Cinta Tak Di Balas Cinta

"Sayang...aku udah di depan halaman rumah sakit."Isi pesan Davin untuk Larisa.

Larisa yang membaca pesan Dari Davin pun segera berkemas dan keluar dari dalam ruangannya.

Davin berdiri di samping mobilnya,menunggu Larisa keluar,saat ia melihat Larisa berjalan ke arahnya,ia langsung tersenyum manis kepada Larisa.

Davin memeluk Pinggul Larisa dengan 1 tangannya dan mencium lembut pipi Larisa.

"Lewat sini sayang..."Ucap Davin,masih merangkul Larisa,menuntun nya agar masuk ke dalam mobil,memutari bagian depan mobil,Davin membuka kan pintu mobil untuk Larisa.

"Kenapa gak boleh muter lewat belakang,mas?"Tanya Larisa,saat dirinya sudah duduk di dalam mobil.

"Kejauhan sayang."Jawab Davin singkat.

Mobil mereka pun melaju,meninggalkan area rumah sakit.

Di dalam mobil,Larisa menceritakan kegiatan apa saja yang ia lakukan selama 1 hari ini,Davin mendengarkan dengan seksama,sesekali menoleh ke arah Larisa dan tersenyum manis.

Davin juga menceritakan,apa saja yang ia lakukan seharian di kantor tadi,saat Davin ingin menceritakan soal pertemuannya,secara tidak sengaja dengan Bella pagi tadi,hatinya menjadi ragu,akhirnya Davin tidak menceritakan kejadian tersebut kepada Larisa.

Ia tidak ingin Larisa overthinking terhadapnya.

Setelah beberapa menit,keduanya pun sudah sampai di rumah,Davin turun terlebih dahulu,membukakan pintu untuk Larisa.

Mereka berjalan masuk ke dalam rumah,saling bergandengan tangan.

Keduanya disambut hangat oleh ayah dan juga bunda Davin,setelah menyapa ayah dan juga bundanya,mereka langsung masuk ke kamar.

Bunda Davin bahagia melihat putra dan menantunya kini sudah bahagia.

Ia sangat senang,karena kini,putranya tersebut,sudah berubah,mau menerima Larisa dan juga mencintai Larisa.

Ia berharap,tidak akan ada lagi badai dalam rumah tangga putra satu-satu nya tersebut.

Ia berharap Davin tidak akan bertemu lagi dengan Bella dan menjadi lelaki bodoh untuk kedua kali nya.

Tanpa dirinya tau,Bella sudah berada di indonesia,bahkan Davin dan Bella sudah bertemu pagi tadi,pertemuan yang bukan tanpa sengaja,tapi semuanya sudah diatur oleh Bella.

...****************...

"Ternyata kamu udah berubah yaa Vin...".

"Ternyata cuma butuh waktu 3 tahun aja,untuk kamu ngelupain aku,dan menerima Larisa sebagai istri kamu".

"Aku bahkan sampai sekarang,masih merindukan kamu Vin...aku rindu ketulusan yang kamu kasih buat aku."Lirih Bella,memandangi foto Davin yang masih ia simpan di gallery ponselnya.

Bella sedikit memajukan tubuhnya dan tangannya menggapai,mengambil laptop yang ada di atas meja,di hadapannya.

Bella membuka email-nya,dan mengirimkan Davin pesan melalui email,karena Davin sudah memblokir nomor Bella.

Setelah Selesai mengetik pesan melalui email untuk Davin,Bella menutup kembali laptopnya,dan tersenyum jahat.

...****************...

"Mas..."Larisa sedang menyenderkan kepalanya di pundak Davin.Keduanya sedang bersandar di sandaran kasur.

"Iya sayang..."Jawab Davin.

"Kita udah 3 tahun menikah,tapi aku belum positif hamil juga,kenapa yaa mas?,apa jangan-jangan aku yang bermasalah yaa?"Ucap Larisa.

"Kok ngomong gitu sih,,,gak usah banyak pikiran sayang,,,kita baru 3 tahun,ada loh yang sampe 10 tahun lebih baru di kasih anak sama Tuhan".

"Jangan banyak mikir yang aneh-aneh yaa..."Davin membelai lembut kepala Larisa.

Tangan Davin memang membelai lembut kepala Larisa,tapi sebenarnya pikirannya masih di buat bertanya-tanya soal Bella.

Davin penasaran,karena kini tidak ada lagi berita tentang Bella di media,ia sampai tidak mengetahui Bella sudah ada di indonesia.

Tiba-tiba saja,ia berpikir untuk tidak bercerita kepada siapapun juga,soal dirinya yang sudah bertemu kembali dengan Bella.

Terlebih terhadap sang bunda,jika bunda nya tau,bunda nya pasti akan langsung mengambil tindakan,padahal toh dirinya kini sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Bella.

"Mas...mas kok ngelamun,entar kesambet looh."Larisa mendongak,melihat Davin yang menatap lurus kedepan.

"Mikirin apaa?"Tanya Larisa.

"Gak mikirin apa-apa sayang...kita tidur yuuk,ini udah malam."Jawab Davin.

Keduanya pun akhirnya merebahkan diri di kasur,menarik selimut,Larisa tidur dalam dekapan Davin,Davin mengecup lembut kening Larisa.

Tidak menunggu waktu lama,akhirnya mereka berdua tertidur.

...****************...

"Dokter Larisa...udah lama nih,kita gak di traktir makan-makan."Ucap Salah satu rekan dokter Larisa dirumah sakit.

"Hehehe iya ya."Jawab Larisa.

"Iya nih...kapan dok?"Tanya rekan dokter Larisa yang lain lagi,menggoda Larisa.

Mereka sedang berkumpul di pantry khusus milik rumah sakit.

"Siang ini,saya traktir kalian deh,kita makan siang di luar."Jawab Larisa.

Semua rekan Larisa,tersenyum sumringah...

"Asyik...makan gratis lagi."Jawab salah satu dokter muda yang masih magang di rumah sakit tempat Larisa bekerja.

Mereka saling melemparkan senyum satu sama lain.

Setelah bercengkrama sedikit,bersama para dokter rekan kerjanya,Larisa kembali ke ruangan miliknya.

Ia duduk di kursi kerjanya,mengambil ponsel di dalam saku jasnya.

Ia mengirimkan pesan untuk Davin,nanti siang,dirinya akan mengajak dan mentraktir teman-temannya untuk makan siang bersama.

Davin yang merasakan getaran ponsel di saku jasnya,langsung menghentikan aktifitasnya yang sedang memeriksa tumpukan berkas diatas meja kerjanya.

Ia mengambil ponsel ke dalam saku jas nya,kemudian tersenyum membaca pesan dari istrinya tersebut.

"Mumpung siang ini aku gak jadi makan siang bareng Larisa,apa aku ketemuan aja yaa sama Bella."Lirih Davin,raut wajahnya seperti orang yang sedang berfikir.

"Iya deh...aku ketemuan aja sama Bella,belum tentu besok-besok aku bisa ketemu sama dia,rasanya aku kangen banget sama Bella."Lirih Davin lagi.

Setelah itu Davin mengirim pesan singkat kepada Bella,mengajaknya bertemu di salah satu restoran yang akan menjadi tempat pertemuan mereka.

Davin menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku jas,senyumnya terus terukir di wajah tampannya.

Rasanya ia sudah tidak sabar,bisa bertemu lagi dengan Bella hanya berdua saja,ia yakin,tidak akan ada yang mengganggu pertemuannya dengan Bella,karena Larisa pasti sedang sibuk,mengajak rekan-rekan dokternya makan siang bersama.

Davin kembali fokus memeriksa tumpukan berkas yang ada diatas meja kerjanya tersebut.

Sementara itu Bella tersenyum jahat sambil membaca pesan singkat yang dikirim Davin melalui ponsel.

"Aku tau,kamu masih cinta sama aku Vin...".

"Ini saatnya aku merebut kamu kembali dari sisi Larisa".

"Kamu harus jadi milik aku seutuhnya".

"Cuma aku yang boleh memiliki kamu,bukan Larisa".

"Aku akan merebut kembali posisi Larisa yang seharusnya menjadi posisi aku".

"Aku yang seharusnya jadi istri kamu Vin..."Lirih Bella,ia memandangi terus isi pesan Davin untuknya...