Bersamamu Aku Bahagia

"Sayang, Kakak boleh bilang sesuatu ngak?" tanya Rangga dengan hati hati.

"Apa itu? bilang aja, aku ingin tau" ujar Rania.

"Sebenarnya laki laki yang mendekati kamu itu abang kandung kakak" ujar Rangga menunduk.

"Haaa......." Rania tercengang mendengar ucapan Rangga, dia tidak percaya, suaminya adalah anak dari orang terpandang, selama ini Rania tidak pernah mencari tau dan tidak mau tau dari mana asal usul sang suami, yang dia tau suaminya tidak pernah di anggap oleh keluarganya karena dia tidak sepintar saudara saudaranya, selebihnya Rania tidak ingin tau, itu sama saja membuka luka lama sang suami, namun nyatanya suaminya, adalah anak terbuang dari keluarga kaya raya dan terpandang.

Rangga memandang Rania dengan rasa takut, dia takut akan membencinya, dan takut klau Rania ikutan menghina dirinya, entahlah, hati Rangga di buat kacau, melihat wajah sang istri.

Hahahahha..... hiks.... hiks....

Rania terawa sekaligus menangis, hatinya perih melihat sang suami, keluarganya hidup makmur di luar sana, dengan bergelimang harta, apa pun bisa beli dalam sekejam mata, sementara Rangga sang suami. Dari SMA harus banting tulang menbiayai hidupnya, bahkan pernah sakit berminggu minggu karena kelelahan tidak ada yang mengurusnya, Rania lah yang setia merawat sang suami, sampai dia kembali sehat.

"Apa salah kakak, kakak ngak cacat, wajah fisik kakak sempurna, agama kakak taat, tapi kenapa mereka tega membuang kakak, karena kakak tidak pintar di bidang akademi mereka malu! apa mereka tidak melihat ke ahlian kakak yang lainnya, apa mereka tidak melihat karya karya kakak, kasihan sekali suamiku, baiklah aku akan mulai permainannya, akan ku buat mereka menatap kakak, anak yang tidak pernah dia akui ini akan kua buat mereka tunduk di hadapan kakak, mereka mengincarku karena aku orang jenius bukan, akan ku tujukan siapa aku" ujar Rania menggebu gebu, entah apa yang sudah di fikirkan di otak pintarnya itu, membuat hati Rangga kebat kebit melihat seringai jahat di bibir sang istri.

"Sayang, jangan pernah melakukan apa pun, biarkan saja mereka membuang kakak, kakak tidak perduli, asal ada kamu di sisi kakak, itu sudah cukup, jangan berusaha balas dendam, itu akan menghancurkan kamu nantinya?!" ujar Rangga yang tidak ingin sang istri bertindak di luar nalar.

"Lalu gimana dong, mau balas mereka semua? aku ngak terima loh, suamiku di perlakukan seperti ini," ujar Rania cemberut, niatnya malah di bantah keras sang suami, dia pun takut, suami tidak mengizinkan dia balas dendam.

"Biarkan saja mereka melakukan apapun, yang penting kamu jauh jauh dari mereka, kakak ngak mau dia semakin mengejar kamu sayang, kakak takut ke hilangkan kamu" ujar Rangga memeluk sang istri.

"Baiklah, tapi kakak mau terima saran aku!" ujar Rania.

"Apa?" tanya Rangga.

"Kakak harus buka bengkel kakak sendiri, dan perlihatkan sama mereka tanpa mereka kakak bisa maju, buat lah studio tempat kakak melukis, nanti bikin pameran tunggal atas karya kakak sendiri, buat mereka meratap karena telah membuang berlian ini" ujar Rania.

Rangga tersenyum kaku mendengar ucapan sang istri, bukan dia tidak mampu untuk bekerja sendiri, namun dia butuh modal besar untuk membuka bengkel, memang dia punya tabungan tapi tabungannya belum lah banyak.

"Kaka rasa kakak mampu membuka bengkel, tapi. Membuka dari nol sebuah bengkel tidak lah mudah sayang, butuh modal besar untuk semuanya, belum lagi peralatannya mahal mahal, di bengkel bang Gilang saja kakak masih kekurangan alat" ujar Rangga.

Rania tersenyum mendengar penuturan sang suami.

"Kita minta saran dari Bu Ruly, dan keluarganya, aku kan punya banyak harta" kekeh Rania.

"Sombong" ujar Rangga ikut terkekeh.

"Gimana? kakak mau ngak!" ujar Rania.

"Baiklah, kakak setuju, dari pada kamu melakukan hal aneh aneh, dan membuat hubungan kita jadi taruhannya, dan kakak tidak rela istri kakak berdekatan dengan laki laki itu" ujar Rangga sedikit ketus.

Cup....

"Jangan ngambek. istri cantik mu ini, tidak akan kemana mana, dia akan selalu ada bersamamu, mau kaya atau miskin, mau sehat atau sakit, susah atau pun senang, punya anak atau pun tidak, dia akan selalu mendampingin mu, asal jangan ada orang ketiga, dan kakak tidak pernah berbohong padaku, aku akan setia di samping kakak" ujar Rania tersenyum manis di hadapan sang suami.

Hap....

Rangga langsung memeluk erat tumbuh sang istri, dia sangat terharu dengan wanita tercintanya ini. seandainya bukan Rania istrinya, bisa saja wanita itu berpaling dari dirinya yang tidak punya apa apa, ketika ada laki laki kaya raya mendekatinya, dan sanggup memberikan semua kemewahan kepada nya, mungkin wanita itu tidak akan berfikir dua kali untuk meninggalkan Rangga, beruntungnya istri Rangga itu adalah Rania, cintanya yang sederhana, tidak silau dengan harta.

Bersambung....