hai...hai...hai...perkenalkan karyaku yang kedua "Wanita Pilihan Untuk Ayah"
Yang pertama berjudul "Dia yang Tak Dapat Kuhindari".
Vita Damayanti adalah seorang dokter diusia yang masih muda 23 tahun. Dengan kecerdasan diatas rata-rata dan rasa penasaran dengan dunia bisnis maka saat ini diapun sedang menempuh pendidikan difakultas ekonomi jurusan akuntansi keuangan semester akhir.
Namun apa yang terjadi jika sahabat dari ponakannya ikut memanggil bunda padanya???
Karya ini diterbitkan atas izin MangaToon, isi dan kontennya hanyalah pandangan pribadi author dan tidak mewakili MangaToon.
Semua yang terjadi dalam cerita hanyalah karangan penulis saja....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 33. Rencana Alfian
happy reading,,,,,
Pulang dari Shil_Dam Hospital, Alfian dan Indira begitu bersemangat mengetahui ternyata calon mantu mereka ternyata bekerja sebagai dokter spesialis jantung pada rumah sakit mereka.
Hari menjelang sore Sisil baru pulang sekolah dan langsung bergabung dengan opa dan Omanya tanpa mengganti baju sekolahnya terlebih dahulu.
"Assalamualaikum opa dan Oma sayang,,,". sapa Sisil pada Alfian dan Indira
"Waalaikumsalam cucu Oma yang cantik ". balas Indira tak mau kalah
"Gimana sekolahnya, sayang,,,"tanya Alfian
"Aman terkendali opa, pulang sekolah lanjut less, makanya jam segini baru pulang ". kata Sisil
"Gitu dong, itu baru cucu opa,,,harus pintar soalnya nanti kamu bakalan gantikan ayahmu." kata Alfian lagi
Sisil memeluk Alfian seolah-olah tak mendengar perkataan opanya. Indira hanya menggeleng_gelengkan kepalanya melihat tingkah cucu yang sangat disayanginya.
"Sil,,,,,gimana kabar bundanya Khanza???" tanya Indira memancing
"Gak tau Oma, Sisil gak pernah tanya Khanza soalnya kan aku gak sekelas dengan Khanza jadi jarang ketemu.". jawab Sisil
Skip
Matahari mulai menyembunyikan diri dan bulan sudah mulai menampakkan sinarnya yang begitu indah menandakan malam mulai menyapa penduduk bumi.
Waktu menunjukkan pukul 19.00, meja makan sudah tertata dengan rapi, mereka berempat kemudian menyantap makan malam mereka tanpa bersuara, hanya dentingan sendok dan garpu sesekali beradu dengan piring terdengar nyaring.
Setelah makan malam mereka selesai kemudian mereka beralih ke ruang keluarga untuk sekedar ngobrol dan saling bercerita tentang kegiatan masing_masing selama seminggu ini.
"Tumben kamu weekend nggak sibuk, Dam???" tanya Indira
"Kebetulan pekerjaan cepat kelar, ma,,,jadi ya cepat pulang, lagian Adam juga kan rindu dengan putri kecilku ini.". balas Adam sambil mengecup pucuk kepala Sisil
Sisil memandang ayahnya dengan sendu, sebenarnya Sisil sudah sangat ingin melihat ayahnya punya pendamping hidup lagi.
"Makanya, yah,,,,cepat lamar bunda, supaya ayah ada yang menemani seperti opa dan Oma ". kata Sisil
Adam hanya terdiam mendengar dan mencerna perkataan anak kesayangannya. Bukannya dia tidak ingin mendekati Vita, hanya saja Adam masih harus memikirkan cara mendekati Vita.
"Dam,,,sudah berapa kali kamu berkunjung ke rumah sakit kita??" tanya Alfian memulai rencananya
"Baru satu kali, pa,,,emang kenapa, pa,??? apa di sana ada masalah???" tanya Adam beruntun
"Gak ada masalah apa-apa, hanya saja kamu harus mengenal dokter maupun suster atau pun pegawai rumah sakit kita.". kata Alfian berdalih
"Nantilah pa, kalo ada waktu.". kata Adam acuh
"Tapi kamu harus berkunjung secepatnya, Dam,,,tadi siang papa mampir di rumah sakit kita, ada beberapa dokter yang baru bergabung, alangkah baiknya kalo kalian saling mengenal antara pegawai dan pemilik rumah sakit ". kata Alfian setengah memaksa
"Tapi pa,,,,kan bukan cuma kita yang punya saham dirumah sakit itu, ada om Bowo dan om Roby ". kata Adam lagi
"Ini bukan kunjungan resmi, Nak, lagi pula gak ada salahnya toh kita sebagai pemegang saham terbesar ". kata Alfian tak mau kalah
Sisil dan Indira mulai jengah dengan perdebatan antara anak dan bapak yang masing_masing tak ada mau mengalah.
"Dam, gak ada salahnya nak, kamu turuti kata-kata papamu ". kata Indira membujuk anaknya
"Bener kata Oma, yah,,,,turuti aja kemauan opa, syukur_syukur ayah dapat hidayah ". kata Sisil menggoda ayahnya.
Karena merasa terpojok, Adam hanya diam mengangguk setuju dengan perkataan papanya, membantah juga tak ada hasilnya toh mereka bersatu melawannya.
"Ok, aku akan berkunjung ke Shil_Dam Hospital tapi hari Kamis, supaya Bara bisa mengatur ulang jadwalku ". kata Adam sambil beranjak meninggalkan mereka
☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️☀️
author crazy up hari ini 🤭🤭🤭mudah_mudahan kita semua diberi kesehatan dalam menghadapi pandemik ini
eeiiitttzz,,, jangan lupa tinggalkan vote, like dan komennya, ya gaez