Menantu Yang Tidak Diinginkan

Dara tersenyum melihat Nita tak jadi bekerja, dan Surya juga membelanya.

Dara menghabiskan sarapannya langsung pergi begitu saja, sedangkan Nita sudah tertunduk lemas karna ia gagal bekerja hari ini.

Nita berjalan tak semangat bahkan ia berjalan lunglai masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian untuk membereskan bekas sarapannya karna Dara sudah tak akan mungkin membereskannya.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, Nita mengabari Wiwik karna tidak jadi bekerja dan menceritakan alasannya. Tentu saja Wiwik terkejut dengan alasan Nita, bahkan Wiwik sampai ngomel-ngomel karna alasan yang menurutnya sangat menjengkelkan itu.

“Bisa-bisanya ibu mertua kamu berpikir seperti itu, apa dia kira kamu selingkuh dengan pak Hengki sampai seperti itu. Kalau aku jadi kamu sudah aku lawan biar sekalian ribut” Wiwik yang terus nyerocos tanpa memberi jeda Nita untuk berbicara

Tanpa Wiwik sadari Hengki yang kebetulan lewat tak sengaja mendengar pembicaraan Wiwik di telepon. Sebelumnya, Hengki tidak tahu kalau Nita akan bekerja lagi di perusahaannya tapi dari omongan Wiwik yang mengatakan kalau Nita yang akan bekerja namun dilarang oleh ibu mertuanya membuat Hengki penasaran dan akhirnya menyamperi Wiwik untuk menanyakan kejelasannya.

Setelah memutuskan sambungan teleponnya dengan Nita, Wiwik melanjutkan pekerjaannya namun ia kaget karna Hengki sudah berada di depannya. Wiwik melihat Hengki dan bertanya padanya.

“Pak Hengki, ada apa ya pak?” tanya Wiwik

“Kamu barusan teleponan dengan Nita?” Hengki bertanya balik

Wiwik mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Hengki.

“Apa dia akan bekerja lagi?” tanya Hengki lagi

“Kemarin bilang iya pak, tapi tadi bilang katanya ibu mertuanya tidak mengizinkan kalau Nota bekerja lagi” jawab Wiwik

“Kenapa?”

“Tidak mungkin aku bilang kalau ibu mertuanya menuduh Nita selingkuh dengan pak Hengki” ucap Wiwik dalam hari

“Wiwik” panggil Hengki yang melihat Wiwik malah bengong

“Eh iya pak, kata Nita masalah dalam pak jadi saya juga tidak terlalu paham” jawab Wiwik bohong

Hengki mengangguk dan tidak menanyakan lagi, kemudian Hengki pergi dan masuk ke dalam ruangannya.

“Lagian pak Hengki ngapain sih tanya masalah Nita atau jangan-jangan pak Hengki suka lagi sama Nita” Wiwik menerka-nerka dengan kelakuan bosnya yang seperti ingin tahu dengan Nita

Tak mau memikirkan masalah Hengki, Wiwik kembali melanjutkan pekerjaannya agar segera selesai dan dirinya bisa beristirahat dengan tenang.

Sedangkan Hengki di ruangannya masih penasaran kenapa Nita ingin bekerja lagi, dan juga kenapa ibu mertuanya melarang. Namun Hengki tak mungkin menemui Nita ke rumahnya, ia tak mungkin juga menemui suaminya dan bertanya masalah Nita, Hengki tak menimbulkan masalah apalagi dirinya beru kenal dengan Surya.

Hengki memilih tidak berlarut memikirkan masalah Nita, biarlah saja kalaupun nanti Nita ingin bekerja ia pasti akan menerimanya lagi. Untuk sekarang biar urusan Nita, Hengki tak ingin ikut campur.

*

Fifi yang sedang membeli sesuatu untuk dibawa bertemu dengan Dara dan juga Surya.

“Semoga mas Surya suka, dulu dia kan paling suka martabak telur ini sampai rebutan sama aku” Fifi mengingat masa kecilnya yang dilewati dengan Surya

Memang semasa kecil Fifi selalu bersama Surya, selain karna rumahnya yang berdekatan orang tua mereka juga berteman.

Fifi yang hendak menyeberang menuju taksi yang menunggunya tidak melihat dari arah kanan ada mobil yang sedang melaju. Karna jarak yang sudah dekat tidak bisa membuat mobil mengerem dan Fifi pun menyeberang mendadak sehingga membuat dirinya harus tertabrak oleh mobil itu.

Fifi terpental cukup jauh, ia tak sadarkan diri sampai ambulans membawanya ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, Fifi langsung dibawa ke IGD dan dokter pun langsung menanganinya.

Dara yang sedang duduk tiba-tiba teleponnya berbunyi, ia langsung mengangkatnya ternyata dari pihak rumah sakit mengabarinya karna di ponsel Fifi panggilan terakhirnya adalah Dara.

“Halo” ucap Dara

“Halo selamat sore bu, kami dari pihak rumah sakit ingin memberi tahu bahwa pasien yang bernama Fifi mengalami kecelakaan dan sedang ditangani oleh dokter. Kami melihat di ponsel pasien nomer ibu ada di panggilannya jadi kami menghubungi ibu” jelas suster

“Apa?!” Dara kaget mendengar kalau Fifi kecelakaan padahal baru saja ia meneleponnya tapi sekarang Fifi malah berada di rumah sakit

“Benar bu, jika ibu mengenal keluarganya mohon untuk memberitahukannya”

“Baik sus terima kasih, aku akan segera ke sana” ucap Dara

Surya yang baru saja datang melihat ibunya seperti sedang panik langsung menghampiri dan menanyakannya.

“Ada apa bu?”

“Fifi, fifi Sur”

“Ibu tenang dulu ya, Fifi kenapa bu?”

“Fifi kecelakaan padahal dia mau ke sini tadi dia masih menelepon ibu tapi pihak rumah sakit mengabari ibu kalau dia sedang ditangani dokter”

“Kok bisa bu?” Surya pun kaget mendengar Fifi kecelakaan

“Ibu tidak tahu, lebih baik kita ke sana sekarang kasihan dia orang tuanya juga tidak di sini pasti dia sendirian” Dara berdiri dan mengajak Surya

“Iya ibu tunggu dulu ya, biar aku taruh tas dulu”

Dara pun mengangguk.

Surya bergegas masuk ke dalam kamarnya.

“Mas, ada apa? Kenapa buru-buru?” tanya Nita yang heran karna tak biasanya Surya buru-buru seperti ini

“Fifi kecelakaan aku ingin mengantar ibu ke rumah sakit kasihan dia orang tuanya sedang berada di luar kota” jelas Surya

“Tapi kamu baru pulang kerja apa tidak capek?”

“Tidak”

Surya keluar dari kamarnya, Nita pun ikut keluar dari kamarnya.

“Ayo cepat Sur” Dara yang sudah tidak sabar

“Aku ikut mas” ucap Nita

Seketika Dara menoleh pada Nita “Kamu jaga rumah saja lagian kita Cuma pakai motor mana bisa bonceng tiga” sahut Dara

Nita pun menghela nafasnya “Ya sudah kamu hati-hati bawa motornya mas”

“Iya”

Surya pun keluar dari rumahnya tanpa pamitan pada Nita.

“Segitu khawatirnya mereka, padahal dia hanya orang lain” Nita menatap sendu kepergian Surya dengan Dara

Meski ia tak bisa melarang Surya, tapi ada rasa tidak rela membiarkan Surya pergi ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Surya dan Dara langsung menuju tempat Fifi di rawat. Mereka menunggu dokter keluar untuk menanyakan keadaan Fifi.

Setelah menunggu hampir setengah jam, dokter yang menangani Fifi pun keluar, Surya dan Dara langsung menghampirinya.

“Bagaimana keadaannya dok?” tanya Dara

“Tidak ada luka yang serius hanya saja pasien kehilangan banyak darah, beruntung darah pasien masih ada stok di rumah sakit ini jadi kondisinya membaik, tapi ketika sadar kakinya akan mengalami sedikit gangguan dan tidak bisa berjalan terlalu jauh dan berdiri terlalu lama jadi kami menyarankan pasien belajar untuk berjalan lagi agar otot di kakinya bisa kembali normal” jelas dokter