Leona Sarasmitha tiba-tiba terbangun di dunia asing dan merasuki tubuh seorang bangsawan yang tak memiliki sihir?
Leona Arathena Castallio, di kenal sebagai sampah karena tidak memiliki sihir dan diabaikan keluarganya.
Bagaimana kehidupan nya setelah di dunia aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Setelah ruangan ujian kosong, Ryn mengambil lembar jawaban milik peserta ujian. Saat tiba di meja milik Leona, mata pria itu terbelalak kaget saat melihat jawaban gadis itu. Seketika sudut bibirnya tertarik membentuk seulas senyum yang sangat tipis.
Gadis itu menjawab semua soal-soal dengan benar dan bersikap tenang seakan-akan terbiasa berada di situasi yang sulit. Bahkan gadis itu tidak terpengaruh dengan berbagai rumor yang beredar tentang dirinya. Pemikiran Leona sangat tajam dan cepat seperti seseorang yang telah lama berada di pertarungan yang sulit.
Ryn bertaruh jika suatu hari nanti Leona akan menjadi sosok yang kuat meskipun terlihat lemah dan tidak berguna. Tidak ada yang mengetahui bagaimana masa depan gadis itu. Intinya Ryn yakin jika gadis itu menyembunyikan sesuatu yang besar.
Ryn melanjutkan mengambil lembar jawaban siswa sambil memeriksa jawabannya. Menurutnya akademi ini menerima banyak siswa dengan potensi yang luar biasa.
Setelah selesai mengambil lembar jawaban para peserta, pria tampan itu segera keluar dari ruang ujian dengan senyum puas terbit di wajahnya.
Ya, sebagai kepala Akademi Moon Shadow, dia telah banyak kehilangan siswa di tahun kedua dan ketiga dalam misi setiap tahunnya. Akademi yang dibangun untuk menjalani tugas-tugas kekaisaran yang bersifat rahasia. Akademi ini menerima tugas berupa misi dari pihak manapun dan tidak tunduk pada siapapun.
Akhir tahun ini, Ryn menerima banyak permata terbuang yang bersembunyi di antara tumpukan sampah. Permata itu akan bersinar jika dipoles dan diasah dengan benar.
Permata yang tidak diinginkan oleh raja Seanthuria kini menjadi miliknya. Raja sekarang terlalu bodoh memimpin wilayah ini. Raja Grambiel hanya fokus dengan cinta buta pada permaisuri dan kekhawatiran dengan posisi putra mahkota sehingga mengabaikan beberapa wilayah hingga mengalami kemunduran dan kemiskinan.
Raja sekarang terlalu berpatokan dengan kekuatan yang diukur menggunakan mana. Bahkan sang raja dengan tega mengasingkan orang-orang yang tidak memiliki mana, Nolid, maupun beberapa tahanan perang dan pembantaian ke wilayah terpencil, dimana daerah itu tidak memiliki apapun selain tertutup kabut sepanjang hari.
💠💠💠💠
Leona tiba di desa dan melihat sekelilingnya yang kini mulai di tutupi kabut. Wilayah Calisius memang sering berkabut sehingga jarak pandang menjadi terganggu.
Suara ketukan palu terdengar bertalu-talu dengan merdu. Samar-samar Leona melihat beberapa bangunan berdiri kokoh meskipun belum sempurna. Gadis itu segera melanjutkan perjalanan menuju kediaman Calisius sambil bersenandung kecil.
Begitu tiba di depan kediaman Calisius, Leona melihat beberapa kereta kuda terparkir di depan kediamannya. Lalu suara ribut dan rintihan kesakitan menyapa pendengaran nya. Saat hendak memasuki kediaman dia melihat Jim yang berlutut dengan seorang pria bertubuh besar menginjak bahunya dan di kelilingi orang-orang yang menyodorkan pedang kearahnya, beberapa pelayan termasuk Kazuma dan Arelle di seret paksa. Bahkan beberapa diantara mereka di pukul oleh sekelompok orang.
"Apa yang kalian lakukan di rumahku?" Tanya Leona dingin membuat mereka serentak menoleh ke arah gadis itu.
"Aku tidak tau jika Baron Calisius memiliki anak perempuan yang sangat cantik." Ucap pria paruh baya itu dengan tatapan meremehkan. Leona memasang wajah pura-pura polos dan menatap mereka dengan tatapan datar.
"Siapa kalian?" Tanya Leona sambil bersedekap dada.
Pria itu menatap Leona dengan tatapan tertarik. Gadis itu memiliki mata unik dengan garis hitam di sepanjang bulu mata atas dengan retina seperti kucing dan memiliki warna merah delima yang indah. Seketika air liur pria itu menetes membuat Leona mengerutkan dahinya jijik.
"Kalian tuli, ya? Apakah telinga kalian hanya hiasan saja. Aku tanya siapa kalian dan apa yang kalian lakukan pada keluargaku?" Tanya Leona dengan dingin membuat pria itu menggeram marah.
"Aku adalah pemilik serikat dagang Black Crown, Michael Aerial sekaligus sepupu jauh yang mulia permaisuri kerajaan ini." Ucapnya sombong.
Michael Aerial, pemilik serikat dagang yang terkenal dengan barang dagangannya. Dia menjual apa saja, termasuk manusia dan bangsa siluman yang dia beli dari pasar budak lalu melelangnya dengan harga tinggi. Pria ini mengincar bangsawan rendah yang miskin untuk membeli dagangannya yang berharga sangat mahal serta membawa beberapa gadis dan pemuda yang memiliki paras rupawan dari desa untuk di jual.
Leona mengorek telinganya lalu meniup jarinya dengan santai. Matanya tak sengaja menatap seorang pemuda berparas cukup tampan dengan banyak lebam di tubuhnya. Dia hanya menundukkan kepala tanpa berani menatapnya. "Lalu?" Tanya Leona sambil memasang ekspresi mengejek. Sifat pembuat onarnya mulai kambuh saat ini.
Michael seketika tersulut emosi mendengar perkataan Leona yang acuh tak acuh. Jim mulai merasa kasihan dengan pria sombong itu.
"Kau gadis kurang ajar!! Berani sekali kau!! Apa kau tidak tau siapa aku, hah?!!" Teriak Michael penuh emosi.
Teriakan Michael sangat keras seperti suara petir menggelegar itu seketika mengundang orang-orang yang tengah sibuk bekerja menghentikan kegiatan mereka dan mengerumuni kediaman Calisius, mengingat Leona masih berdiri di luar pagar kediaman.
"Hei, tua bangka. Teriakanmu itu jelek sekali. Bisa-bisa telingaku tuli mendengar teriakanmu itu. " Cibir Leona dengan nada mengejek.
"Lagipula siapa kau itu apa urusanku. Kau hanya seonggok kotoran burung yang membuat ulah di rumah orang. Ternyata keluarga permaisuri sampah semua." Ucap Leona santai sambil mengendikkan bahu tak acuh.
Seketika Michael menatap Leona dengan tatapan membunuh. Jim dan pelayan di kediaman Calisius menatap Leona khawatir.
"Jangan memprovokasi nya, Leona! Cepat minta maaf!" Seru Jim panik.
"Minta maaf pada siapa, Paman? Dari tadi aku hanya mendengar suara hewan minta kawin." Sahut Leona santai membuat beberapa orang yang berada di sana menjatuhkan rahangnya. Astaga anak ini...
"Sialan, kau! Minta maaf padaku atau aku akan membuatmu menyesal!"
"Kalau aku tidak mau?" Tantang Leona yang membuat Michael meradang.
"Tangkap dia!"
Dua orang pria berbadan kekar segera berjalan mendekati Leona, gadis itu tersenyum miring dan berjalan mendekati dua pria itu dan...
'Duakh'
'Brught'
'Dhuak'
'Bruakh'
Kedua pria itu terlempar beberapa meter dan menghantam tanah dengan keras. Segera Leona memasang wajah haus darah yang membuat beberapa orang bergidik ngeri.
Michael yang melihat dua orang yang merupakan pengawalnya terkapar tak sadarkan diri berteriak marah.
"Serang!"
Beberapa orang-orang milik Michael menyerang Leona. Dengan santai gadis itu menangkis dan menghajarnya hingga mereka babak belur. Kini tinggal Michael dan seorang pemuda yang hanya menatap Leona dengan tatapan kagum.
"Beraninya kau menyerang anak buahku! Aku akan menjualmu seperti yang ku lakukan pada penduduk desa ini! Aku akan membuatmu berakhir seperti baron Calisius! Ya, aku membuat mereka mati demi keuntunganku!" Teriaknya yang sukses membuat semua orang menatapnya tak percaya. Jim yang mendengar hal itu mematung. Jadi selama ini Baron Calisius di peras lalu dibunuh? Umpatan dan makian terdengar dari beberapa orang yang menonton keributan itu.
"Orang lemah seperti mu hanya bisa melolong minta kawin. Aku heran apakah kau itu keturunan hewan? Para siluman saja bisa bertingkah lebih sopan darimu." Ejek Leona dan berjalan dengan pelan mendekati pria itu yang kini menggertakkan giginya.
Dengan gerakan cepat Leona segera menerjang pria itu dan melayangkan tinju nya dengan membabi buta. Michael terlempar beberapa meter dan bergelinding di tanah.
Leona melihat sebuah balok kayu tergeletak di sebelah salah satu pelayan di kediamannya. Segera dia memungut balok kayu itu dan berjalan mendekati Michael yang berusaha berdiri. Tenaga gadis itu tak main-main membuatnya memuntahkan seteguk darah.
Leona mendekati Michael dan langsung memukul kepala pria itu dengan keras hingga jatuh tersungkur. Lalu gadis itu mencengkram leher pria itu dengan kuat.
"Bukankah tadi kau memperlakukan orang di kediaman ini seperti ini? Aku tak suka kau menyentuh orangku sembarangan." Desis Leona dengan dingin membuat Michael gemetar ketakutan.
Para pelayan dan orang-orang yang menonton terharu mendengar perkataan Leona. Ternyata gadis itu peduli dengan rakyat rendah seperti diri mereka.
Leona menghempaskan Michael dan kembali memukulnya dengan keras. Pria itu berteriak kesakitan membuat Leona tersenyum senang.
"Berisik sekali."
'Krincing' 'Krincing'
Leona mengeluarkan rantai chakra miliknya lalu menarik salah satu kaki pria itu dan mengangkatnya sedikit tinggi. Leona mengambil ancang-ancang untuk mengayunkan balok kayu itu dan...
'Buakh'
'Kraakkh'
"Arrrggghhh" Michael berteriak histeris saat merasakan sakit yang mendengar suara patah tulang yang berbunyi cukup nyaring. Michael memegang kakinya yang di pukul Leona dengan sangat kuat. Sepertinya kaki pria itu patah.
Orang-orang yang menyaksikan hanya bisa merinding ngeri. Gadis itu benar-benar kejam.
Leona kembali melayangkan balok kayu ke kepala pria itu dengan kuat hingga Michael tak sadarkan diri. Dengan santai gadis itu membuang balok kayu di sebelah pria yang tak sadarkan diri itu.
"Astaga, mereka ini sangat lemah." Ucap gadis itu. Dia menatap orang-orang yang tergeletak pingsan sambil menepuk tangannya seolah sedang membersihkan debu.
Jim dan orang-orang yang melihat kebrutalan Leona hanya bergidik ngeri. Pertama kali Jim melihat sisi sadis keponakannya yang ternyata sangat mengerikan.
Leona menatap Jim dan para pelayan dengan sebelah alis terangkat.
"Wow, kalian babak belur. Kenapa kalian tidak melawannya, sih?"
"Mereka adalah kerabat permaisuri. Kami tidak mungkin bisa melawannya." Sahut Jim dan di setujui oleh pelayan lainnya.
Leona mendengus dan kembali mengambil balok kayu lalu memukul kepala orang-orang yang pingsan itu dengan cukup keras hingga berdarah.
"Apa yang kau lakukan? Kau bisa saja membunuh mereka!" Seru Jim panik.
"Apalagi selain menghilangkan bukti." Sahut Leona santai. Gadis itu menatap sekumpulan orang yang berkumpul di depan pintu gerbang kediaman yang menonton keributan dengan tatapan berbinar.
"Kalian kemarilah." Perintah Leona pada mereka. Seketika keringat dingin mengalir di pelipis mereka.
"Y-ya, Nona."
"Kalian tau dimana letak jalan dengan jurang terjal yang biasa dilalui pedagang di sekitar sini?"
Mereka mengangguk.
"Turunkan barang dagangannya dan angkut mereka. Buat seolah-olah mereka mengalami kecelakaan."
"Baik, Nona."
"B-biar saya bantu." Ucap pemuda itu gugup dengan tubuh gemetar ketakutan.
Leona meliriknya sekilas dan berkata, "Sepertinya kau tidak menyukai pria itu mengingat dia memperlakukan mu dengan buruk."
Pemuda itu terdiam sejenak lalu menghembuskan nafas panjang.
"Dia adalah orang kejam yang suka memaksa bangsawan miskin membeli dagangannya. Aku terpaksa bekerja tanpa upah dengannya. Karena aku perlu pekerjaan dan yang untuk bertahan hidup, aku mencuri sedikit keuntungan dagangannya dan ketahuan." Ucapnya jujur.
Leona mengangguk. "Baiklah. Kalau begitu kau bisa bekerjasama denganku. Sebaiknya kita bicarakan di dalam setelah selesai membereskan hama ini."