kiara.

''Akhirnya!" pekik Keanu ketika mengetahui di mana alamat Kiara.

Keanu dengan cepat melajukan mobilnya menuju pinggiran kota, walaupun dia tidak mengetahui alamat pasti Kiara, tetapi tetap saja dia begitu bersemangat untuk mencari alamat wanita itu.

"Aku harus bertanya kepada siapa?" tanya Keanu ketika sudah memarkirkan mobilnya di tempat Kiara tinggal.

Keanu mengedarkan pandangannya, dia berusaha mencari rumah Kiara sesuai dengan instingnya. Tidak lama kemudian, dia menemukan rumah sederhana yang semua lampunya nampak menyala.

Pria itu memberanikan diri untuk mendekat ke arah rumah itu, dia mencoba mengetuk pintu walaupun dengan perasaan tidak enak hati.

"Siapa sih malam-malam seperti ini malah bertamu?" ujar Kiara seraya membuka pintunya.

Ya, Kiara tidak bisa tidur karena masih kepikiran tentang Kiara. Dia malah asik melamun seraya menatap layar ponselnya.

"Tuan! Untuk apa anda ke mari?" tanya Kiara yang melihat kedatangan Keanu dengan wajah lusuhnya.

"Kia sakit, dia terus memanggil nama kamu." Keanu yang begitu bahagia telah menemukan Kiara langsung menarik tangan wanita itu untuk segera pergi dari sana.

"Tunggu sebentar, aku tidak bisa ikut." Kiara menghentikan langkahnya.

"Putriku sekarang demam tinggi, dia berada di rumah sakit. Dia terus saja mengigau memanggil nama kamu, apa kamu tega terhadap putriku?" tanya Keanu.