* Mohon bijak memberi bintang 🌟!!! Jika tidak berkenan dengan cerita ini,,, silahkan langsung di tinggalkan.... tanpa perlu berkomentar yang menyakitkan...
Kusumaningtyas seorang gadis Kalimantan yang di nikahi Bayu wicaksono 1,5 tahun yang lalu. Pernikahan bahagia yang di impikan ternyata malah menjadi petaka baginya. Berharap suami yang menjadi pelindungnya ternyata justru malah menghancurkannya. Memiliki suami yang tukang selingkuh.
Membuat Ningtyas merasa di uji kesabarannya. Nafkah yang seharusnya di berikan ke istrinya ternyata malah di kuasai oleh ibunya. Ningtyas selalu di Hina jadi Benalu di keluarga itu. Padahal Ningtyas merasa dirinya tidak pernah menuntut apapun sama Bayu. Berapapun nafkah yang Bayu kasi dia tidak pernah protes. Ningtyas di perlakukan seperti Babu di rumah mertuanya. Mampukah Ningtyas melewati cobaan demi cobaan yang dia hadapi? atau kah Ningtyas memilih pulang ke Kalimantan dan berkumpul bersama orang tua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Dianggap Benalu
Setelah lelah nangis dan berkeluh kesah aku pun tertidur. Rasanya baru saja aku memejamkan mata tiba-tiba suara panggilan HP mengusik tidur ku. Berat rasanya untuk membuka mata. Ku raih HP di atas laci dan ku lihat ternyata ada telpon dari ibu ku.
"Assalamu'alaikum, bu".
" Wa'alaikumsalam, ndok. Gimana kabarnya? Kamu sehatkan? Kok sudah lama kamu gak telpon ibu!!! Kamu Baik-baik saja kan di sana. Soalnya tiba-tiba perasan ibu jadi gak enak. Kamu juga sudah lama gak ngasi kabar ". Cerocos ibu tanpa ada titik koma. Aku yang mendengar sampe melongo di buatnya.
" Ndok kamu masih di situ kan "? Tanya ibu ku.
Akhirnya aku tersadar dari lamunan ku. " Iya bu ning masih disini. Ibu kalo tanya itu bisa gak sih satu-satu, kalo nanya kok sukanya kayak kereta api sedang lewat aja. Ning kan jadi bingung mau Jawab yang mana".. Ucap ku sambil menggerutu.
"Hehehe, iya maaf. Habis kebablasan remnya blong"..kata ibu bercanda. Ya seperti itu lah ibu ku orangnya ceriwis dan bar-bar. Antara aku dan ibu tidak lagi seperti ibu dan anak, tapi seperti teman ataupun kakak adik.
" Alhamdulillah kabar ning baik, maaf ya bu belum sempat ngasi kabar habis disini ning sedikit sibuk.
"Ooo syukur lah kalo keadaan kamu di sana baik-baik saja. Ibu kan jadi tenang".
" Iya bu. Kalo bapak dan ibu gimana kabarnya "? Tanya ku balik
" Alhamdulillah bapak ibu juga sehat. Ini ibu mau ngasih kabar ke kamu. Kalo mas mu sudah mau lamaran".
"Alhamdulillah, akhirnya mas Hafiz gak jadi bujang lapuk". Kataku sedikit bercanda.
" Hus, kamu itu ndok. Masak ngatain mas mu bujang lapuk". Tegur ibu ku..
"Hahahaha, siapa suruh jadi cowok kok kayak kulkas 7 pintu. Anti banget sama cewek. Gimana ceritanya bu? kok mas Faris tiba-tiba bisa lamaran. Dapat orang mana"?
Iya Mas ku satu-satunya menang memiliki sifat cukup pendiam dan tak banyak bicara. Dan bersikap dingin pada semua wanita, namun dia sangat menyayangi ku dan cukup posesif sebagai seorang kakak. dia hanya akan bersikap hangat hanya pada ku dan ibu ku. Dia akan bersikap manja pada Ayah dan ibu ku. Usia aku dan Mas Fariz selisih 4 Tahun. mas Fariz memang belum menikah, padahal usianya sudah memasuki kepala 3. dulu sebelum aku menikah, ayah menyuruhnya menikah duluan. Tapi karena belum menemukan jodoh yang pas akhirnya dia meminta ku untuk melangkahinya duluan. karena dia sadar aku anak perempuan. dia gak mau adiknya jadi perawan tua kalo nunggu dia nikah.
"Calon istrinya orang Magelang, adik dari teman kantornya".
" Ooo. Kapan rencana lamarannya bu"? Tanya ku lagi.
"Minggu depan, do'a kan semuanya lancar ya ndok". Pinta ibu ku.
" Iya bu, amin semoga lancar sampai ke jenjang pernikahan". Jawab ku dengan sendu. "Tapi maaf Ning gak bisa pulang bu".
" Iya gapapa, yang penting kamu di sana sehat, lagian saat ini kamu kan lagi hamil besar. Kasihan kalo harus mondar-mandir". Kata ibu ku memaklumi, dengan nada sedih.
"Tapi kalo nikahannya kamu bisa pulangkan"? Tanya ibu ku lagi penuh harap.
"Insyaallah bu, tergantung acaranya kapan? Kan Ning sebentar lagi lahiran".
" Belum tau kapan, soalnya kan harus diskusi tunggu pas lamaran. Kalo ibu sih maunya 6 bulan lagi. Yang namanya mau menikah kan pasti butuh persiapan dana besar juga". Ibu ku menjelaskan.
Tak terasa ngobrol panjang lebar, sama ibu cukup menghilangkan rasa kangen ku. Sedang asyik ngobrol, terpaksa ku akhiri karena aku belum beres-beres.
"Sudah dulu ya bu, Ning Mau nyuci dulu". Kata ku mengakhiri obrolan kami.
" Iya ndok, kamu kalo kerja jangan yang berat-berat kasihan kamu kan lagi hamil besar. Nanti kalo suda lahiran ibu dikabari ya"!!
"Iya bu, Assalamu'alaikum". Ku Tutup dengan salam.
" Wa'alaikumsalam", Jawab ibu ku di seberang sana.
Keasyikan ngobrol sama ibu, aku sampai lupa belum nyuci baju, nyapu dan ngepel. Bisa keluar tanduk kalo mertua ku lihat rumah masih berantakan.
Baru saja ingin beranjak dari tempat tidur suara mertua ku sudah menggelegar memanggil nama ku.
"Ningtyas, kamu itu ngapain aja di kamar? Kamu gak lihat apa lantai masih kotor kayak gini, cucian piring numpuk dan baju kotor menggunung. Kok malah asik-asikan di kamar aja gak keluar, mau malas-malasan ya kamu. Dasar menantu pemalas, sudah tau hidup numpang masih juga gak tau diri. Caci mertua, yang sudah mengeluarkan tanduk dan api di atas kepalanya(seperti kak ros upin ipin), yang siap menerkamku.
" Kerjanya kok cuma makan tidur, sama minta uang dasar benalu". Omel mertua ku.
"Ya allah ngenes banget rasanya, aku di bilang benalu. kata-kata itu selalu saja keluar dari mulut ibu mertua ku. Padahal selama ini aku tak pernah di nafkahin yang layak sama anaknya, aku selalu diam dan gak pernah protes minta uang tambahan.
Cucian piring numpuk, baju kotor numpuk, lantai kotor, siapa yang bersihin semua itu kalo bukan aku. Sepertinya tenaga ku gak ada harganya sama sekali. Belum lagi kalo cucunya datang berantakin rumah aku juga yang jadi korban tukang bersih-bersih.
Ya mas Bayu punya kakak laki-laki yang tinggalnya tidak jauh dari rumah mertua ku. Dan anaknya sering di titipin di rumah mertua ku. Sebenernya aku sih tidak masalah kalo istri ipar ku itu pengertian. Ini sudah nitipin anak, kalo pulang senengnya ngangkutin makanan. Karena di rumah dia gak pernah masak. Kalo rumah kotor juga gak mau bersihin . Kerjaanya cuma pinjam duit tapi gak pernah di balikin. Entah duit gaji suaminya di gunakan untuk apa?
FLASHBACK On
"Ning aku pinjam duit dong". katanya kala itu.
" Aduh-aku gak punya duit eg mba", kata ku jujur.
"Alah pelit kamu. Bukan separoh gaji Bayu kamu yang pegang. Ibu aja di jatahin uang belanja gak ada separo gajinya Bayu".
" Siapa yang bilang mba, selama ini aku aja gak pernah tau malah gajinya mas Bayu berapa? Karena tiap bulan aku hanya di jatah 100 rb untuk kebutuhan ku selama 1 bulan". Jawab ku jujur.
"Alah bohong kamu, lawong Bayu aja ngomong katanya tiap bulan gajinya di minta kamu, buat ngirimin orang tua mu di Kalimantan. Enak banget ya jadi kamu. Hidup tinggal ongkang-ongkang kaki di rumah, duit tinggal minta. Sindirnya lagi.
" Ya Allah mba.. Aku gak bohong".
"Dasar pelit kamu, saudara lagi butuh gak mau bantu, takut banget duitnya gak aku balikin". Ucapnya sambil marah-marah.
Malas ngeladenin ku tinggal aja masuk kamar nanti juga bakal diam sendiri.
FLASHBACK of.
Aku gak ngerti kenapa keluarga ini kok selalu saja mencemooh dan mengatai ku sebagai benalu. Padahal selama ini aku merasa tidak pernah merugikan mereka. Aku juga gak pernah minta bantuan apa-apa sama mereka.
up yg banyak ya,,,,😍