Kumpulan Kisah horor komedi, kisah nyata yang aku alami sendiri dan dari beberapa narasumber orang-orang terdekatku, semuanya aku rangkum dalam sebuah novel.
selamat membaca. Kritik dan saran silahkan tuliskan di kolom komentar. 😘😘😘😘😘😘
Lawor di mulai!!! 😈😈😈😈😈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Cerita Horor Saat Pramuka
Cerita Puji Astuti
Hai gaes. Namaku Puji Astuti,
Kisah ini aku alami sendiri ketika sekolah di liburkan beberapa bulan yang lalu. Kala itu, ada sebuah banjir yang menerjang Desa Mulyorejo, dimana banjir itu melumpuhkan Desa Mulyorejo selama lebih dari satu bulan.
Ini cerita singkat sih, tapi cukup menarik untuk di ungkapkan. Saat itu, aku sedang berada di ladang bersama kedua orang tuaku, karena kedua orang tuaku itu buruh tani yang bekerja di ladangnya Pak Rawi, sang lurah Desa Mulyorejo, dan bapaknya teman sekelas ku yang bernama Efi Wulandari.
Saat itu, setelah pulang dari melayat, neneknya temanku yang bernama Riyono Harianto meninggal. Untuk menghemat waktu karena
hujan sangat lebat, kami sekeluarga memotong jalan lewat persawahan. Lah, di saat itulah ada seekor ular raksasa yang terlihat seolah-olah sedang turun dari atas gunung. Meliuk-liuk mengikuti jalur sungai.
Aku dan kedua orang tuaku, langsung panik dan mempercepat langkah kami. Dan ternyata, Ular raksasa itu adalah air bah yang menghancurkan Desa Mulyorejo.
Nex
Air bah baru benar-benar surut tiga Minggu kemudian. Hujan deras tiada henti, tidak hanya menghancurkan Mulyorejo, tapi desa Tebo Selatan dimana aku tinggal pun tak luput dari terjangan sang badai.
Di akhir minggu ke tiga, dI temukan sosok mayat laki-laki tanpa identitas, tubuhnya tersangkut di bebatuan. Dan kepalanya pecah separuh.
Nah, sejak penemuan mayat itulah, teror horor di desa Tebo Selatan mulai.
Nex
Pada suatu malam
"Astuti." Panggil ibukku. Dari arah kamarnya.
"Ya Mak?" Jawabku, aku sedang belajar di ruangan tamu menggunakan lampu templek di atas meja kayu jati.
"Kamu ngapain sih? Kok berisik amat?"
"Haa? Berisik gimana? Lha wong aku lagi belajar." Aku sedikit sewot karena di tuduh yang tidak-tidak oleh ibukku.
"Lha itu. Siapa yang lempar lempar? Suaranya dari kamar mu."
"Lho? Aku lagi di ruang tamu. Lihat saja kalau tidak percaya." Dan ibukku langsung keluar dari kamarnya dengan hanya memakai daster yang sudah sobek sana sini mirip orgil di jalanan.
"Aneh. Barusan aku mendengar ada suara benda keras yang di lempar kesana kemari." Guman ibukku saat dia mengetahui kalau aku tidak berbohong. "Siapa ya?" Ibukku langsung menuju kamarku dan membukanya.
Dari raut wajahnya, aku melihat ketakutan yang amat sangat terpancar. Mulutnya menganga lebar, dan matanya melotot sampai hampir keluar dari tempatnya.
Aku yang penasaran langsung melihat ke kamarku. Tidak ada apa-apa yang aneh. Dasar, Mbokde Padas Gempal. Ga ada apa apa kok melotot kayak orang lagi kesurupan.
Aku kembali ke meja ruang tamu, melanjutkan belajar, walaupun sekolah sudah lebih dari satu bulan libur. Belajar harus tetap berlanjut. Masa depanmu di tentukan oleh pendidikan mu. Okay?
Saat aku kembali fokus pada buku LKS ku, aku melihat ibukku masih terpaku di tempatnya tadi. Mulutnya komat-kamit tak jelas karena aku tidak mendengarnya dari tempatku berada. Tapi, dari gerakan bibirnya dia mengatakan kata-kata dengan kecepatan yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.
"Mak?" Akhirnya aku menegurnya karena merasa aneh dengan gelagatnya. "Ada apa sih?" Tanyaku.
Tapi dia tidak menjawabnya dengan perkataan. Dia hanya menggeleng cepat dan kembali ke kamarnya.
"Dasar Mak bongki." Guman ku. "Ada-ada saja kelakuannya."
Nex