Pewaris Untuk Tuan Kejam

Yura perlahan turun dari jendela kamarnya, kemudian melorotkan tubuhnya dengan perlahan.

Kain tersebut tak sampai ke tanah, hingga Yura terpaksa melompat.

Buk…

"Akh ! Sakit sekali! "

Yura sampai menangis karena merasakan sakit pada bagian perut dan lututnya.

Namun, ia segera bangkit . Sambil menahan rasa sakitnya Yura berlari.

Kebetulan saat itu ada sebuah mobil yang hampir menabraknya.

Sheet… bunyi mobil mengerem.

" Hey, hati-hati!" seru seorang pria tua.

Yura melihat ke arah pria tua dan istrinya di dalam mobil.

Ia pun menghampiri pintu mobil.

" Pak, Bu. Tolong saya," ucap Yura dengan bibir yang bergetar dan kedua telapak tangan menangkup memohon kepada sopir mobil itu.

" Kamu kenapa?" tanya suami istri itu secara serempak. Mereka pun memperhatikan Yura dari atas sampai bawah. 

Saat itu Yura memang terlihat pucat dengan bibir yang sedikit biru dan tangan yang gemetar.

" Tolong saya, saya ingin menumpang pak. Nanti saya ceritakan di mobil,"

" Oh iya, silahkan naik. " Pria tua tersebut tidak lagi berpikir panjang, karena melihat kondisi Yura yang memang sepertinya butuh pertolongan.

Yura pun masuk ke dalam mobil itu. Sang sopir langsung menutup pintu mobil dengan rapat berikut dengan kaca jendelanya.

Kemudian ia berjalan perlahan menuju pintu keluar dari rumah sakit.

Di dalam mobil, Yura masih menahan rasa sakitnya. Untung saja janinnya baru berusia lima minggu, hingga darah yang keluar juga tak terlalu banyak. Lagi pula Yura sempat mendapatkan pengobatan sebelumnya.

Istri dari bapak itu melihat ke arah Yura yang terlihat meringis menahan rasa sakitnya.

" Kamu kenapa Nak ?" tanya wanita tersebut.

" Hiks hiks. Saya habis keguguran Bu," jawab Yura sambil menangis dan menahan rasa sakit.

" Keguguran? Lalu kenapa kamu Kabur dari rumah sakit ?" tanyanya lagi.

Hiks hiks.

Yura tak langsung menjawab kala itu, selain syok ia juga masih panik dan takut.

Perempuan itu kemudian menyodorkan sebuah botol air mineral.

" Minum dulu," ucap wanita paruh baya tersebut.

Dengan tangan gemetar Yura meraih botol minuman  yang berisi lima ratus mililiter air.

Yura pun meneguk minuman tersebut.

" Sekarang ceritakan kenapa kamu harus kabur, suami kamu mana ?" 

" Hiks, saya kabur Bu. Suami saya mengancam saya, karena telah ceroboh hingga menyebabkan saya keguguran," tutur Yura polos.

" Hah, kamu diancam ! Jahat sekali suami kamu, istri keguguran kok malah diancam," dengus wanita itu.

" Iya Bu. Ceritanya panjang," tutur Yura sambil menyapu air matanya.

" Oke, kamu boleh ceritakan jika keadaan kamu sudah tenang. "

Wanita itu tak mau memaksa Yura karena melihat keadaan Yura yang begitu memprihatinkan.

" Saya dijual oleh paman saya dan dibeli oleh suami saya Bu," tutur Yura 

Bukan main kagetnya suami istri tersebut.

" Hah, kamu di jual oleh pamanmu dan dinikahi suami mu ?!" Seolah tak percaya ibu tersebut mengulang pernyataan Yura dengan pertanyaan pula.

" Iya, saya di jual kepada suami saya, kemudian saya dinikahi oleh suami saya hanya untuk mengandung pewaris untuknya. "

Kedua suami istri tersebut sampai geleng-geleng kepala. Namun mereka tak mau menginterupsi dan membiarkan Yura melanjutkan penuturannya.

" Saya juga dipaksa hamil dengan program bayi tabung. Saya pun hamil dan baru tadi pagi saya keguguran. Suami saya pernah mengancam saya jika saya gagal mengandung pewaris untuknya, maka dia akan menuntut rugi kepada saya dan akan mengembalikan saya pada paman saya. Hiks hiks."

Air mata Yura semakin berlinang, rasa sakit yang ia rasakan pada bagian perutnya tak seberapa sakit dengan rasa sakit yang ia rasakan di hatinya ketika mengenang nasibnya yang malang.

" Astaga, kejam sekali," tutur wanita tersebut.

" Karena itulah saya harus secepatnya pergi Bu, saya gak mau di kembalikan kepada paman saya. Paman saya pasti akan menjual saya kembali, saya tak ingin masa depan saya hancur lagi" ucap Yura sambil menangis tersedu-sedu.

" Ya Tuhan, kasihan sekali nasib kamu Nak, kenapa tak lapor polisi ?"tanya wanita itu.

" Hiks hiks,saya bisa apa Bu, saya takut. Suami saya bukan orang sembarang, saya takut.Saat ini saya pasti tengah dicari oleh suami saya," tutur Yura masih dengan sisa-sisa Isak tangisnya.

Mendengar penuturan yang menyedihkan dari Yura, suami istri tersebut saling memandang. Mereka begitu simpati terhadap Yura.

"Baiklah Nak, untuk sementara kamu boleh tinggal bersama saya. Kamu boleh sembunyi di rumah kami sampai keadaanmu membaik," tutur wanita itu.

Alangkah senangnya hati Yura saat itu. 

" Terima kasih, Bu," ucapnya sambil menangis terharu.

***

Leon panik, ia begitu cemas akan keadaan Yura saat itu.

Begitupun Bi Sumi yang terus mencari keberadaan Yura di sekitar kamarnya.

Setelah kejadian tersebut, Leon langsung melaporkan kejadian itu kepada pihak rumah sakit. Ia pun menghubungi beberapa bodyguard untuk menyusuri sekitar rumah sakit.

Pihak rumah sakit langsung menghubungi operator CCTV dan melihat rekaman yang diambil oleh kamera pengawas tersebut pada saat kejadian

Dengan tergesa-gesa Leon menuju ruangan operator.

Saat itu operator CCTV tengah menyusuri beberapa rekaman yang ditangkap oleh kamera pengawas. Namun sayangnya posisi kamera pengintai di area belakang tersebut ada beberapa yang rusak. Termasuk CCTV yang seharusnya merekam bagian belakang ruang VIP yang di tempati Yura saat itu.

" Bagaimana, apakah sudah dapat rekaman CCTV yang merekam ketika istri saya kabur lewat jendela?!" tanya Leon.

" Belum Tuan, kebetulan CCTV area belakang memang ada beberapa yang rusak dan rencananya baru akan dilakukan pemasangan kembali."

" Apa ?! Kenapa bisa jadi seperti itu! Katanya ini rumah sakit terbaik di kota ini ! Kenapa pasien bisa kabur dengan mudah !" bentak Leon.

" Maaf Tuan atas keteledoran kami. Tapi jika pasien melarikan diri itu bukan tanggungjawab kami, karena itu keinginan pasien sendiri. " 

" Ah Sial ! Tak berguna! Biar aku cari sendiri saja istri ku " Dengan penuh amarah Leon meninggalkan ruang operator tersebut.

Leon kembali ke kamar di mana Yura dirawat sebelumnya. Ia kembali mencari petunjuk di tempat itu, berharap Yura hanya sembunyi di sekitar kamarnya tersebut.

Kamar itu memang masih dijaga oleh dua orang bodyguard.

Leon kembali mencari keberadaan Yura di setiap sudut di kamar itu. Namun tak juga menemukan istrinya.

Leon duduk di atas tempat tidur dengan perasaan kecewa. 

" Yura pasti kabur karena takut akan ancaman ku," gumam Leon dengan suara yang sedikit bergetar karena sedih. Ia pun tertunduk . Namun detik berikutnya Leon kembali meluruskan pandangannya.

" Akh! Bodohnya kau Leon ! Kau berbuat kasar dan terus mengancam istrimu sendiri, hingga dia pergi meninggalkanmu, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya saat ini," gumam Leon sambil mengusap wajahnya dengan kasar seraya menghempaskan nafas beratnya.

Telepon Leon berbunyi, dan ia langsung menyambut telepon tersebut berharap ada kabar baik tentang Yura.

" Hallo !" 

" Hallo Tuan, kami sudah mencari sekitaran rumah sakit dan menggeledah setiap sudut ruangan, dan jalan-jalan sekitar rumah sakit. Kami juga sudah bertanya pada warga sekitar, tapi tak ada yang melihat istri anda Tuan," kata bodyguard dalam sambungan teleponnya.

" Apa ! Bodoh ! Kalian memang tidak becus ! Cari lagi istri ku sampai ketemu dan kalian tak boleh berhenti sampai istriku di temukan!" Titah Leon.

" Baik Bos. "

Mereka hanya bisa menuruti permintaan Leon untuk terus mencarinya.

Setelah memutus sambungan telepon dari bodyguardnya, Leon kembali menelpon seseorang.

" Halo Bos , selamat siang," ucap seorang pria pada sambungan teleponnya.

" Zein, hubungi detektif terkenal dan yang paling profesional! Serta siapkan pertemuan khusus untuk aku dan para detektif tersebut!"

" Baik Bos," sahut Zein.

Zein bingung sendiri penasaran kenapa Leon memintanya menghubungi detektif. Namun tentu saja ia tak berani bertanya karena mendengar suara Leon yang terdengar kalut.

Operasi pencarian Yura terus dilakukan. Leon mengerahkan semua anak buahnya untuk menyusuri setiap sudut kota, mulai dari tempat-tempat umum seperti terminal, pusat perbelanjaan maupun rumah sakit .

Sementara Yura sudah tiba di rumah suami istri yang menolongnya. Untuk merahasiakan keberadaan Yura, pria tua dan istrinya langsung membawa mobil mereka menuju garasi dan mereka langsung menutup garasi mereka, agar tak ada tetangga mereka yang melihat kehadiran Yura di rumah mereka. Yura masuk melalui pintu garasi.

Wanita itu menuntun Yura menuju sebuah kamar kosong. Yura pun di persilahkan untuk istirahat.

Sementara hingga larut malam Leon semakin gelisah menunggu kabar dari orang suruhannya. Tak ada satu orang pun dari orang-orang tersebut menemukan Yura.

Bersambung gengs. sambil nunggu author up ada rekomendasi Novel keren untuk para reader semua.

Check this out ya.