Dilarang Boom Like !!!
Biasakan membaca terlebih dahulu ya sayang 🥰
Aleta Winandra. gadis ceria yang suka membuat kegaduhan dimana pun dia berada bersama dengan teman-teman semaksiatan nya.
Mereka suka melakukan sesuatu hal diluar kewarasan manusia lainnya, dan selalu membuat orang lain sial saat berada di dekat mereka.
Namun suatu ketika, terjadi masalah dalam keluarga Aleta yang membuatnya harus melakukan sebuah rencana besar.
Dalam rencananya itu, Aleta melibatkan seorang pengusaha terkenal bernama Agra Mahesa.
"lihat saja. aku akan menjeratmu dan mengikatkan rantai diseluruh kehidupanmu," ucap Aleta disuatu malam.
Apakah Aleta bisa menjerat Agra ? atau malah Agra yang akan membakarnya dengan sifat liciknya ?
Yuuk ikuti kisah mereka yang penuh dengan tawa dan kegaduhan.
Jangan lupa follow IG Othor ya 🤭 ayu.andila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18. Rencana Penjebakan
Setelah satu jam menghabiskan waktu di club itu, Aleta dan teman-temannya memutuskan untuk segera pulang. namun mereka terlebih dulu membahas tentang rencana untuk menjebak Agra.
"gimana ?" Aleta bertanya sembari menikmati minuman yang baru dibeli oleh Lusi.
"kami udah mengecek sekitaran club, kayaknya kita bisa menjebak Agra disana," jawab Bima. ternyata tadi Bima dan Egi berkeliling club untuk memeriksa situasi disana.
"tapi apa mungkin berhasil ?" Aleta terlihat ragu dengan rencana mereka.
"harus yakin dong. pokoknya kita harus mempersiapkan semuanya dengan baik dan benar." Lusi mencoba untuk meyakinkannya.
"pertama, kita akan menyuap pelayan yang ada di sana untuk memberitahu kita kalau Agra datang ke club itu,"
"habis itu, kita akan memasukkan obat tidur ke dalam minumannya supaya kita bisa membawanya ke hotel,"
"baru kita akan membuat keluarganya datang ke hotel di mana kau dan Agra berada," jelas Lusi.
Aleta dan kedua temannya terlihat khusyuk mendengar segala penjelasan Lusi. tapi yang jadi masalah, bagaimana cara mereka untuk membuat keluarga Agra datang ke hotel yang telah mereka siapkan ?
"aku akan tanya papa, mana tau dia kenal salah satu keluarganya," tambah Lusi.
Aleta setuju dengan apa yang Lusi rencanakan. karna malam semakin larut, mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
*******
Beberapa hari setelahnya, Aleta mendapat kabar kalau malam ini Agra dan teman-temannya akan datang ke club malam itu.
Aleta dan teman-temannya pun segera bersiap untuk melakukan rencana mereka. Lusi juga sudah mendapat nomor ponsel pelayan yang bekerja di rumah orang tua Agra.
"dimana dia ?" Aleta melihat ke sana ke mari untuk mencari keberadaan Agra.
"dia disana." tunjuk Lusi pada kumpulan orang yang ada di sudut ruangan.
"apa semua persiapannya sudah selesai ?" Aleta bertanya pada Bima dan juga Egi.
"tenang aja, semua sudah beres," jawab Egi sambil menunjukkan jempolnya.
"duuh kok aku gelisah ya." Aleta merasa gugup untuk menjalankan aksinya.
"kau harus tenang Ale. ingat kalau sampai kita gagal, bisa malayang nyawa kita semua." ucap Lusi sembari menaruh tangannya dileher.
Aleta hanya diam sembari melihat ke arah Agra. dia menarik napas panjang untuk menenangkan diri, karna cuma ini satu-satunya jalan agar bisa membatalkan pernikahan sang kakak.
"ayo, kita dekati mereka," ajak Lusi sambil mendekat ke arah Agra dan teman-temannya.
"selamat malam tuan-tuan, apa kami boleh bergabung dengan kalian ?" tanya Lusi dengan wajah cerah secerah mentari pagi.
"heey Aleta, kau di sini ?" tanya Ricky yang ternyata duduk tepat di samping Agra.
"halo tampan, kita bertemu lagi," ucap Aleta sembari melambaikan tangannya. Agra yang melihat interaksi mereka mengerutkan keningnya.
"ngapain bocah ini di sini ?" Agra merasa akan ada sesuatu yang buruk terjadi padanya.
"maaf apa kami boleh duduk ?" Lusi kembali bertanya saat kakinya sudah mulai lelah untuk berdiri.
"silahkan silahkan." Rezie mempersilahkan mereka untuk duduk.
"loh, kakak kan..."
"apa. kau mau bilang soal nganu lagi," Rezie memotong ucapan Aleta. sedangkan Aleta hanya cengengesan saja melihat lelaki itu.
"apa-apaan mereka ini. kenapa mereka semua kenal dengan bocah itu." Agra terus menatap tajam pada Aleta.
Aleta yang merasa ada pandangan menusuk ke arahnya hanya membuang muka. dia tidak berani melihat sedikit pun ke arah Agra.
Kemudian Bima dan Egi mengajak mereka untuk minum. padahal Bima dan Egi sendiri baru dua kali meminum minuman beralkohol.
"gak pesan susu lagi ?" tanya Ricky sembari melihat ke arah Aleta.
"enggak lah, orang gak ada," jawab Aleta sambil manyun.
Sedangkan Agra yang mendengar percakapan mereka hanya memasang wajah yang sedikit bingung. dia tidak mengerti dengan susu yang dimaksud oleh mereka.
Suasana di club itu semakin malam semakin meriah. terlihat banyak yang sudah mabuk dan tekapar di tempat itu.
Aleta dan teman-temannya saling pandang, mereka mulai merencanakan aksi mereka. tak lama terlihat seorang pelayan datang dengan membawa minuman untuk mereka. pelayan itu melihat ke arah Aleta dan menganggukkan kepalanya. sepertinya dia memberi kode pada Aleta kalau tugasnya sudah dijalankan.
Agra dan teman-temannya yang tidak tau dengan rencana mereka hanya menikmati minuman itu tanpa ada curiga sedikit pun, padahal di dalam minuman itu sudah dimasukkan berbagai macam obat untuk mereka.
"tuan-tuan, apa kalian tidak ingin pulang ? inikan sudah sangat malam," ucap Lusi.
"benar, kita harus segera pulang," Agra langsung berdiri dari duduknya.
Mereka semua pun ikut berdiri dan keluar dari club itu. Rezie dan Ricky sudah masuk ke dalam mobil mereka. kebetulan Agra membawa mobil sendiri karna Felix tidak bisa ikut bersamanya.
Sedangkan Aleta dan yang lainnya memperhatikan mereka dari kejauhan. Aleta berharap kalau rencana mereka akan berjalan sukses.
Mobil Rezie sudah pergi meninggalkan club itu karna memang Aleta hanya memasukkan obat pusing di minuman mereka, sedangkan untuk minuman Agra dia memasukkan obat tidur yang akan membuat Agra tidak sadarkan diri.
Setelah beberapa saat menunggu, Aleta dan teman-temannya mendekat ke arah mobil Agra sambil mengendap-endap seperti maling. untung saja daerah parkir itu sedang sepi karna orang-orang yang ada di sana masih menikmati waktu mereka di dalam club.
"apa dia benar-benar tidak sadar ?" Aleta mengintip ke arah Agra yang terlihat tidak bergerak di dalam mobilnya.
"tentu saja. aku tadi udah masukkan banyak obat tidur untuk dia," jawab Lusi sambil membuka pintu mobil Agra.
Setelah memastikan kalau Agra benar-benar sudah tidak sadar, mereka melajukan mobilnya untuk ke hotel yang telah mereka siapkan sebelumnya.
Egi dan Bima memapah tubuh Agra untuk dibawa ke dalam kamarnya. padahal mereka berdua tapi tetap kewalahan untuk menopang berat badannya. setelah sampai di kamar, mereka meletakkan Agra dengan penuh kehati-hatian.
"sudah. ayo kita pergi," Lusi beranjak pergi dari kamar itu bersama dangan Egi dan Bima.
"tunggu, kalian harus membuka seluruh pakaian nya dulu." ucap Aleta. tidak mungkin dia sendiri yang menelanjangi lelaki itu.
Bima dan Egi membuka seluruh pakaian Agra tanpa menyisahkan satu helai benang pun sedangkan Aleta dan Lusi menunggu di balkon kamar itu.
"aturannya aku aja tadi yang nelanjangi Agra. hihihi," kelakar Lusi sambil membayangkan tubuh polos Agra yang mempesona.
"dia itu calon suamiku, enak aja kau mau liat," omel Aleta sambil melirik ke arah Egi dan juga Bima.
"gila. badannya bagus banget," ucap Bima sembari menyelimuti tubuh Agra. sepertinya mereka sudah selesai melakukan tugasnya.
"ayo, sekarang giliranmu Al," seru Egi yang lansung mendapat lemparan sendal dari Aleta.
"enak aja kau." ucapnya sambil cemberut.
Kemudian Lusi dan kedua temannya keluar dari ruangan itu, tak lupa kalau Lusi nanti akan menelpon pelayan dirumah Agra untuk memberitahukan tentang hal ini pada orangtuanya.
Aleta memperhatikan wajah Agra yang terlihat sangat tampan dan menawan. tubuhnya yang bagus dan perkasa semakin menambah kesempurnaannya.
"duuh ngapain liatin dia coba..." Aleta mengalihkan perhatiannya ke arah lain.
Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam. Aleta sudah izin pada mamanya untuk menginap dirumah Lusi sehingga mamanya itu tidak sibuk menelponnya di sana sini.
Kemudian Aleta segera melepas semua pakaiannya dihadapan Agra. untung saja dia tidur, kalau tidak sudah melotot matanya melihat pemandangan indah yang disuguhkan oleh Aleta.
Aleta mulai naik ke tempat tidur dan menuangkan cairan berwarna merah ke tempat tidur itu. kemudian dia merebahkan tubuhnya di samping Agra. dia harus menunggu sampai pagi, dan berharap semua akan sesuai dengan apa yang sudah dia rencanakan.
☆☆☆
waah berani bener mereka melakukan itu pada babang Agra, awas ketauan loh 😆
Terima kasih buat yang udah baca 😘
Nih pasti Aleta HAMIL,Dan Agra yg ngalamin mual2 dan ngidam,Dari tingkah Agra aja udah tau..
lucu dg ke absurdan Aleta sm emaknya