Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19: Bukan yang Dulu
"Princess... ada apa? kenapa kamu menangis?" tanya Matilda khawatir.
"Mom... Dariel.. Casey..." kata Adeline memeluk ibunya dan menangis.
"Ada apa sayang. Ada apa dengan Dariel dan Casey?" tanya Matilda semakin penasaran. Adeline menggeleng.
"Ayo katakan pada mommy, apa yang terjadi.." ucap Matilda. Adeline hanya menangis dan tidak menjawab pertanyaan ibunya.
Matilda yang penasaran, melepaskan pelukannya dari Adeline dan beranjak ke kamar Casey. Apa yang sudah Casey lakukan hingga putrinya itu menangis. Lihat saja, dia akan memberi pelajaran pada anak itu karena sudah membuat Adeline menangis.
"Mom..." panggil Adeline mengikuti langkah kaki Matilda.
"Brakkk... Casey.. apa yang ka___" Matilda mendorong kuat pintu kamar Casey. Seketika matanya terbelalak melihat pemandangan di depannya. Pantas saja putrinya menangis setelah keluar dari kamar Casey.
Dua orang yang sedang tidur di atas ranjang itu terbangun karena terkejut mendengar suara pintu yang terbuka keras.
"Mom..." gumam Casey terkejut, ia bangun dan menutupi tubuhnya yang polos. Sama halnya dengan Dariel yang tampak terkejut. Bagaimana bisa dia tidur bersama seorang wanita.
"Apa yang kalian lakukan hah..." bentak Matilda marah. Sementara Adeline hanya menangis.
"Mom..." panggil Casey serak khas orang baru bangun tidur.
"Plakkk...." satu tamparan keras mendarat di wajah Casey.
"Dasar anak tidak tau diri. Apa yang kamu lakukan hah.... kamu pasti menggoda Dariel bukan. Dasar wanita penggoda, ****** sialan..." ucap Matilda marah menjambak rambut Casey.
"Mom... lepaskan Casey... sakit mom..." ucap Casey menangis.
"Kamu pantas mendapatkannya anak sialan..." pungkas Matilda menampar kembali wajah Casey hingga berkali-kali.
"Kamu selalu membawa sial, kamu selalu membuat hidup kami berantakan.." ucap Matilda tidak bisa menahan amarahnya lagi. Ia sudah hilang akal hingga dirinya mencekik leher Casey.
"Mom..." panggil Casey kesulitan bernafas.
"Mom... lepaskan Casey.. apa yang mommy lakukan..." ucap Adeline menarik tangan ibunya dari leher Casey.
"Mom... Casey bisa mati... lepaskan mom," ucap Adeline. Matilda sadar dan melepaskan tangannya dari leher Casey.
"Uhukk... uhukk..." Casey terbatuk, memegang lehernya yang terasa sakit.
"Sayang... jangan salah paham dulu... aku bisa menjelaskannya. Ku mohon jangan marah. Aku tidak tau kenapa aku tiba-tiba ada di kamar wanita ini.." ucap Dariel ingin bangkit dari tempat tidur. Hanya saja ia menyadari jika tubuhnya sedang polos saat ini.
"Cukup Dariel... kalian membuatku kecewa..." ucap Adeline menangis.
"Tidak sayang... aku bisa menjelaskannya. Aku bahkan tidak mengenal wanita ini sebelumnya," jawab Dariel jujur. Ia benar-benar tidak tau apa yang terjadi. Seingatnya dia datang ke rumah Adeline dan menunggunya di ruang tamu. Hanya itu saja. Dariel sekarang tau jika wanita di sampingnya adalah Casey yang merupakan pegawai di toko mommy nya dan sekaligus adik dari kekasihnya.
"Bibi, tolong katakan padanya jika aku tidak berbohong," ucap Dariel tidak ingin hubungannya berakhir secepat ini. Matilda hanya diam saja, menatap dingin ke arah Dariel.
"Kamu sangat menjijikkan Casey, aku membesarkan mu selama ini dan kamu membalasnya dengan cara seperti ini. Kamu benar-benar sampah, ja.lang seperti ib__"
"Mom... cukup. Jangan bicara lagi," ucap Adeline menginterupsi perkataan Matilda. Jangan sampai ibunya melanggar janjinya pada daddy nya.
"Ya.. aku memang menjijikkan... memangnya kenapa? sudah tau aku menjijikkan tapi mommy masih tetap di sini. Kalian tau... aku tidak ingin menjadi Casey yang dulu mom. Mengemis perhatian mommy. Karena aku tau sampai kapan pun mommy tidak akan pernah menganggap ku. Aku benci mommy yang selalu membedakan ku dengan Adeline tanpa sebab. Mommy selalu menyanjungnya. Sedangkan aku.. aku seperti orang lain di rumah ini. Aku juga anak mommy..." ucap Casey marah.