Penyesalan seorang Alex Wijaya yang kehilangan wanita yang selama ini disiksa secara fisik dan mentalnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ini senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alex sakit?
Sampai larut malam entah mengapa alex tetap tidak bisa memejamkan matanya, pikirannya terus saja tertuju pada Ameera. Entah angin apa yang membawa alex bisa sampai di depan kamar Ameera. dibukanya pintu itu pelan - pelan hingga tampak lah seorang wanita bertubuh mungil meringkuk seperti bayi di atas kasur usang yang tipis, sejenak alex mengedarkan pandangannya di kamar kecil dan pengap itu.
Seakan sadar akan perbuatannya alex pun memutuskan kembali kekamarnya.
.
.
.
***
Pagi menyapa Ameera pun terbangun tubuh nya sudah sedikit lebih baik Ameera bersyukur kemarin tidak ada amarah dari Alex.
"Semangat Ameera kamu pasti bisa, yo dek kita mulai bekerja lagi hari ini supaya adek tidak kelaparan lagi." ucapnya menyemangati dirinya sendiri, sambil mengelus perutnya yang sudah sedikit menonjol.
Selama ini Ameera selalu memakai pakaian yang besar membuat orang - orang tidak mengetahui kalau dia sedang mengandung.
"maafin mama ya dek, kemarin kita hanya minum air saja, tapi tenang saja hari ini mama akan bekerja jadi kita bisa makan dek." kata Ameera dengan perasaan bersalah pada calon bayinya.
Setelah membersihkan diri Ameera segera melakukan aktivitas seperti biasa nya, dia berencana berangkat ke warung bu Rosma lebih awal sebagai gantinya karena kemarin dia tidak bisa masuk kerja.
"loh neng meera sudah sehat?" tanya mbok sumi ketik melihat Ameera tengah bersih - bersih rumah.
"Alhamdulillah mbok, berkat doa dari mbok Ameera sudah baik - baik saja." jawab ameera dengan tersenyum sambil menghentikan sejenak pekerjaannya.
"yasudah, jangan memaksakan diri ya neng istirahat kalau merasa lelah. mbok tidak mau kalau neng meera sakit lagi." pesan mbok sumi pada Ameera.
"iya mbok, terima kasih sudah mengkhawatirkan meera." ucap Ameera dengan perasaan haru, bersyukur sekali masih ada orang yang menyayanginya di dunia ini, meskipun tidak ada hubungan darah sama sekali.
"yasudah mbok lanjut masak dulu ya, nanti kalau neng meera berangkat kerja hati - hati ya." kata mbok sumi sebelum kembali ke dapur.
"iya mbok, rencananya setelah ini meera langsung berangkat, tidak enak kamarin meera kan tidak bisa masuk kerja." balas Ameera, kemudian melanjutkan pekerjaannya.
.
.
***
"meera, ini masih pagi kenapa sudah disini?." ucap bu Rosma begitu melihat Ameera di depan warung.
"maaf buk, kemarin saya sakit tidak bisa masuk jadi sebagai permintaan maaf meera sengaja datang lebih pagi membantu ibu masak sekalian beres - beres." jawab Ameera dengan senyum canggung.
"Ameera, kalau kamu sakit tidak bisa masuk kerja tidak apa - apa nak, ibu tidak akan marah kamu juga tidak perlu datang sepagi ini." kata bu Rosma dengan geleng - geleng.
"iya bu, terima kasih banyak. yasudah ayo kita selesaikan semuanya supaya bisa cepat buka warungnya." balas Ameera dengan semangat.
Bu Rosma tersenyum melihat Ameera begitu semangat bekerja. sebenarnya bu rosma sedikit janggal dengan ameera melihat dari cara Ameera tersenyum dan sorot mata yang seperti memendam luka, tak jarang Bu Rosma melihat memar di bagian tubuh Ameera. Namun bu Rosma enggan untuk bertanya takutnya Ameera tersinggung.
.
.
.
***
Huek...huek..huek..
Alex yang tadinya masih terlelap tidur tiba - tiba perutnya terasa di aduk - aduk, rasa mual yang luar biasa membuat alex berlari ke dalam kamar mandi.
.
.huek .huek..
Alex merasa badannya terasa lemas, dan tenggorokan nya berasa pahit sekali.
"Ada apa dengan ku, apa aku salah makan?" alex tampak mengingat makanan apa saja yang masuk ke dalam perutnhya semalam.
Saat akan bangkit kembali ke ranjang tiba - tiba perutnya terasa di aduk - aduk lagi. huek.. huek.. huek..
dengan susah payah berpegangan pada tembok alex mencoba kembali ke ranjangnya dan mengambil ponselnya di atas ranjang.
"halo Di, kesini sekarang juga aku tidak bisa ke kantor sekalian tolong panggilkan dokter Aris kesini, sekarang juga." alex langsung mematikan sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari orang yang di telepon.
Alex tidak peduli Dio mengumpat di sebrang sana, yang di butuhkan saat ini adalah dokter.
emang agak agak dodol si alex nih
garidho sumpah😭😭😭😭
ameera berasa sendirian di dunia ini😭
tp pas baca endnya ttep sama alex gatrima garidho thor😭
tp masih penasaran kisahnya
lagian si alex kenapa bego banget si
maen hakim sendiri ga menyelidiki dulu
malah manjain anak tiri
anak kandung bak anak pungut
mikir pakek otak napa
klo elu ntar tua ni yak kagak bisa ngapa²in
emang iya anak tiri lu mau gitu ngerawat elu
bego bego
kzl
banjir air mata😭😭😭