Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29 Panen
Setelah mendengar keputusan itu, seluruh anggota keluarga Jendral Ling merasa sangat bahagia mereka memeluk Ling Nana. Tapi tiba - tiba dia menjerit.
Aaaiisshhh... Dia menjerit kesakitan
"Nana kenapa?" tanya Sang Jendral
"Paman, lenganku ini terluka jadi masih sakit" ucapnya sambil memegangi pundak kirinya, dia takut akan berdarah lagi karena mereka tadi memeluknya sangat keras.
"Ini, ada Tabib Lu, dia bisa memeriksa mu." ucap kaka tertuanya.
Ling Nana menoleh untuk melihat tabib tersebut, 'bukankah ini laki - laki?' pikir Nana.
"Jangan kuatir Nona, saya punya murid perempuan. Dia bisa memeriksa anda." ucapnya langsung, sepertinya dia bisa membaca jalan pikiran Ling Nana. Bahwa wanita itu tidak ingin seorang pria melihat tubuhnya.
Nana cuma mengangguk, ketika mereka hendak pergi, tiba - tiba kaisar mendekati.
"Bukankah tadi di katakan bahwa Nona Ling sakit? bagaimana kalau di periksa salah satu tabib di kekaisaran ini." Kaisar menawarkan.
"Terima kasih Yang Mulia, tapi di kediaman Jendral ada murid tabib Lu, seorang wanita yang bisa memeriksa Nana nantinya, karena dia terluka di bagian dalam yang Mulia." ucap Jendral Ling dengan sedikit membungkuk memberi hormat.
"Terluka? Kenapa anda bisa terluka Nana?" tanya kaisar. Awalnya dia mengira Ling Nana sakit biasa, tapi ternyata karena dia terluka.
"Saya terjatuh Yang Mulia saat memanjat pohon hendak mengambil buah untuk di makan Yang Mulia." ucapnya dengan sedikit membungkuk.
"Oh, sangat di sayangkan sekali. Mudah- mudahan obat yang di kirim ke kediaman Jendral akan berguna nantinya." Dia menyesali apa yang telah terjadi ke pada mantan menantunya itu.
"Terima kasih Yang Mulia" ucap Ling Nana.
Setelah kaisar berbicara, dia langsung keluar dari aula utama menuju istana utama tempat kaisar tinggal, dia ingin mendisiplinkan permaisurinya agar tidak mengantarkan selir lain ke halaman istana timur, karena Selir di sana sudah berjumlah puluhan. Dan masih ada yang belum di temui putra mahkota.
Sementara itu keluarga Jendral Ling berjalan keluar dari aula utama ruang persidangan.
Mereka tidak langsung pulang ke mansion Jendral Ling, tapi mereka pergi dulu ke istana dingin untuk melihat tanaman apa yang mereka mau panen.
Itu semua atas ajakan oleh Ling Nana, dia berkata bahwa dia menanam beberapa tanaman yang sudah siap untuk di panen.
Tentu saja harus panen, karena misi dari popo belum selesai terlaksana semuanya. Ketika sampai di gerbang istana dingin, kedua pengawal yang dulu menjaga pintu istana dingin sudah tidak ada. Gerbang juga tidak terkunci, jadi mereka hanya tinggal masuk saja.
Ke tiga kakanya tercengang melihat betapa seramnya istana ini, di kelilingi pohon - pohon besar yang tidak terurus dan hawa dingin dari hutan terlarang di belakang tembok ini membuat udara semakin dingin.
"Jadi, kamu selama ini tinggal di sini?" ucap kaka ketiganya merasa aura yang menyeramkan di sini.
"Kamu tidak takut?" Tanya kakaknya.
"Awalnya iya, tapi lama kelamaan, jadi biasa." Jawab Ling Nana
"Wah.. Sangat mengerikan tempat ini, dindingnya semua berlumut dan mulai retak - retak, salah sentuh bisa roboh nanti." tambah Ling Tu shi dengan menyentuh dinding tembok itu.
Dia yang suka membangun gedung-gedung untuk usahanya, tentu saja langsung ingin melihat bagaimana kualitas dinding bangunan yang dia datangi.
"Kamu orang banyak uang, nanti bisa di perbaiki." Kakaknya yang lain berkata dengan asal.
"Untuk apa? Ini bukan istanaku. Wah, Kalau malam pasti lebih seram ya."
"Iya, banyak hantu di sini." Ling Nana menakuti.
"Sudah, sudah" ucap kaka tertuanya, dia memang tidak terlalu suka bercanda, pria yang serius.
"Bagian mana yang akan di panen Nana?" Sambungnya lagi. "Itu yang di belakang." Jawab Ling Nana.
Kemudian mereka pergi kebelakang dan menemukan beberapa tanaman yang subur dan siap untuk di panen.
"Hei, ini pohon apa?" kakak ketiganya penasaran.
"Cabut saja" Sahut Ling Nana.
"Heh? Ini.. Apa?" dia makin heran ketika mengangkat rerumputan itu, dia melihat buah yang berwarna putih panjang keluar dari tanah.
Plak... "bodoh!" ucap ayahnya sambil memukul kepalanya pelan.
"Bukannya di jawab, malah membuat kepalaku benjol." Sungutnya manyun.
"Itu lobak Ling tu shi!" teriak kakak keduanya yang sudah tidak tahan melihat kebodohan adiknya.
"Ohh.." dia hanya bilang O dengan manggut-manggut.
Kemudian putra pertama Ling memanggil beberapa prajurit dan pengawal rahasia untuk memanen semua tanaman yang sudah di tanam adiknya itu. Walaupun mereka bisa membeli lebih banyak dari pasar tapi hasil keringat dari adik mereka lebih berharga.
Setelah selesai memanen ternyata hasilnya melimpah, ketang dalam satu pohon menghasilan puluhan umbi, begitu juga ubi dan lobak.