Seorang wanita muda, meminta seorang pria yang tak di kenal nya untuk menikahinya. Namun siapa sangka permintaan nya pun di kabulkan saat melihat wanita tersebut di paksa menikah oleh kedua orang tua nya demi melunasi sebuah hutang.
Adela Anggita dan Raiz Hafid Faisal, pernikahan kedua nya terikat di atas sebuah kontrak pernikahan.
Apakah pernikahan kontrak tersebut akan membawa mereka pada pernikahan yang sesungguhnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Herliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melepasmu
"Kita pulang sekarang? " Tanya Raiz.
"Iya, pulang sekarang. Kalau Mas masih ingin tetap. mau tinggal silahkan." Jawab Adela yang sedang bersiap - siap akan menuju ke Stasiun.
"Adela, Mas mohon jangan kamu bilang pada orang tua kamu kalau kita sudah bercerai. Kamu paham kan maksudnya Mas? "
Adela menatap ke arah Raiz dan ikut duduk di samping Raiz di sisi tempat tidur.
"Hidup saya sudah penuh dengan kebohongan, kenapa Mas masih ingin berlanjut kebohongan ini. Padahal cukup saya saja yang menanggung kenapa Mas sekarang malah ikut menanggung nya. "
"Mas kan sudah bilang, Mas mencintai kamu."
"Cinta kita sampai kapan pun tidak akan pernah bersatu, cukup katakan cinta di saat kita berdua. Tapi setelah sampai nanti, lupakan kata cinta untuk saya. " Ucap Adela langsung berdiri dari duduk nya namun tangan Raiz memegang pergelangan tangan Adela.
"Tolong sebelum kamu memiliki pengganti saya, jangan katakan pada mereka dulu tentang pernikahan ini."
Adela tak menghiraukan perkataan Raiz dan memilih untuk pamit pada kedua orang tua nya.
"Saya Pamit. " Ucap Adela mencium punggung tangan Pak Syarif dan Ibu Sukma. Raiz pun sama bersalaman pada mantan kedua mertua nya.
"Hati - hati kalian di jalan." Ucap Pak Syarif.
"Ayah Ibu jaga kesehatan. " Ucap Raiz.
"Makasih kak, kamu juga. Dan ingat pesan Ayah. "
****
"Ini makan dulu, dan ini minum nya. " Ucap Raiz sambil memberikan roti dan air mineral botol.
"Makasih Mas. "
Dreeetttt
Dreeetttt
Adela menoleh ke arah Raiz, dan melihat ponsel nya bergetar tak di hiraukan oleh pemilik nya.
"Ponsel nya bunyi. " Ucap Adela.
"Biarin saja." Ucap Raiz.
"Angkat lah Mas, itu pasti dari Anita. "
Raiz pun mengangkat nya dan pergi menjauh dari Adela. Di tatap nya punggung mantan suaminya saat sedang menerima sebuah panggilan.
Raiz segera mematikan kembali ponsel nya dan duduk di samping Adela kembali.
"Anita ya? "
"Iya, dia nanya kapan pulang. Karena besok kami harus photo prewedding. "
"Oh." Ucap. Adela tersenyum.
*****
Adela masuk kedalam mobil yang menjemputnya, sedangkan Raiz menatap dari dalam mobil nya.
Raiz pun menjalan kan mobilnya dan berlawanan arah dengan mobil yang membawa Adela.
"Bang Irfan dari tadi nunggu? " Tanya Adela.
"Nggak, sejak kamu bilang 30 menit lagi sampai Abang sudah ada di Stasiun. " Jawab Irfan.
"Mau langsung ke kontrakan atau kemana dulu kita? " Tanya Irfan kembali.
"Ehm... lebih baik langsung ke kontrakan Bang saya capek. " Jawab Adela.
"Ok." Ucap Irfan mengarahkan arah mobil ke kontrakan Adela.
*****
"Mas kok nggak bilang kalau mau ke luar kota, dan tumben sendirian? " Tanya Anita.
"Maaf sayang, Mas mendadak. " Jawab Raiz.
"Saya kan khawatir Mas, apalagi tanpa pamit." Ucap Anita manja sambil memeluk lengan Raiz.
"Anita, seandainya saya memiliki kesalahan yang sangat besar dan membuat kamu kecewa. Kamu akan lakukan apa untuk Mas? " Tanya Raiz tiba - tiba sambil menundukkan kepalanya.
"Kesalahan nya apa dulu? " Ucap Anita.
"Mungkin sangat membuat kamu kecewa."
"Kalau masih bisa di maafkan sih saya akan tetap melanjutkan hubungan kita. "
"Kamu cinta sama Mas itu definisi nya bagaimana? "
"Saya mencintai Mas, saya menerima Mas apa adanya. Bagi saya Mas itu penyemangat hidup saya. Sejak Mas mengisi ruang kosong saya, hidup saya terasa berbeda. "
"Kamu yakin akan menikah dengan pria seperti ini? yang kamu lihat tidak seperti yang kamu rasakan. Banyak cacat nya dan mungkin misal kamu tahu tak akan pernah bisa di maafkan. "
"Mas ngomong apa sih, nggak usah mengada - ngada. Kita ini mau menikah, besok kita photo prewedding kita, bulan depan kita akan menikah. "
******
"Tuh kan kopi sama rokok menyatu, paling kesal saya. " Ucap Adela saat melihat Irfan sedang merokok.
"Maaf, habis nggak merokok rasanya pahit." Ucap Irfan langsung mematikan rokok nya.
"Bang, saya lapar. " Ucap Adela.
"Abang beli dulu ya, kamu mau makan apa? "
"Nasi Rames saja ya. "
"Tambahan pakai kerupuknya udang ya. "
"Iya."
"Abang beli dulu. "
Adela menatap Irfan memasuki mobil nya dan tersenyum kecut ke arah pria yang kini memberikan perhatian nya kembali.
"Apakah saya lebih baik kembali sama kamu Bang? Tapi kedua orang tua kamu tak pernah menginginkan keluarga saya. Andai saya menikah sama kamu, saya harus melupakan mereka karena orang tua saya seperti itu. Sisi lain saya sayang sama kamu Bang, sisi lain saya juga sayang dengan keluarga saya."
*****
"Ini makan nya belepotan begini. " Irfan membersihkan sudut bibir Adela.
Namun tangan Irfan mengusap wajah Adela dan menatap nya dengan sangat dekat. Dan dengan segera tangan Irfan akan di tepis dari pipa Adela.
"Abang mohon kembali lah sama Abang. " Ucap Irfan memegang tangan Adela.
"Saya belum bisa jawab kembali." Ucap Adela.
"Apa ada seseorang yang kini ada di hati kamu? "
"Kalau saya katakan iya bagaimana? "
"Itu hak kamu. " Ucap Irfan menjauhkan tangan nya..
"Dia kini ada di hati saya, tapi saya masih belajar untuk melupakan dia. "
Irfan menatap kembali wajah Adela yang melanjutkan makan nya.
"Saya masih punya kesempatan dong. "
****
Suasana pendopo terlihat ramai, saat Raiz dan Anita sedang photo prewedding nya. Adela menatap dari jauh, dan saat itu Sony datang dan berdiri di samping Adela.
"Kalau tak kuat lebih baik kamu pergi. "
Adela tetap menatap Raiz dari jauh, terlihat senyum mengembang pada wajah nya dan perhatian yang dia curahkan pada Anita.
"Saya akan menjadi wanita yang kuat, saya akan siap menahan semua nya. Karena ini adalah resiko saya. "
"Ambil ini, proses telah selesai. Kamu sekarang resmi menjadi janda. "
Adela mengambil surat keputusan pengadilan Agama, dan terlihat akta cerai yang kini sedang dia pegang.
"Sangat cepat sekali proses nya? " Ucap Adela tersenyum pilu.
"Pak Raiz ingin semuanya beres, dan saya saran kan kamu berhenti untuk jadi Ajudan nya. Saya tidak ingin kamu menjadi orang ketiga." Ucap Sony pergi meninggalkan Adela.
Tatapan Adela sedikit buram karena mata yang berkaca - kaca, di remas nya akta cerai yang dirinya terima.
Raiz dari jauh tak sengaja menatap Adela, dan melihat Adela pergi meninggalkan pendopo.
"Maaf kan saya, kamu pasti sudah menerima nya hari ini. " Ucap Raiz dalam hatinya.
*****
Hiks... hiks.. hiks..
Ibu Nuri membelai kepala Adela yang berbalut hijab, tangis Adela tak henti saat setelah menerima akta cerai nya.
"Kalau cinta kenapa harus berpisah, seharusnya kalian lebih baik jujur. " Ucap Ibu Nuri.
"Lebih baik seperti ini Bu, saya harus mengalah. " Ucap Adela.
"Mengalah itu lebih sakit, apalagi kalian saling cinta. Dan harus di paksa untuk berpisah dan saling melupakan. "
"Resiko saya Bu, walau hati ini sangat sakit. Tolong biarkan saya menangis sepuasnya di pangkuan Ibu Nuri. " Ucap Adela terisak.
"Menangis lah sepuasnya, sampai kamu lega."
.
.
.
.
.
Maaf ya... up nya telat sama dikit, karena dari kemarin sibuk terus dan sedang merasakan capek, otak perlu di refresh untuk bisa buat mood yang baik demi hasil karya yang maksimal.. 🙏🙏🙏🙏