Terjerat Gairah Sang Pembantu

•Perusahaan Parker Grub

Lucas menghela napas lega karna sudah menyelesaikan semua dokumen yang harus diperiksa. Pandangan mata Lucas menuju kearah Galih yang tengah menata berkas-berkas penting. 

“Kapan pertunanganmu dengan Fani, Galih?” tanya Lucas sembari bangkit dari duduknya. 

Terlihat Galih yang sedang sibuk langsung melihat ke arah Lucas, ia tersenyum karena pertanyaan dari Tuan mudanya.

“Rencana bulan depan, Tuan. Aku sudah tidak sabar sebenarnya,” Jawaban Galih membuat Lucas tersenyum sangat tipis. 

Tiba-tiba saja Lucas menjadi teringat dengan masa-masa saat dulu mau menikahi Zoya. Dimana ia menunggu waktu pagi saja terasa lama sekali, disaat cinta yang dihati Lucas masih ada Zoya sepenuhnya. Sekarang semua rasa itu seakan hilang, ketertarikan itu perlahan menghilang karna ada Cani yang datang dengan seribu godaannya. 

Mengingat Cani membuat Lucas menjadi teringat dengan rencananya. 

“Galih..”

“Iya ada apa, Tuan?” 

Lucas berjalan mendekati Galih yang sudah bekerja dengannya lebih dari 5 tahun itu. Segala rahasia dan apa yang Lucas rasakan selalu Galih sebagai orang kedua yang tahu. 

“Segera jemput Cani di Mansion, usahakan jangan sampai Zoya tahu.” Perintah Lucas membuat Galih bingung tentunya. 

“Kalau tidak salah Cani itu pembantu cantik keponakan Bi Vira ya, Tuan?” tanya Galih disertai tatapan penuh curiga kepada Lucas. 

Lucas menjawab dengan anggukan kepala saja. “Mengapa aku harus menjemputnya..” Belum Lucas menjawab pertanyaan Galih, pria itu sudah menemukan jawabannya. 

“Pantas Tuan terlihat lebih segar dan selalu saja tersenyum, tertarik sama yang lebih muda ternyata..” Galih terkekeh saja melihat ekspresi Lucas yang terus tersenyum. 

Galih sangat tahu seperti apa rumah tangga Lucas dengan Zoya, apa masalah terbesar dalam rumah tangga mereka. Lucas selalu menceritakan semuanya, tiada henti Galih menyarankan agar Lucas tetap sabar hingga bertahan sampai sekarang. 

“Baiklah, Tuan..” Galih tidak akan ikut campur lebih dalam, ia tidak berhak untuk melakukan itu. 

“Antar dia ke Hotel X, aku tunggu nanti..” Ucap Lucas sembari menepuk pundak Galih agar bersemangat, lalu pria itu kembali melanjutkan pekerjaannya. 

Disaat itulah Galih tersenyum melihat Lucas yang tiada henti tersipu, benar-benar versi berbeda dari Lucas yang biasa ia kenal. 

“Kelihatannya Nona ini sangat pandai membuat Tuan senang ya?” tanya Galih dengan gurauan. 

“Jangan membuatku marah, Galih. Kau ingin aku memotong gajimu bulan ini?” tanya Lucas dengan sedikit ancaman. 

Yang mana berhasil membuat Galih terbungkam, ia menahan tawa saja sambil terus menggoda sang Tuan yang seakan abg yang jatuh cinta. 

“Daun muda.. Hihi, apa nggak happy ya dapat yang segar,” Ejek Galih lagi. 

“Kau..!” Lucas ingin melempar Galih dengan asbak rokok tapi malah sialnya pria itu sudah kabur. “Awas saja kau!” Lucas jadi kesal karna Galih selalu saja membuatnya marah. 

Tiba-tiba saja pintu ruangan Lucas terbuka, Lucas kira kalau itu Galih ternyata tidak. Terlihat sosok Zoya yang berdiri diambang pintu dengan tangan berkacak pinggang. 

“Mas..” Zoya masuk terlebih dahulu tanpa menunggu perintah dari Lucas. 

Karena menurut Zoya Kantor ini adalah milik sang suami, ia bebas mau melakukan apapun tanpa harus ada yang melarang. Karna Zoya tidak pernah bisa diperintah oleh orang, tidak ada yang berhak melakukan semua itu sekalipun Lucas. 

“Kau tidak bekerja?” tanya Lucas, ia melihat Zoya yang duduk dibangku berhadapan dengannya. 

Terlihat Zoya yang kesal. “Tidak, aku lagi nggak mood..” jawab Zoya cepat, ia memainkan asbak rokok di meja kerja Lucas. 

Zoya bingung karna Lucas terlihat santai saja tidak penasaran kenapa tiba-tiba saja ia tidak mood. “Mas nggak nanya kenapa aku nggak mood?”

“Untuk apa, toh juga bentar lagi kau akan pergi ke pemotretan. Biasanya kau selalu begitu,” Jawaban Lucas membuat Zoya berdecak sebal saja. 

Mata Zoya mengelilingi ruangan sang suami yang sebenarnya banyak foto pernikahan mereka terpajang. Ntah kenapa mengingatkan Zoya akan Saka, ia teringat dengan pria itu yang telah ia tolak mentah-mentah tadi. 

“Mas, siang nanti kita makan bersama ya..” Ajakan Zoya membuat Lucas teringat dengan janjinya dengan Cani, yang mana ia telah berjanji akan membawa Cani untuk bertemu di Hotel X. 

“Siang nanti?”

“Iya, Mas. Setelah itu kita ke Mansion Mama, beliau mengadakan acara ulang tahun.” jelas Zoya yang mana membuat Lucas berdecak sebal didalam hati. 

Kenapa semua menjadi tabrakan seperti ini, Lucas terlanjur janji dengan Cani. Kalau sempat mengakhiri semua janji ini maka Cani pasti akan marah. 

“Sepertinya kalau siang nanti kita tidak bisa makan bersama, Zoya. Karna aku ada meeting penting,” ujar Lucas tanpa merasa bersalah sama sekali. 

Terlihat ekspresi Zoya yang kecewa, Lucas selalu saja seperti itu kalau diajak dinner. Banyak sekali alasan pekerjaan yang katanya menumpuk, sangat berbeda dengan Saka yang selalu mempertaruhkan semuanya hanya untuk Zoya seorang. 

“Yaudah kalau nggak bisa, tapi Mas harus datang malam ini. Kita bertemu di Mansion Mama,” kata Zoya yang mengalah saja. 

Lucas mengangguk mantap, merasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi maka langsung saja Zoya pamit pergi. Melihat Lucas yang sibuk hanya membuat Zoya sakit kepala saja, jadi ia lebih memilih mencari sesuatu hal yang menarik. 

Tapi Zoya sangat ingin buang air kecil, ia pergi menuju toilet umum karna sudah tidak tahan kalau harus menuju ke ruangan sang suami yang ada di lantai atas. Zoya masuk kedalam toilet tanpa memikirkan apapun kecuali segera membuang hajatnya. 

Tapi, disaat Zoya ingin menutup pintu tiba-tiba saja pria dengan memakai masker masuk begitu saja kedalam toilet. Mengunci pintu lalu membuka masker yang ia pakai, disaat itulah Zoya terkejut setengah mati. 

“Saka? Kau mau apa?” tanya Zoya dengan keterkejutannya. 

Sumpah Zoya tidak menyangka kalau Saka akan senekad ini, bisa-bisanya menemui Zoya ditempat dimana Lucas berada. 

“Kau ingin berpisah bukan dari ku?” tanya Saka, ntah mengapa Zoya menjadi ragu untuk mengatakan iya. 

“Jawab, Zoya!” Sedikit menekan Zoya agar segera menjawab semua pertanyaannya. 

“Iya, Puas! Aku tidak mau bersama denganmu lagi, semua sudah berakhir Saka!” jawab Zoya dengan penuh penekanan kepada Saka yang terus menatapnya.